25 - MEL'S

231 9 0
                                    

London, kota sejuta kenangan buat Ravel. Hari ini untuk pertama kalinya dia kembali menginjakan kaki di kota itu demi urusan bisnis perusahaannya setelah satu dekade dia meninggalkan kota ini dengan segala kenangannya. Angin semilir berhembus menerpa wajahnya sesaat setelah dia keluar dari bandara London Heathrow, seorang staff Grand Royal hotel menyapanya didekat pintu masuk sambil menunjukan papan nama bertuliskan nama Ravel. Dia mengikuti orang itu lalu naik ke sebuah mobil sedan mewah yang sudah menunggunya. Beberapa saat kemudian dia tiba di sebuah hotel mewah di pusat kota. Urusan bisnis kali ini dia lakukan sendirian karena menyangkut rahasia perusahaan. Sore itu sengaja Ravel mengosongkan jadwalnya dia ingin menikmati dulu suasana London sebelum besok deretan jadwal meeting sudah menantinya. Setelah menaruh barang-barang di kamarnya Ravel keluar dari hotel dan berjalan kaki mengitari daerah disekelilingnya. Kota ini nyaris tidak berubah suasananya masih terasa sama seperti dulu saat dia tinggal disini.

Ravel pergi mengunjungi cafe shop yang letaknya tak jauh dari apartemen tempat tinggalnya dulu. Cafe shop itu sama sekali tidak berubah tampilannya yang old fashion menjadi ciri khasnya sejak dulu. Ravel masuk ke dalam kafe dan memesan kopi kesukaannya sejak jaman kuliah, Cappuccino Latte lengkap dengan latte art diatasnya. Baru saja dia selesai membayar sambil menunggu pesanannya seorang perempuan muncul disampingnya memesan menu yang sama hanya dengan tambahan bubuk cinnamon diatasnya. Ravel seperti mengenal menu kopi pesanan itu lalu dia menoleh kearah pemesannya serta merta jantungnya berdegup kencang tak mungkin dia salah orang, perempuan itu adalah Melissa. Perempuan yang dulu pernah singgah dihatinya.

"Melissa?" sapa Ravel.

Perempuan itu menoleh sama seperti Ravel tak kalah terkejutnya Melissa melihat laki-laki yang dulu sempat menjadi kekasihnya dan pernah dia campakkan kini berdiri dihadapannya.

"Ravel?" tanya Melissa tak percaya.

"Hai apa kabar?" tanya Ravel membuyarkan lamunan Melissa.

"Oh hai, I'm fine. Kamu balik lagi ke London?"

"Enggak, kebetulan saya lagi ada urusan bisnis disini. Masih setia dengan pesanan kamu dari dulu?"

"Oh iya cinnamon still my favorite one. Kok ada disini?"

"Mumpung lagi disini jadi ingin kemari kangen sama rasa kopinya. Kamu terlihat agak kurusan dan sedikit pucat. Sakit?"

"Eh..... Kamu enggak lagi buru-buru kan? Duduk dulu yuk." ajak Melissa tak menjawab pertanyaan Ravel.

Ravel mengikuti Melissa duduk di salah satu sofa disudut kafe.

"Saya sehat Vel, perasaan kamu saja kali lihat saya seperti orang sakit. Kamu kapan sampai? Nginap dimana?" lanjut Melissa seolah menutupi sesuatu.

"Baru sampai siang tadi. Saya nginap di Grand Royal."

"Wow hotel mewah disini. Kesini karena ada meeting?"

"Begitulah, apalagi kalau bukan meeting." jawab Ravel setengah bergurau. "Kamu sendiri sekarang sibuk apa?"

"Masih jadi marketing di salah satu majalah mode disini. Masih belum move on dengan kehidupan sales."

"Hari ini kamu sedang libur? Kok bisa ada disini jam segini?"

"Jam kerja saya flexible anytime yang penting target tercapai dan enggak selalu harus masuk kantor. Kamu tahu kan saya paling anti duduk diam dibelakang meja."

"Oh iya, perempuan yang tidak pernah bisa diam. Harusnya kamu kerja jadi tour guide biar bisa jalan-jalan terus tapi tetap dapat uang."

"Itu dia saya memang salah pilih jurusan. Hahahahha."

"Ngomong-ngomong gimana kabar keluarga kamu? Sudah berapa anaknya?"

"Em... keluarga saya baik. Anak saya satu cuma sekarang dia sudah enggak tinggal sama saya."

I'm Already YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang