18 - Pertemuan Tak Terduga

273 16 1
                                    

Beberapa minggu sejak kejadian itu Shera mulai bisa memaafkan Deva atas kejadian makan siang kemarin. Tapi perasaannya pada Ravel mulai memudar seiiring mereka sudah tidak pernah saling bertemu satu sama lain.

Suatu hari sepulang kerja Shera berniat mampir ke mall dekat kantor mencari beberapa keperluan pribadi sembari menikmati es krim pesanannya dia berkeliling mall. Saat melangkah dari eskalator dia bertubrukan dengan seseorang yang hendak naik eskalator. Es krim yang isinya masih sisa setengah itu terjatuh dan sebagian mengotori pakaian Shera.

"Sorry." sahut orang itu tanpa melihat wajah korbannya.

Shera hendak melampiaskan amarahnya saat dia menoleh ke arah pelaku seketika raut wajahnya berubah. Sosok yang selama ini menghilang tiba-tiba muncul dihadapannya. Dilihatnya Ravel panik sambil membantunya berdiri dan mengarahkan Shera ke pinggir eskalator seolah menebus rasa bersalahnya Ravel mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya mulai membersihkan tumpahan es krim di baju dan tangan Shera, dia belum sadar siapa korbannya. Diperlakukan seperti itu hati Shera kembali berdesir.

"Masih belum hilang kebiasaan jalan sambil lihat HP?" tegur Shera.

Ravel berhenti mengelap lalu menoleh ke sumber suara. Dia terkejut mengetahui korbannya adalah Shera. Oleh Shera disingkirkan tangan Ravel lalu dia mengambil tissue basah dari tasnya melanjutkan membersihkan baju dan tangannya yang terciprat es krim.

"Shera?" tanya Ravel tak percaya. "Baru pulang kantor?" lanjutnya. Shera mengangguk sambil masih tetap sibuk merapikan baju dan tangannya dari sisa-sisa es krim.

"Sendirian?" tanya Ravel lagi sambil celingukan seolah mencari seseorang. Shera kembali mengangguk.

"Sorry, saya tadi enggak lihat jadi ...." Ravel berusaha menjelaskan.

"It's ok, sudah tau kok alasannya lagian sudah bersih juga."

"Kamu mau ke toilet dulu atau ..."

"Enggak apa-apa kok Vel, sudah bersih."

"Lama enggak ketemu sekali ketemu malah kejadian gini. Kamu apa kabar?"

"Baik, Kamu sendiri?" Shera balas bertanya.

"Baik juga." balas Ravel.

"Jam segini ada di mall habis meeting?" tanya Shera lagi.

"Enggak, kebetulan lagi ada yang mau dicari."

"Cari apa?"

"Kado."

"Kado?"

"Iya, buat kak Patrice."

"Oh... ulang tahun ?"

"Bukan, dia melahirkan tadi pagi. Saya mau jenguk tapi mau cari kado dulu untuk keponakan yang baru lahir. Kamu habis ini mau kemana? Ada acara lain atau mau cari pengganti es krim?"

"Hahaha... lupain saja masalah es krim tadi. Saya mau cari sesuatu juga memangnya ada apa?"

"Temani saya cari kado yuk, sekalian ngobrol sudah lama kita enggak ketemu. " ajak Ravel.

"Mau cari dimana rencananya?" seraya mengamini ajakan Ravel.

"Justru itu saya bingung makanya ajak kamu buat bantu. Biasanya perempuan kan lebih paham. Maklum biasanya urusan begini sekretaris saya, Ira, yang atur tapi hari ini dia cuti jadi terpaksa saya cari sendiri."

Mereka berjalan menyusuri mall dan akhirnya tiba di depan toko perlengkapan bayi, Shera mengajak Ravel untuk masuk melihat-lihat.

"Anaknya kak Patrice laki-laki atau perempuan?" tanya Shera.

I'm Already YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang