42. Sorry

263 48 38
                                    

"I want you to come back to me again"

~Rayensyah Rassya Deandra~

.-.-.-.-.

"Loh Za, pipi kamu kenapa, kok lebam gini?" Mama Ismi panik ketika mendapati sebuah luka lebam di pipi kanan Aza. Ia beranjak dari duduknya dan menghampiri Aza kemudian memapah Aza untuk duduk di sofa ruang tamu.

"Enggak papa ma"

"Enggak papa gimana? Itu biru loh nak! Kenapa, cerita sama mama, siapa yang udah buat kamu begini?!!" Mama Ismi terus melihat ke luka bagian pipi sang anak seraya memegangi lukanya pelan.

"T-tadi kena bola basket Ma" bohongnya berusaha menutupi kelakuan keras sang mantan as Rassya.

"Maafin Aza ma, Aza bohong sama Mama" ucap Aza dalam hati.

"Kok bisa?"

"Iya ma, tadi gak sengaja temen Aza kenain bolanya ke Aza pas Aza lagi lewat di lapangan"

"Kamu sih gak hati-hati! Yaudah sekarang kamu ganti baju terus turun biar lukanya Mama kompres" Aza mengangguk dan segera naik ke lantai dua menuju kamarnya untuk mengganti baju.

"Huffttt jangan sampe Mama tau kalau luka ini gara-gara Rassya. Gue gak mau Mama marahin Rassya!" Gumam Aza didalam kamar, seraya berdiri di depan cermin. Kemudian tanpa buang-buang waktu, segera ia berganti baju dan bersih-bersih.

Tak butuh waktu lama Aza untuk berganti baju, hanya butuh 15 menit saja Aza sudah selesai berberes. Kemudian ia berjalan keluar turun tangga menghampiri sang Mama di ruang tamu yang terlihat sudah membawa sebuah baskom kecil berisikan air hangat dan satu buah sapu tangan untuk mengkompres luka Aza.

"Aww! Pelan-pelan Ma" ringis Aza menahan rasa sakit dilukanya.

"Iya sayang, ini Mama udah pelan" terus mengkompres luka Aza.

"Loh Aza kenapa?!"

Tiba-tiba terdengar jelas suara berat yang berasal dari lelaki paruh baya yang baru saja datang masuk kedalam rumah dan mendapati Aza dan Mama Ismi tengah duduk di sofa ruang tamu dengan Mama Ismi yang tengah mengkompres luka lebam Aza. Segera lelaki itu menghampiri keduanya dan duduk di samping Aza.

"Kena bola basket Pa" balas Aza.

"Astaga Aza! Bisa-bisanya kena bola basket"

"Marahin aja Pa" sahut Mama Ismi.

"Aza-aza! Sampe lebam begitu nak! Emang kamu ngapain kok bisa sampe kena bola basket?"

"Lewat lapangan katanya Pa, terus gak sengaja temennya kenain bolanya ke Aza" balas Mama Ismi dengan tangannya yang masih fokus mengobati as mengkompres luka memar Aza.

"Kok kamu gak ngehindar?"

"Gak keburu Pa, bolanya udah duluan nyamperin muka cantiknya Aza" Aza terkekeh dan membuat kedua orangtuanya geleng-geleng kepala.

"Masya Allah! Udah tau lagi sakit, masih aja bisa puji diri sendiri!" Sahut sang Papa.

"Eheheh, kalau bukan Aza sendiri yang muji, siapa lagi?"

"Papa sama Mama!" Balas Mama dan Aza menyengir kuda.

"Nah udah siap! Yaudah sekarang kamu makan, terus tidur!"

"Siap boss!!!" Aza hormat pada sang Mama, kemudian beranjak menuju dapur untuk makan. Mama Ismi dan Papa Arga yang melihat tingkah laku Aza yang masih seperti anak-anak, mereka hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala. Mereka berharap, Aza terus bahagia tanpa ada orang yang mau menghancurkan kebahagiaannya.

ZASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang