25. Sangat dibutuhkan

281 49 21
                                    

Haii temen-temen!!! 👋
Maaf ya aku baru bisa UP hari ini🥰🙏 thanks buat kalian yang masih setia nungguin cerita aku!!! ❤️

Happy reading ( ◜‿◝ )♡♡

25 menit berlalu, kini ambulans telah berhenti tepat di depan UGD rumah sakit "Permata". Dengan cepat para perawat membantu Rassya untuk segera ditangani oleh dokter didalam ruangan UGD. Sedangkan Aza Rey, dan Kiesha bergegas masuk kedalam rumah sakit, menunggu di ruang tunggu.

"Sya, Rassya bangun by! Rassya!" Ucap Aza dengan air mata yang terus mengalir dengan derasnya.

"Sabar ya Za, Rassya gak akan kenapa-kenapa kok. Sekarang kita berdo'a aja buat kesembuhan Rassya" tutur Rey mencoba membuat Aza tenang, dengan tangan kanannya yang mengelus-elus punggung Aza. Hanya balasan anggukan kecil dari Aza seraya berjalan menghampiri Kiesha yang tengah duduk disebuah bangku yang disedikan oleh rumah sakit tersebut.

"Tenang ya Za" ujar Kiesha mengusap kepala Aza.

.-.-.-.-.

"Keluarga Rassya?" Ucap seorang dokter yang bertubuh kurus tinggi dengan berpakaian jas resmi dokter, tiba-tiba keluar dari ruang UGD dan membuat Aza, Rey dan Kiesha bergegas menghampirinya.

"Saya sepupunya dok! Gimana keadaan Rassya dok?!" Jawab Rey khawatir.

"Eee begini dek, keadaan Rassya benar-benar sangat menghawatirkan. Rassya mengalami pendarahan dikepalanya dan membuatnya banyak kehabisan darah. Jadi kami dari pihak rumah sakit memerlukan donor darah untuk Rassya, karena pas sekali stok untuk donor darah disini sudah habis. Jadi kami benar-benar sangat membutuhkan donor darah itu" jelas dokter tersebut dan berhasil membuat ketiga sekawan itu kaget dan tak percaya dengan apa yang mereka dengar dari penjelasan sang dokter.

"Pendarahan? Kalau boleh tau golongan darah Rassya apa ya dok?!" Tukas Kiesha.

"Golongan Rassya AB. Jadi saya harap pihak keluarga secepatnya untuk mendapatkan darah AB tersebut, demi keselamatan Rassya. Kalau begitu saya permisi" balas dokter tersebut, kemudian berlalu pergi meninggalkan mereka di depan ruang UGD.

"AB? Golongan darah gue A! Terus gimana dong?!" Tutur Aza dengan keadaan yang semakin panik dan khawatir.

"Rey please siapa pun dia tolong Rassya! Cari golongan darah AB Rey! Please! Gue gak mau Rassya kenapa-kenapa!!" Ucap Aqeela menangis deras seraya memegang tangan Rey dan bermohon. Sedangkan Rey hanya diam dan mencoba berpikir gimana caranya agar bisa mendapatkan golongan darah AB itu. Rey dan Kiesha benar-benar tak tahu siapa yang punya darah AB!

"TANTE RENI!!" Ujar Rey yang teringat akan Mama Rassya. Segera ia meraih kantong celananya dan mendapatkan handphonenya didalam kantong tersebut, dengan segera ia mencari no Tante Reni dan menelponnya.

"Hiks RASSYAAAAAA...!" Ucap Aza melemas dan menjatuhkan dirinya di tubuh Kiesha. Dengan sigap Kiesha menangkap tubuh mungil Aza dan membawanya duduk di bangku.

"Za, are you okay?!" Tanya Kiesha khawatir seraya menepuk-nepuk pipi Aza, karena terlihat wajah Aza sangat pucat dan matanya sayup-sayupan.

"Gue gak papa Sha" jawab Aza lirih melemas, kepalanya kini menindihi pundak Kiesha, dan tangan Kiesha dengan sigap dan senang hati mengelus-elus kepala Aza lembut. Kini posisi Kiesha benar-benar bukan seperti sahabat, tetapi seperti Abang yang siap sedia selalu ada dan menjaga sang adik kapan pun dan dimana pun.

"Gimana?" Tanya Kiesha yang minat Rey berjalan ke arahnya.

"Tante Reni sama Om Gunawan otw kesini" balas Rey seraya ikut duduk tepat di samping Kiesha.

"Tidur?" Tanya Rey yang melihat Aza tertunduk lemas di pundak Kiesha. Hanya balasan gelengan kepala dari Kiesha, kemudian sekilas Rey melihat wajah Aza. Ya ternyata Aza memang tidak tidur, tetapi ia melamun termenung dengan tatapan kosong dan wajahnya yang sebagian tertutup oleh rambutnya.

Dan kini 3 sekawan itu hanya duduk termenung di bangku rumah sakit, memikirkan bagaimana caranya bisa membantu Rassya. Saat ini pikiran mereka benar-benar pusing dan tak tahu harus berbuat apa.

"REY! GIMANA RASSYA?!!"

Tiba-tiba suara teriakan itu terdengar nyaring di telinga 3 sekawan itu dan sontak membuat mereka kaget lalu bangun dari duduknya.

"Tante Reni?!" Ucap mereka serempak kompak.

"Gimana keadaan Rassya Rey?!" Tanya Gunawan selaku Papa Rassya.

"Ya gitu Om, sekarang Rassya belum sadar dan dia memerlukan golongan darah AB secepatnya!" Jelas Rey.

"Ya Allah Rassya!! Pa Rassya Pa Rassya!" Ucap Mama Reni menangis dan menjatuhkan diri ke tubuh Papa Gunawan. Kemudian Papa Gunawan segara memapah Mama Reni untuk berjalan duduk di bangku. Dan Aza ikut duduk bersama Mama Reni, sedangkan Papa Arga berdiri bersama Rey dan Kiesha.

"Gimana ceritanya Rey kok bisa begini?!" Tanya Gunawan.

"Ini semua berawal dari pertengkaran Aza dan Rassya Om, terus gak lama Zayyan datang dan gak terima kalau Aza di bentak Rassya" jelas Rey.

"Rassya bentak Aza? Kenapa kok bisa?"

"Panjang om ceritanya. Pokoknya sekarang kita bener-bener memerlukan darah AB itu!" Tukas Kiesha.

"Tante.... Rassya Tan Rassya...!" Lirih Aza memeluk Mama Reni.

"Sabar ya nak sabar. Kita serahkan semua pada yang maha kuasa" balas Mama Reni berusaha bersikap tenang seraya mengelus-elus kepala Aza.

"Eee permisi, maaf apakah donor darah untuk Rassya sudah ada?"

Tiba-tiba dokter datang menghampiri mereka dengan wajah murah senyum.

"Belum ada dok" jawab Kiesha melemas.

"DOK! Coba check darah saya dok!" Tukas Mama Reni seraya berdiri sigap menghampiri sang dokter.

"Baiklah, kalau begitu mari ibu ikut saya untuk mengechecknya" pinta sang dokter dan segera berlalu pergi dengan diikuti Mama Reni di belakangnya.

"Bismillah ya Allah semoga golongan darah Tante Reni cocok buat Rassya!" Do'a Aza seraya menengadahkan tangannya dan serentak di balas "Aamiin...." Oleh Papa Gunawan, Rey dan Kiesha.

                           🌠🌠🌠🌠

Kira-kira golongan darah Mama Reni cocok gak ya sama Rassya? 🤔

Yuk biar gak penasaran tetap stay tune dan jangan lupa :

•SPAM COMENTNYA ‼️
•VOTE ‼️


♡♡♡♡♡♡


_Rabu, 23 Februari 2022_

ZASYA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang