40. Asing?

227 37 3
                                    

Hari demi hari telah dilewati oleh kedua insan yang masih dalam zona salah paham. Keduanya sama-sama tidak mempunyai nyali untuk kembali berkomunikasi seperti biasanya. Kini semuanya benar-benar sangat asing dan seperti tak pernah ada kata kenal. Meski masih terlibat dalam hubungan pacaran, keduanya sama sekali tak pernah lagi bertatapan, bersenda gurau, apalagi pergi ke sekolah bersama. Semakin hari keduanya semakin rengang hingga suatu hari...

"Apa gue udahi aja hubungan ini? Percuma kalau punya hubungan tapi serasa asing"

"Jangan ambil keputusan sendiri! Kalau dari awal keputusan diambil bersama, berarti kali ini juga harus keputusan bersama, jangan sepihak!"

"Pikir dua kali sebelum bertindak!"

"Jangan sampe Lo nyesel di lain hari!"

Ucapan ketiga seseorang itu berhasil membuat cowo tampan itu terdiam dan mencoba mencerna apa yang dikatakan ketiga orang itu.

"Ini memang berat buat Lo, tapi apapun nanti kedepannya, gue yakin Lo bisa nerimanya dengan ikhlas"

"Ini semua gak akan terjadi kalau Lo gak akan memulainya duluan"

"Tak akan ada asap kalau tak ada api!"

Lanjut ketiganya seraya memposisikan duduk di bangku taman belakang sekolah. Cowo tampan itu sama sekali tak membalas pernyataan dari ketiga orang itu. Justru ia hanya diam dengan tatapan kosong ke depan.

"Gue tau masalah ini gue yang mulai duluan, tapi mau sampai kapan? Sedangkan kita berdua aja sama-sama gak saling sapa!"

"Yaudah kalau dia gak nyapa Lo, berarti Lo yang harus sapa dia duluan" sahut Rey menepuk pundak Rassya.

"Gabisa Rey, percuma! Udah gue coba, tapi dia tetap cuek ke gue!"

"Ini ujian buat Lo! Gue sebagai sahabat Lo hanya bisa nyemangati Lo" dianggukan oleh Jampang dan Rey kompak.

"Gue yakin Lo pasti bisa! Kembalilah berlayar ZASYA!" Sahut Jampang memberi semangat dan membuat Rassya tersenyum nyerkah.

"Gue harap kalian bisa kayak dulu lagi ya. Kita kangen bucin kalian!" Tutur Rey tersenyum.

Sedangkan di sisi lain, terlihat seorang gadis cantik yang tengah duduk sendirian di rooftop dengan memandangi layar handphone.

"Sampai kapan kita begini terus Sya? Aku pengen baikan sama kamu, tapi ketika pikiran aku kembali mengingat kejadian itu, membuat aku berpikir dua kali untuk menyapa mu" gumam gadis tersebut seraya memandangi sebuah foto dirinya dan seorang cowo yang berstatus pacaran dengannya.

Drrrtt.... Drrrtt....

Tiba-tiba handphonennya bergetar dan terlihat sebuah nomor contact tak dikenal dengan memvideo callnya. Karena penasaran, segera gadis itu mengangkatnya dan...

"Ini siap...."

"AZA!!!"

"NOVI?!!"

"Iya Za ini gue! Lo apa kabar?"

"Alhamdulillah baik! Lo gimana?"

"Alhamdulillah gue juga baik. Eh Lo kenapa, habis nangis?"

"Hah? E-enggak kok"

"Seriusan? Jangan bohong! Itu mata Lo sembab Aza!"

"Enggak Vi, gue gak nangis!"

"Mungkin Lo bisa bohongin orang, tapi Lo gak bisa bohongin gue Za! Cerita sama gue, Lo kenapa?"

"Za are you okay? Hey kok nangis lagi?"

ZASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang