14 - Aku, Kamu & Dia

338 18 0
                                    

Untuk pertama kalinya sejak sepuluh tahun yang lalu Ravel bisa merasa nyaman dengan seorang perempuan. Selama ini Ravel tidak mau berurusan dengan perempuan, dia begitu menjaga perasaannya supaya tidak jatuh cinta lagi. Tapi hari ini pertahanannya gagal setelah dia melewati beberapa saat bersama Shera, Ravel merasa suka dengan Shera. Sejak insiden tabrakan di lobby Ravel sebenarnya sudah terkesan dengan perilaku Shera. Shera yang bisa mengomel tanpa pandang situasi, Shera yang supel, Shera yang lucu kalau sedang salah tingkah, Shera yang selalu tampil apa adanya membuat dirinya tak mampu menahan perasaannya. Setiap bertemu Shera selalu ada hal baru yang dia dapatkan. Entah mengapa Shera bisa membuat Ravel membuka ruang hatinya yang selama ini tertutup rapat.

Setibanya di apartemen setelah mengantar Shera, Ravel segera menyimpan buah strawberry pemberian papa Shera ke dalam kulkas lalu membawa barang bawaannya ke kamarnya yang terletak diatas. Selesai membersihkan diri Ravel berbaring di tempat tidurnya dan melihat ponselnya. Beberapa saat dipandanginya nomer telepon Shera, dia ingin sekali menghubunginya tapi niat itu dibatalkan. Ravel memberi dirinya waktu mengatur kembali perasaannya dan dia memutuskan untuk pergi tidur.

Sementara di kost-an mata Shera terus terjaga. Shera merasa ada yang aneh dengan perasaannya terhadap Ravel sejak mereka ke Bandung ditambah dengan permintaan Ravel sebelum meninggalkan kost-nya sukses membuat Shera tidak bisa tidur. Sejauh ini tekadnya untuk tidak pernah suka dengan cowok manapun selalu berhasil. Tapi kenapa dihadapan Ravel seolah tekad itu lenyap tak berbekas. Ravel selalu bisa membuat dirinya tidak berkutik tanpa harus bertindak berlebihan seperti yang biasanya cowok-cowok lain lakukan kepada dirinya. Ravel selalu punya caranya sendiri yang bisa membuat Shera sedikit demi sedikit melunturkan tekadnya. Shera menutup kepalanya dengan bantal berharap perasaannya dapat diredam dan dia dapat pergi tidur.

Keesokan harinya Shera berangkat ke kantor dengan mata masih berat. Semalam dia baru bisa tidur jam satu pagi akibatnya sekarang badannya agak meriang dan tenggorokannya agak sakit. Setibanya di lobby kantor Shera melewati pintu akses lalu masuk ke dalam lift. Setelah pintu lift terbuka Shera langsung keluar dari lift sesaat dia baru menyadari kalau itu bukan lantai ruang kerjanya. Dilihatnya angka 20 di sisi lift ternyata dia salah lantai. Shera menepuk dahinya menyesali kebodohannya karena tidak fokus. Baru saja dia hendak menekan tombol lift mba Putri menyapanya.

"Shera! Kebetulan banget kamu ada disini. Saya mau kasih uang yang kemarin kamu lunch sama pak Ravel. Yuk ikut saya." seru mba Putri.

Tanpa banyak kata Shera mengikuti mba Putri ke ruang kerjanya.

"Ini Sher uangnya, kamu hitung lagi jumlahnya sesuai slip kalau sudah kamu tanda tangan disini." Mba Putri menunjuk kolom pada tanda terima dan memberikan sebuah amplop putih kepadanya.

Shera membuka amplop menghitung uangnya lalu menandatangani kolom yang ditunjuk mba Putri.

"Terima kasih ya mba." Shera menyimpan amplop itu ke dalam tasnya.

"Sama-sama Sher. Sorry ya kalau lama."

"Enggak apa-apa mba yang penting kan cair. Saya balik dulu ya keruangan." Jawab Shera.

"Tumben pagi-pagi kamu ke sini, lagi ada yang mau ditemui?" tanya mba Putri.

"Eh... enggak mba, saya tadi salah turun lantai."

"Loh kok bisa? Kurang fokus kamu?"

"Iya nih, semalam kurang tidur. Mari mba saya balik dulu ke ruangan."

"Oke Sher, jangan sampai salah lantai lagi ya."

Shera tersenyum mengangguk ke arah mba Putri.

Sampai di lantai 17 ruang kerjanya Shera menaruh tasnya di sisi bangku lalu teringat untuk membagikan buah strawberry yang dia bawa untuk teman-temannya.

I'm Already YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang