07. ROTI SOBEK

180 46 38
                                    

"Kita tidak memiliki ikatan darah, kita tak dekat satu sama lain. Namun, bersama mu aku selalu merasakan kenyamanan dan kedamaian. Aku berharap, kamu adalah makhluk tuhan yang diciptakan untuk menemani hidup ku."

-Melvino Dewangga Garenza-

☀️☀️☀️

Pagi menyambut, kini adalah hari senin. Zavira telah menyiapkan sarapan untuk Melvin dan Dhea, hanya mereka.

Dhea dan Melvin duduk di kuris meja makan. Melvin menggunakan seragam, artinya laki-laki itu berangkat ke sekolah.

"Aku akan singgah di Singapura untuk beberapa hari, jaga kesehatan mu!" ucap Dhea kepada Melvin.

"Hm, aku bukan anak kecil." ucap Melvin.

Zavira menaruh hidangan terakhir di atas meja."Selamat makan," ucap Zavira.

Setelah itu Zavira bergegas pergi ke sekolah, jarak sekolah dari rumah Melvin lebih dekat dibandingkan dengan jarak dari rumahnya. Zavira berangkat menggunakan ojek online.

Sesampainya disekolah, Zavira langsung memasuki kelas. Tak ada sambutan dari siapapun, seperti biasa Zavira menghabiskan waktu untuk belajar. Bekerja di rumah Melvin sangat melelahkan.

Bel istirahat berbunyi. Tiba-tiba saja teriakan terdengar. Para siswi keluar untuk menyaksikan Melvin yang lewat didepan koridor. Zavira hanya menghela nafas.

"Zavira," ucap gadis yang sangat Zavira hindari. Ya, Claudya.

Zavira tak mengindahkan itu, dia hanya diam dan melanjutkan kegiatannya, belajar. Claudya mencolek dagu Zavira.

"Gimana? Enakkan jadi pengangguran?" tanya Claudya dengan tatapan meremehkan.

Zavira diam tak menjawab,jika dibalas, ujung-ujungnya malah mempersulit hidup ketika berurusan dengan anak manja ini. Zavira menyingkirkan tangan Claudya pelan, lalu melenggang keluar dari kelas. Claudya berdecak kesal.

"Dasar miskin!" ejek Claudya.

Zavira berada dikantin dan sedang video call dengan Devi. Ternyata beda sekolah dengan sahabat itu tidak enak.

"Lo makan apa Zav?" tanya Devi dan diseberang sana.

Zavira mengangkat mangkuk berisi eskrim tersebut. "Makan es, udah lama banget nggak makan ini." ucap Zavira.

"Oalah, gue makan soto nih," ucap Devi sembari mengarahkan kameranya pada mangkuk soto.

"Jean mana?" tanya Zavira.

"JEANNN!" panggil Devi. Zavira terkejut oleh teriakan sahabat nya, ya meski jauh.

"Haloo," sapa Jean di depan kamera.

Zavira tersenyum. "Gue ganteng banget ya? Gila Zav!" ucap Jean kepedean.

Zavira memutar matanya jengah. "Pede banget lo!" ucap Zavira. Tapi sejujurnya Jean lumayan tampan.

Jean duduk di samping Devi agar Zavira bisa melihat keduanya. "Kerjaan lo gimana Zav?" tanya Jean.

"Alhamdulilah baik," jawab Zavira.

Setelah berbicara cukup lama, akhirnya mereka mengakhiri video call itu. "Udah ya, gue mau masuk." ucap Zavira.

Melvin sebenarnya dari tadi memperhatikan Zavira, namun Zavira memang tidak menyadari hal itu. Zavira berjalan menuju kelas, dan tentu Melvin mengikuti.

Koridor kini sepi, entahlah kemana semuanya pergi. "Ekhm," dehem Melvin.

Zavira menoleh, terkejut ketika melihat Melvin sudah berada dibelakangnya. "Melvin?" beo Zavira.

Tentang Kasta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang