28 - Forget Me Not

331 11 1
                                    

Dua minggu berlalu. Welcome back to Jakarta.

Sambil mendorong troli berisi koper dan beberapa bungkusan oleh-oleh Shera mengedarkan pandangannya ke arah para penjemput yang berjubel di siang itu.
Diujung lorong dia melihat sahabatnya Mita yang ditemani Edo melambaikan tangan ke arahnya.

"Shera! Welcome back babe!" Mita memeluk erat sahabatnya.

"Hai Ta! Kangen banget sama elo. Gimana kalian persiapan kalian sudah semakin matang dong." sahut Shera.

"So far semua lancar sesuai rencana. Kelihatan gemukan nih. Makan mulu ya disana?" seru Mita.

"Masa sih? Kayaknya timbangan gue masih sama seperti tiga bulan lalu." ujar Shera.

"Bahagia dia, Yang. Selama di Aussie kan dapat banyak asupan "gizi" "sahut Edo sembari mengkodekan tanda petik dengan kedua tangannya.

"Gizi apaan?" seru Shera.

Mereka bertiga tertawa berderai sambil menuju parkiran.

"Ta, sementara gue numpang rumah lo dulu ya sampai gue nemu kost baru. Sorry jadi ngerepotin elo." ujar Shera saat mereka dalam perjalanan didalam mobil Edo.

"No worries Sher. Kayak sama siapa saja." jawab Mita.

"Lagian dari pada elo nginep di hotel kan cost-nya lumayan tuh mending sama Mita dulu lah. Toh di rumah Mita ada kamar kosong juga." timpal Edo.

"Thanks ya guys. Secepatnya gue akan cari kost-an biar ga numpang kelamaan di rumah Mita." ucap Shera.

"Santai saja Sher. Enggak usah buru-buru. Oh iya, elo belum makan siang kan? Kita makan dulu ya." ajak Mita.

"Ok. Sudah kangen gue sama masakan Indo." seru Shera.


Mereka tiba di sebuah rumah makan padang yang cukup terkenal di Jakarta. Sambil menikmati makan siang Shera bercerita pengalamannya selama di Sydney. Selesai makan siang Edo membayar ke kasir saat kembali ke meja dia seolah  mengkodekan sesuatu pada Mita. Melihat gesture kedua temannya Shera menangkap ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Suasana yang tadinya akrab berubah menjadi canggung.

"Kalian ada apa sih?" tanya Shera melihat kedua temannya bersikap aneh.

"Em.... Sher...." Mita terbata-bata ingin menyampaikan sesuatu sambil sesekali melirik ke arah Edo.

"Sudah kamu kasih tahu saja." ujar Edo pada Mita.

"Lo mau ngomong apa sih, Ta?" Shera semakin penasaran. Perasaannya tidak enak.

Mita menghela nafas sebelum menyampaikan niatnya.

"Jadi gini Sher ada yang mau gue dan Edo sampaikan tapi sebelumnya kita minta maaf kalau baru bisa kasih tahu ini sekarang." ujar Mita.

Perasaan Shera semakin tak keruan. Pikirannya sudah kemana-mana.

"Tentang apa?" tanya Shera penasaran.

"Tentang....." Mita menahan kata-katanya lalu melihat kearah Edo seakan butuh dukungan. Edo menganggukan kepala lalu meminta Mita melanjutkan kata-katanya.

"Apaan sih Ta? Buruan deh jangan bikin gue deg-degan gini." seru Shera tak sabaran. "Tentang apa sih?" tanyanya lagi.

"Tentang pak Ravel." jawab Mita.

"Oh tentang dia kirain apaan. Sudahlah Ta, kan elo tahu hubungan gue sama dia sudah berakhir. Ngapain sih elo masih...."

"Pak Ravel kecelakaan." potong Mita.

Shera terkesiap mendengarnya.

"Dua hari yang lalu kejadiannya. Sekarang kondisinya kritis masih belum sadarkan diri. Sorry kalau gue enggak kasih tahu elo kemarin karena gue enggak mau elo kepikiran. Rencananya gue sama Edo habis ini mau jenguk ke rumah sakit, elo ikut ya." pinta Mita

I'm Already YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang