31. Terima kasih Tuhan

222 43 8
                                    

"Loh Rey, Kiesha. Masih disini ternyata, Tante kira kalian udah pulang" ucap Tante Reni yang kaget dengan Rey dan Kiesha yang ternyata masih setia berada di depan ruangan UGD.

"Eheheh iya Tan kita nunggu Aza" balas Kiesha.

"Nunggu Aza? Aza gak usah di tungguin, dia gak dikasih pulang sama Rassya" ujar Om Arry.

"He'eh. Noh dia lagi di dalam berdua sama Rassya" sambung Tante Reni.

"Astagaaa! Daritadi loh kita nungguin disini, gak taunya..." Ucap Rey menepuk jidat. Tante Reni dan Om Arry yang melihat itu terkekeh dan menggelengkan kepala. Lalu tanpa berlama-lama, Rey dan Kiesha memutuskan untuk pamit pulang dan tak lupa bersalaman dengan kedua orang tua Rassya. Tak lama Rey dan Kiesha pergi, Reni dan Arry langsung bergegas jalan menuju kantin rumah sakit untuk membeli makanan Rassya.

.-.-.-.-.-.

"Yuk Pa" ajak Mama Reni seusai beli makanan, dan bergegas pergi kembali menuju ruangan Rassya.

"Loh Pa, Rassya sama Aza kok gak ada?!" Tanya Mama Reni yang kaget dengan kosongnya ranjang Rassya diruangan UGD. Keduanya begitu panik, tak tahu kemana 2 sejoli itu pergi.

"Maaf Pak, Bu, kalian mencari siapa?" Tanya seorang suster yang tiba-tiba datang.

"Sus ada liat anak saya gak, yang dirawat disini. Tadi pas saya keluar dia masih ada kok disini, tapi sekarang kok ranjangnya kosong?" Tanya Papa Arry seraya menujuk ranjang Rassya yang telah kosong.

"Oh pasien atas nama Rayensyah Rassya Deandra ya Pak?"

"Iya Sus!"

"Oh iya pak, pasien baru saja dipindahkan di ruang rawat oleh dokter Pak, Bu. Kalian bisa langsung saja pergi ke ruang mawar lantai 4" jelas suster tersebut ramah.

"Dipindahkan ke ruang rawat? Baiklah sus, terima kasih infonya. Kalau begitu kita permisi" tukas Mama Reni dan segera pergi menuju ruangan Rassya seraya menarik tangan Papa Arry.

.-.-.-.-.

"Huffttt akhirnya sampai juga di ruangan ini!" Ujar Mama Reni yang merasa lelah berjalan menuju ruang inap Rassya, meskipun naik ke lantainya menggunakan lift.

"Mama, Papa?" Tukas Rassya dan Aza kaget dengan kedatangan Mama Reni dan Papa Arry.

Tanpa buang waktu lagi, Mama Reni segera berjalan menghampiri Rassya dan membuka bungkusan namakan yang ia beli tadi di kantin.

"Nih buat kamu Za" ucap Mama Reni seraya memberikan sebungkus makanan pada Aza, dan dengan antusias Aza menerima bungkusan makanan itu dengan senang hati lalu ia berjalan menuju sofa yang tersedia diruangan itu, kemudian segera Aza menyantap makanannya dengan lahap dan di saksikan langsung oleh Rassya dan kedua orang tuanya.

"Laper berat kayaknya ni anak" gumam Rassya tersenyum dengan terus melihat Aza.

"Sya udah ah jangan diliatin terus Aza nya, nih mending kamu makan dulu gih" ujar Mama Reni tersenyum seraya menyodorkan sesendok nasi pada Rassya. Hanya balasan cengengesan dari Rassya, kemudian dengan cepat ia melahap nasi yang ada di sendok dari tangan sang Mama tersayang.

Kini kedua insan tengah asik makan dengan lahapnya, meski yang satunya di suapin oleh sang Mama. Sedangkan Papa Arry duduk di sofa berjarak 1 meter dari Aza, dengan asiknya bermain handphone.

"Uhuk... Uhuk..."

"Emmm! Pelan-pelan Za jangan buru-buru! Gak akan ada yang minta kok makanannya" ujar Mama Reni yang mendengar batuk Aza karena tersedak makanan.

"Pelan-pelan by. Nih minum!" Tukas Rassya seraya memberikan air putih yang disedia rumah sakit untuk Rassya, namun Rassya berikan pada sang pujaan hatinya, Aza. Dengan gercep Aza meraih air putih tersebut dan segera ia minum dengan pelan.

"Alhamdulillah. Makasih Sya eheheh" ucapnya nyengir.

20 menit berlalu, kini Rassya dan Aza Rekha selesai makan. Papa Arry masih setia dengan genggaman teleponnya, dan Mama Reni terlihat begitu sangat sibuk membereskan barang-barang Rassya yang berantakan.

Drrrtttt.... Drrrttt....

Tiba-tiba terdengar suara nada dering panggilan dari handphone Aza, segera ia melihat siapa yang menelponnya, dan terlihat jelas nama contact "Mama"

"Hallo ma assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam. Kamu dimana Za, kok belum pulang?"

"Astaghfirullah maaf Ma Aza lupa ngabarin Mama. Aza lagi dirumah sakit ma, Rassya lagi dirawat"

"Hah Rassya dirawat?! Sakit apa nak?"

"Ada tragedi tadi di sekolah. Tapi sekarang Rassyanya udah gak papa kok"

"Syukur lah. Jadi kamu mau pulang atau gimana nak?"

"Aza tidur sini ya ma, jagain Rassya. Kan besok libur"

"Yaudah gak papa. Ntar kalau ada waktu Mama sama Papa kesana deh jenguk Rassya"

"Oke ma siap!"

"Mama Za?" Tanya Papa Arry ketika Aza menutup telpon.

"Iya Pa"

"Eh tumben manggil Papa lagi?! Tadi Om, Tante!" Ledek  Papa Arry.

"Eheheh" jawab Aza hanya menyenggir kuda.

"Za kamu disini aja kan? Mama sama Papa pulang ya. Titip Rassya" ujar Mama Reni tersenyum seraya mengusap-usap kepala Aza.

"Iya ma siap! Mama sama Papa hati-hati ya!"

"Iya Za. Sya Mama sama Papa pulang ya. Kamu istirahat, jangan bucin aja sama Aza!" Goda sang Mama.

"Ih Mama, biarin ngapa anaknya bucin!" Tutur Rassya memanyunkan bibirnya.

"Udah ma biarin aja, namanya anak muda" ujar Papa Arry membela.

"Hati-hati Ma, Pa!" Ucap kedua sejoli itu serempak kompak disaat Mama Reni dan Papa Arry berjalan keluar ruangan.

"Ngapain kita by?" Tanya Aza tersenyum seraya berjalan menghampiri ranjang Rassya.

"Emmm ngapain ya?" Ucap Rassya berusaha berpikir.

"By.." panggil Rassya tiba-tiba dan dibalas deheman serta senyuman dari Aza.

"Maafin aku ya"

"Buat?" Tanya Aza bingung.

"Buat masalah aku sama Zayyan"

"Iya gak papa kok. Kamu salah paham tentang ini by, yang ngasih tau Zayyan kalau aku sakit itu Mama. Aku sama sekali gak tau kalau Mama ngasih tau Zayyan. Awalnya Mama emang mau ngabarin kamu, tapi kamunya gabisa dihubungi" jelas Aza.

"Iya Za, aku salah. Aku terlalu egois dan gak mau dengarkan penjelasan kamu dulu. Maafin aku ya"

"Iya by. Udah intinya dari kejadian ini kita belajar kalau kita gaboleh ngambil keputusan sendiri dan mau menang sendiri. Kita harus lebih dulu dengerin penjelasan kejadian yang sebenarnya terjadi" jelas Aza lagi tersenyum, seraya memegang tangan kanan Rassya.

"Iya by. Maaf ya"

"Iya sayangku cintaku gemes ku!" Balas Aza gemas pada Rassya sang kekasih tercintanya.

CUP!!!

Rassya berhasil menarik tangan Aza dan mencium punggung tangan Aza. Karena ulah Rassya, Aza terkejut dan membelalakkan matanya. Sedangkan Rassya hanya terkekeh dan terus tersenyum dengan matanya yang terus menerus memandangi Aza dalam penuh makna.

"Bersyukur banget gue bisa kenal cewe kayak Aza. Terima kasih Tuhan..." Ucap Rassya dalam hati dengan tangan kanannya yang masih terus menggenggam tangan Aza.

"Terima kasih Tuhan, telah menghadirkan Rassya dalam hidupku" ucap Aza dalam hati dengan matanya terus menatap Rassya dalam.

🌠🌠🌠🌠

Butuh kritikan dan saran nih😇🙏
Kalian bisa langsung spam comentnya ya 🤗❤️

JANGAN LUPA VOTE+FOLLOW YA ‼️


_Selasa, 29 Maret 2022_

ZASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang