13. Hal tak terduga

342 52 23
                                    

"Ma, Aza ke rumah Rassya ya!"

"Kaki kamu udah gak papa?"

"Enggak kok!"

"Beneran?" Ucap Mama memastikan dan menghampiri gue di ruang tamu. Hanya balasan anggukkan dari gue disaat Mama ucapakan itu.

"Yaudah. Jangan nyusahi Tante Reni ya!"

"Iya ma siap!!" Jawab gue dan segera berjalan keluar rumah menuju rumah Rassya.

                          🌠🌠🌠🌠

"Assalamu'alaikum!" Ucap gue sambil mengetuk pintu rumah Rassya.

"Wa'alaikumsalam! Eh Aza" Jawab Tante Reni as Mama Rassya.

Gue dan tante Reni sudah terbilang cukup akrab. Bahkan gue menganggap tante Reni itu kayak nyokap gue sendiri. Hal yang paling gue suka dari tante Reni itu, rasa sayangnya gak pernah milih-milih atau pilih kasih gitu. Dia selalu memberikan rasa sayang dan cinta yang seimbang antara gue dan Rassya.

"Tan ada Rassya?"

"Itu ad..."

"Gak ada! Rassya pergi!!"

Belum sempat Tante Reni melanjutkan ucapannya, tiba-tiba suara serak basah agak berat terdengar di telinga gue dan tante Reni. Rassya, itu suara Rassya! Hadeh cape banget gue ngeliat nih anak!

"Pergi dari mana! Orang ini ada batang hidungnya disini! Udah ah Mama mau ke kamar, kamu ajak masuk Azanya!" Tukas Tante Reni memukul Rassya pelan lalu kembali masuk berjalan menuju kamarnya.

Sedangkan gue hanya diam diri memandang Rassya agak geli. Terlihat Rassya memakai kaos hitam polos, dan celana jeans pendek putih. Tangan kanannya menyangga di dinding, matanya menatap ke gue, serta alisnya yang ia naik turunkan.

"Maaf mba gak terima tamu!" Katanya yang buat gue sadar dari lamunan menatap dia.

"Oh gitu, yaudah bang saya pulang dulu, maaf kalau ganggu waktunya!" Jawab gue dan segera berbalik badan melangkahkan kaki kembali kerumah.

"Bisa jalan mba?" Ucap Rassya yang membuat gue memberhentikan langkah kaki dan kembali berbaik badan menghadap Rassya. Disaat gue menatap Rassya, wajahnya terlihat begitu sangat mengesalkan! Bibirnya tersenyum menampakkan giginya yang rapi. Samar-samar gue mendengar suara tertawa kecil Rassya.

"Cieee udah bisa jalan!" Katanya sembari menghampiri gue.

"Kaki gue gak lumpuh Rassya!!" Kesal gue menatap tajam Rassya.

"Wih selow mba, saya kan gak bilangi kaki mba nya lumpuh!"

"Au ah! Nyesel gue kesini, gue mau balik!"

HAP!!!

Disaat gue berbalik badan membelakangi Rassya dan ingin berjalan pergi kembali kerumah, tiba-tiba Rassya menggendong gue ala brydel style dan gue langsung dibawa masuk kedalam rumahnya di bagian ruang tamu.

"LEPASIN GUE RASSYA!!" Teriak gue memukul-mukuli dada bidang Rassya.

"Ah bawel Lo! Iya nih gue turunin!" Katanya dan menurunkan gue terduduk di atas sofa.

"Hufftt makin berat Lo Za!" Katanya dengan napas tak beraturan, terduduk tepat di samping gue. 

"Oh ya, btw Lo ngapain ke rumah gue? Tumben banget!"

"Gak ada, gue bosen di rumah!"

"Za!" Panggilnya menatap gue lekat.

"Napa?"

"Biarkan rasa luka mu aku yang nanggung sakitnya, biarkan rasa pedihnya aku yang merasakan, karena jika kamu yang merasakan itu semua, pasti kamu akan menangis histeris dan meminta pada ku untuk beli balon dan Cimory!"

ZASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang