08. SANDWICH

155 43 30
                                    

“Jangan bersikap baik seolah memberi harapan, jika pada dasarnya hal itu hanya sebuah candaan yang tidak berkemungkinan untuk dipertanggung jawabkan.”

—Natasha Zavira Danareksa—

☀️☀️☀️

Ini adalah hari minggu. Hari dimana siswa-siswi SMA libur. Zavira kini sedang membersihkan taman belakang. Tiba-tiba Melvin menariknya untuk duduk di pinggir kolam.

"Gue mau kasih lo tugas." ucap Melvin serius.

Zavira mengangguk dan menatap Melvin dengan tatapan serius juga. "Kalo gue bisa, pasti bakal gue lakuin." ucap Zavira.

Melvin menarik nafas. "Hari ini, gue ada jadwal peresmian cabang baru di Bandung. Dan gue mau lo gantiin Sir Will karna dia lagi tugas sama papa." ucap Melvin.

"Gue mana mampu Vin," ucap Zavira.

"Ganti baju yang udah disiapin pelayan dikamar lo. Hari ini nggak ada negoisasi buat lo." tegas Melvin.

Zavira mengangguk mengerti. Setelah pamit dengan Melvin, gadis itu segera melaksanakan perintah dari tuan muda.

Zavira keluar dari kamar, menggunakan celana hitam, kemeja putih dengan jas hitam, topi hitam, masker putih dan kacamata hitam. Benar-benar seperti zebra. Gadis itu tersentak ketika melihat Melvin berada didepan pintu kamarnya.

"Kita berangkat sekarang." ucap Melvin.

Zavira dengan ragu menahan Melvin yang hendak pergi. Gadis itu mencekal tangan Melvin.

"Tugas gue ngapain?" tanya Zavira.

Melvin kembali menghadap Zavira. "Pertanyaan bagus. Tugas lo cuma ngikutin gue, bawa iPad ini." ucap Melvin. Laki-laki itu menyerahkan iPad kepada Zavira.

"Lo cuma liat jadwal disitu, dan ingetin gue kalo waktu habis. Jangan sampe lewat. Satu lagi, seperti biasa lo jadi pelayan gue." terang Melvin.

Zavira mengangguk mengerti. Setelah itu mereka berdua segera menuju Bandung mengunakan mobil yang di ikuti beberapa bodyguard.

Melvin menderita Generalized anxiety disorder (GAD) dimana dia bisa cemas berlebihan tanpa sebab yang jelas. Seperti sekarang ini. Melvin dan Zavira berada dalam satu mobil. Melvin kambuh, namun mencoba menyembunyikan dari Zavira.

Melvin terus menghela nafas panjang. Laki-laki itu memainkan jemarinya seraya menggigit bibir bawahnya. Zavira menyadari itu.

"Tuan, anda baik-baik saja?" tanya Zavira. Gadis itu terlihat sangat khawatir.

Melvin meraih iPad di pangkuan Zavira. Menunjukkan suatu berkas, tangan Melvin bergetar membuat Zavira semakin bingung.

Zavira membaca surat yang Melvin tunjukan lewat iPad. Zavira mengerti sekarang. Zavira juga mengetahui cara mengatasinya meski tidak terlalu paham.

Zavira menggenggam kedua tangan Melvin. "Tenang tuan, saya disini." ucap Zavira.

Melvin semakin cemas. Zavira mengambilkan air mineral untuk Melvin.  Gadis itu membantu Melvin untuk minum, Melvin tak dapat melakukannya sendiri.

Melvin masih belum tenang. Laki-laki itu terus menoleh kanan dan kiri. Zavira mengusap punggung Melvin dengan lembut.

Ting!

Sebuah pesan masuk dalam handphone Zavira.

Aunty Tina
Tuan Muda mengalami masalah? Lakukan apapun untuk membuat nya tenang.

Zavira hanya membaca pesan itu. Gadis itu menatap Melvin. "Tuan?" Panggil Zavira membuat Melvin menoleh. Melvin kini menatap Zavira.

Zavira menepuk pundaknya sendiri, menyuruh Melvin untuk bersandar. Melvin dengan tiba-tiba memeluk Zavira erat.

Tentang Kasta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang