29 - We're Belong Together

832 22 0
                                    

Sepulang dari kost-an Shera Ravel kembali ke kantornya. Beberapa staff terkejut melihat penampilan Ravel dengan tangan di perban dan kemejanya yang terciprat noda darah tergulung sampai setengah lengan. Pemandangan yang jarang dijumpai mengingat Ravel termasuk orang yang rapi dalam berpakaian saat di kantor. Selesai meeting malam itu dia memanggil Wawan, Presdir Lim Group sekaligus temannya.

"Masuk." sahutnya mendengar suara pintu ruangannya diketuk seseorang.

"Itu tangan kenapa bro?" sapa Wawan yang sudah terbiasa akrab memanggil Ravel.

"Biasa kecelakaan kecil, no worries."

"Belakangan lo kok jadi ceroboh gini sih? Hati-hati lah."

"Hahaha bukannya sudah dari dulu gue ceroboh?"

"Belum pernah separah ini sebelumnya. So, ada apa elo manggil gue?"

"Wan, gue mau minta tolong."

"Tentang?"

"Lo ingat kan gue punya satu apartemen di Rosefield nganggur yang memang sengaja enggak pernah gue sewain ke orang lain."

"Yup. Lalu?"

"Gue mau sewain itu ke seseorang tapi gue mau sewain pakai nama elo jadi nanti kontrak sewa apartemen itu dibuat atas nama elo. Gue ga mau tuh orang tahu gue pemilik sebenarnya. Gue sudah bilang sama Iwan PIC yang di apartemen seandainya orang itu butuh ketemu pemiliknya nanti elo yang akan datang wakilin gue."

"Kenapa ga elo sendiri saja sih?"

"Elo ga perlu tahu alasan sebenarnya so help me bro!"

"Ok. Tapi siapa sih orang ini sampai elo rela sewain apartemen kesayangan lo itu sama dia?"

"Adalah... elo gue kasih tahu juga enggak kenal."

"Cewek bro?"

Ravel tidak menjawab dia malah sibuk menulis sesuatu di laptopnya.

"Serius bro? Cewek? Jadi sekarang elo udah tobat? OMG Vel, kayak mana tuh perempuan bisa naklukin elo kasih lihat gue orangnya." lanjut Wawan.

"Pssttt! Nih gue sudah buatin kontrak sewanya nanti gue send email ke Iwan CC elo nextnya paling elo cuma tanda tangan di atas materai saja." Ravel mengarahkan layar laptopnya ke Wawan. "Satu lagi gue sewain apartemen ini sebulan tiga juta nett sudah termasuk iuran bulanannya. Kalau orang itu nawar elo okein saja yang penting dia setuju sewa apartemen gue. Paham kan lo?"

"Wow....wow....wow... tiga juta sebulan nett termasuk iuran bulanan? Elo kesambet apaan bro sampai di obral gini? Cinta mati ya?"

"Sudah elo enggak usah banyak omong tinggal lo jalanin saja gue cuma minta tolong pinjam nama lo."

"Terus yang hubungin orang itu siapa? Bagaimana dia bisa tahu elo sewain apartemennya?"

"Itu urusan gue. Elo tinggal terima telepon saja entah dari Iwan atau orang itu untuk tanda tangan kontraknya."

"Ok. Tapi gue boleh dong di sounding namanya? Jangan sampai ada orang lain yang telepon gue main gue iyain saja ternyata salah orang."

"Seraphina. Itu namanya."

"I see. Gue senang akhirnya lo bisa move on dari si Melissa." gurau Wawan.

"Rese lo!"

Sebelum Ravel melempar pulpennya Wawan sudah keburu menghilang dibalik pintu.


Beberapa hari kemudian Shera menerima telepon dari Mita yang memintanya untuk datang kerumahnya. Setiba di rumah Mita dia sempat bertemu dengan Edo yang pamitan hendak mengantar oleh-oleh untuk teman-temannya.

I'm Already YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang