2 - R G L

704 49 2
                                    

Hari Jumat Shera pergi ke kantor mengenakan baju kasual dipadu dengan sepatu sneakers favoritnya. Dia melangkahkan kakinya santai masuk ke gedung kantornya. Moodnya cukup baik karena besok wiken saatnya dia me time di kamar kost-nya. Baru saja dia mau mengeluarkan kartu akses dari dalam tasnya tiba-tiba Bruuuuuukkk !!!

"Aw...aw.... arghh", Shera refleks berteriak sambil mengibas-ngibas tangan kanannya.

Tampak cairan kopi panas menetes di ujung jari-jari tangan kanannya. Sesaat dia melihat kearah bajunya, aman ga ada yang kecipratan. Cuma ujung sneakers kanan sedikit kena tumpahan kopi. Rasa panas seperti terbakar menjalar di lengan kanan. Shera meringis menahan rasa terbakar di lengan kanannya.

"Sorry... sorry.... tangan kamu enggak apa-apa? terdengar suara cowok dengan nada bersalah.

"Ini di lap dulu mba lengannya" seraya memberikan tissue.

Setelah Shera meriah tissue yang diberikan, tangan cowok itu langsung membasuh lengan kanan Shera dengan tissue lainnya.

"Aw... enggak usah dibantu, malah makin sakit tangan gue." sambil Shera mendongak ke arah muka si pelaku.

"Astaga! mas, pak, om lagi??? Nabrak saya lagi? "

"Eh... kamu....eh....saya..."

"Kenapa sih gue sial mulu tiap ketemu sama lo?"

Belum selesai cowok itu menjelaskan Shera sudah melanjutkan amarahnya. Dia sudah tidak pikir panjang mau orang itu siapa Shera sudah tidak peduli. Emosinya sudah di puncak kepala. Rasanya dia ingin menelan bulat-bulat pelaku yang menumpahkan kopi super panas ke tangan kanannya.

"Iya, saya minta maaf. Kebiasaan jelek saya... "

"Kalau sudah tau kebiasaan lo tuh jelek, kenapa masih diulangin? Bikin susah orang saja pagi-pagi." semprot Shera lalu segera berlalu meninggalkan cowok itu.

Shera sudah masuk ke dalam lift, tetapi cowok itu masih berdiri ditempat yang sama. Ditangannya masih ada gelas kopi yang isinya sudah tumpah setengah dan tissue bekas membasuh tangan Shera. Mukanya tampak muram. Sudah dua kali di lobby yang sama dia di semprot gadis mungil karena kesalahan yang sama. Tidak sopan sekali gadis itu marah-marah kepadanya didepan umum rasanya ingin dia membalas kemarahan gadis itu tapi dia sadar diri kalau posisinya yang salah. Sedikit mengutuki kebodohannya cowok itu berjalan kearah pintu keluar lobby sambil membuang tissue dan gelas kopi ke tempat sampah tepat di samping pintu keluar lobby.

Dia berjalan kearah mobil SUV mewah yang terparkir di depan pintu lobby kantor Shera lalu mengemudikan mobilnya mengarah ke gedung yang menjulang tinggi tepat 3 blok dari kantor Shera. Gedung itu terlihat lebih prestisius daripada gedung kantor Shera. Diujung atas gedung itu telihat jelas nama perusahaan besar yang sudah terkenal seantero negeri.

Cowok itu memarkirkan mobilnya di depan lobby gedung prestisius tersebut. Sambil menyampirkan tas di bahunya dia memasuki gedung itu. Orang-orang disekitarnya terlihat segan dan hormat kepadanya. Beberapa diantaranya juga membungkuk mengucapkan selamat pagi kepadanya. Dia selalu membalasnya dengan ramah. Langkahnya santai aura wibawa nampak jelas pada diri pria itu. Sesaat sampai didepan pintu akses, pintu itu langsung terbuka seakan tahu siapa yang akan melewatinya. Dia pun melanjutkan langkahnya menuju lift paling ujung, tangan kanannya dipindai dilayar yang ada di samping pintu lift sesaat kemudian pintu lift terbuka lalu dia masuk ke dalam lift. Tanpa menyentuh apapun lift langsung bergerak menuju lantai 25.

"Selamat pagi pak" seru seorang perempuan cantik yang duduk diseberang ruang kerjanya yang besar, yang kemudian diketahui bernama Ira, sekretarisnya.

"Pagi Ira."

"Tumben tidak bawa kopi instant lagi pak?"

" Iya, mendadak lagi enggak kepengen. Nanti tolong buatkan saya kopi saja seperti biasa."

I'm Already YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang