38. Kecewa yang mendalam

244 39 17
                                    

"AZA!" Aza terus berlari tanpa arah, sama sekali tidak mengubris panggilan seseorang itu.

"Za tunggu Za!"

"Apa sih Yan?!" Ketus Aza mulai habis kesabaran dengan Zayyan yang terus menerus mengejar dan memanggilnya.

"Lo kenapa sih sih belakangan ini selalu ngejauh dari gue? Emang gue salah apa? Biasanya Lo gak kayak gini sama gue!"

"Gue gak ada waktu buat bahas itu" Zayyan gercep menarik tangan Aza sebelum Aza kembali pergi jauh. "tunggu Za! Gue belum kelar ngomong!"

"Gue.enggak.ada.waktu.buat.bahas.itu.ngerti?!!!" Tegas Aza seraya menekan setiap kata kemudian berlalu pergi menghempas tangan Zayyan dengan keras dan membuat Zayyan terdiam membeku.

"Enggak! Gua gak bisa diem aja! Gue gak tega ngeliat Aza sakit hati gini! Cara Viona bener-bener diluar ekspektasi gue!"

"Gue gak bisa maksa Aza buat suka sama gue! Iya, gue harus bantu Aza! Gue gak rela Aza tersakiti dengan cara bodoh Viona!" Lanjut Zayyan seraya menggenggam keras kedua tangannya dan mengubur semua rasa amarahnya pada Viona.

.-.-.-.-.

"Lo mau makan apa?"

"Gue masih kenyang, Lo aja"

"Jangan dong, gue yakin pasti Lo belum makan kan?"

"Gue udah kenyang Viona!" Tutur Rassya sedikit kesal.

"Lo kenapa sih Sya, bad mood banget?"

"Gak papa"

"Eh Lo mau kemana?"

"Kelas!" Balas Rassya seraya terus beranjak pergi dari kantin menuju kelas, meninggalkan Viona sendiri.

"Akhh! Jadi gagal kan gue buat makan bareng Rassya!" Viona memukul meja kantin dengan kerasnya, membuat anak-anak yang ada di kantin menatap kaget kearahnya.

"Heh! Rusak lah mejanya kalau Lo pukul gitu!"

"Kalau jebol gimana!"

"Jangan mentang-mentang Lo famous, Lo bisa seenaknya aja ngerusak barang sekolah!"

Kurang lebih begitulah oceh anak-anak pada Viona yang kesal dengan kelakuannya yang seenaknya memukul meja yang tak berdosa itu.

"BANYAK BACOT LO SEMUA!!!" ketus Viona tak mau kalah, kemudian berlalu pergi dari kantin. "HOOOO!!" Anak-anak meneriakki Viona.

"Za? Disini ternyata, aku kira masih di perpus" Rassya kaget melihat keberadaan Aza di kelas seraya memainkan handphonenya.

"Za, kok tumben kamu ke perpus?" Tanya Rassya seraya mulai duduk di samping Aza.

"Gak papa" dingin Aza.

"Kamu kenapa sih Za, kok jadi dingin gini ke aku? Baru juga tadi malam kita senang-senang" tutur Rassya seraya merapikan rambut Aza yang sedikit berantakan.

"Lepas! Aku mau ke toilet!" Aza menghempaskan tangan Rassya dan beranjak pergi. Rassya sangat kaget dengan perlakuan Aza padanya. Tak biasanya Aza bersikap begitu cuek pp
adanya.

"Kenapa Lo sama Aza?" Tanya Rey yang melihat perdebatan singkat Rassya dan Aza. "Entah lah, capek gue"

"Lo debat sama Aza gara-gara apa sih Sya? Sampe Aza bersikap dingin gitu sama Lo?" Kiesha benar-benar penasaran dengan masalah yang terdapat pada Rassya dan Aza, sampai-sampai ia mengubah duduknya berpindah tepat di depan Rassya. (Kiesha duduk di belakang)

"Gue gak tau Sha! Makannya gue heran kenapa Aza bisa dingin banget sama gue. Dari tadi pagi dia ngehindar terus sama gue" keluh Rassya.

"Jangan-jangan...." Terka Jampang dan membuat tiga sejoli itu dilanda penasaran.

"Jangan-jangan apa?!" Tanya ketiga sejoli itu kompak. "Jangan-jangan Lo sama Aza debat gara-gara Lo tadi pagi bonceng Viona?!!!"

Pernyataan Jampang berhasil membuat Rassya, Rey dan Kiesha tercengang kaget. Rassya yang baru sadar akan kelakuannya karena tidak minta izin pada Aza untuk pergi ke sekolah bareng Viona. Sedangkan Rey dan Kiesha sama sekali tidak tau berita HOT ini.

"RASSYA BONCENG VIONA?!!!" Rey dan Kiesha terkejud tak percaya. Ucapan mereka hanya dibalaskan dengan anggukan dari Jampang. Sedangkan Rassya masih setia berdiam diri.

"HEBAT! Hebat Lo Sya! Pantes aja Aza dingin ke elo! Ternyata Lo pergi sama cewe lain!" Gertak Rey sangat kecewa pada sang sepupu seraya bertepuk tangan dan menganggukkan kepala.

"Lo pergi sama Viona, Lo ada pamit sama aja gak?" Rassya menggeleng dan membuat ketiga sahabat sangat kecewa dengan perlakuannya pada Aza.

"Sya! Harusnya Lo ngerti dong, Lo udah punya Aza! Jangan rakus jadi cowo! Kalau udah punya yaudah, jangan cari yang lain!"

"Lo udah kelewatan Sya! Harusnya Lo kasih tau Aza dulu kalau Lo mau pergi bareng Viona! Lo harus minta persetujuan Aza dulu. Bukannya langsung pergi gitu aja, tanpa sepengetahuan Aza!!"

"Sekarang Lo mau gimana coba hah?! Aza udah terlanjur kecewa dan marah sama Lo! Pasti dia ngerasa kalau Lo cuma mainin hati dia!!!"

Crocos ketiga sahabat Rassya tanpa henti dengan tatapan tajam dan rasa kecewa yang mendalam. Betapa panasnya telinga Rassya mendengar semua ocehan yang keluar dari mulut ketiga sahabatnya.

"STOP!!! Asal Lo bertiga tau ya, gue pergi sama Viona atas permintaan maaf gue karena selama ini gue selalu cuek ke dia. Padahal dia udah rela donorin darahnya buat kesembuhan gue!" Tutur Rassya tak kalah keras, berusaha membela dirinya sendiri.

"Hah apa, donorin darah? Oke fine iya emang Viona donorin darah buat Lo! Tapi asal Lo tau Sya, bukan dia aja yang donorin darahnya buat Lo, tapi Nyokap Lo juga RASSYA!!!"

"Nyokap Lo juga Sya! Tapi apa yang Lo kasih ke Nyokap Lo, gak ada kan? Justru malah Lo ngasih perhatian lebih ke Viona, seolah-olah dia itu pacar Lo!"

"Sadar Sya! Sadar! Pacar Lo itu AZA, bukan VIONA!!!!"

Lagi dan lagi Rey, Kiesha dan Jampang dibuat emosi oleh Rassya. Wajah mereka kini terlihat sangat merah padam dan napas yang menderu sesak akibat menekan semua perkataan pedas mereka pada Rassya. Mereka tidak mengerti lagi dengan isi pikiran Rassya sahabatnya.

"ENGGAK! GAK MUNGKIN! Jelas-jelas Viona nyeritain semua ke gue kalau cuma dia yang donorin darahnya ke gue!!!" Ujar Rassya.

"BODOH! Lo terlalu bodoh tau gak! Lo lebih percaya cewe iblis itu daripada kita!!! Terutama gue, sepupu Lo sendiri! Gue gak mungkin bohong Sya sama Lo!" Ketus Rey marah tingkat tinggi. Kiesha dan Jampang hanya bisa diam dan geleng-geleng kepala.

"TERSERAH! Terserah Lo mau bilang gue bodoh atau sebagainya! Intinya kalau nyokap gue juga donorin darah ke gue, pasti dia bakal kasih tau ke gue! Nyatanya sampe sekarang nyokap gue gak ada kasih tau apa-apa ke gue!!!" Gertak Rassya kemudian berlalu pergi dari kelas. Tak kuasa menahan telinganya yang mulai panas mendengar semua ketusan pedas dari Kiesha, Rey dan Jampang.

"KECEWA GUE SAMA LO SYA!!!" teriak Rey dengan urat-urat ototnya yang menjulang keluar.

"Rey sabar Rey sabar!" Jampang berusaha membuat Rey tenang, tetapi...

"SABAR?! Lo bilang gue harus sabar?! Gue cape Pang, gue cape punya sepupu yang susah dibilangin kayak dia!!!" ketus Rey menunjuk kearah Rassya yang masih terlihat punggungnya.

Jampang tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia takut kalau ia mengucapkan kata lagi pada Rey, akan membuat Rey semakin emosi dan benci dengan Rassya. Kiesha dan Jampang benar-benar pusing dengan masalah yang sekarang mereka hadapi. Mereka takut, kalau persahabatan mereka akan berhenti sampai disini, hanya gara-gara satu kesalahan oleh satu orang yang tak berpikir dua kali dalam melakukan sesuatu. Terlalu memikirkan ego dan pendirian sendiri.

🌠🌠🌠🌠

Yuk jangan lupa tinggalkan jejaknya 🥰

Btw Marhaba ya ramadhan 🙏 Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankannya🥰🙏❤️

_Minggu, 03 April 2022_

ZASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang