51. YOU ARE THE ONLY ONE

69 3 0
                                    

Matahari bersinar terang, seakan tau bahwa dua remaja ini akan pergi jalan-jalan guna mengisi libur tiga harinya. Ditemani angin yang berhembus, Melvin dan Zavira menyiapkan barang-barang yang akan dibawa ke Bandung.

Rencananya, mereka akan liburan di Bandung tiga hari ini. Alasan Melvin memilih liburan di Bandung adalah mencari tempat yang dekat-dekat saja, namun tidak sepanas Jakarta. Apalagi, kampung nenek Zavira, kampung yang sejuk dan asri.

"Nggak ada yang ketinggalan?" tanya Zavira.

"Nggak, kalo pun ada kita bisa beli, kan?" ucap Melvin.

Zavira merotasikan bola matanya. Selama dekat dengan Melvin, tak pernah sekalipun laki-laki itu mensupport Zavira untuk hidup hemat. Gadis itu hanya bisa berdecak. "Iya deh, Tuan Muda."

Sedangkan Melvin hanya mengangkat kedua bahunya tak acuh. Keduanya berangkat ke Bandung dengan perjalanan yang santai, di iringi musik-musik favorit mereka, damn, selera musiknya sama.

"I might, i might kill my ex," Melvin bersenandung.

"Not the best idea, his new girlfriend next," sambung Zavira.

"Eh, lo punya mantan?" tanya Zavira membuat Melvin yang sedang fokus menyetir, menoleh.

"Nggak dong, kan lo yang pertama, dan yang utama untuk selama-lamanya." ucap Melvin.

Kalimat yang Melvin lontarkan membuat pipi Zavira memanas bak kepiting rebus. "Dih, apaan sih, basi tau nggak!"

"Gue serius Zavira." ucap Melvin sembari menatap Zavira dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Sangking lekatnya tatapan Melvin, sampai ia memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Pegang kalimat gue. You are the only one." ucap Melvin seraya mendekatkan wajahnya dengan wajah Zavira.

"Vin, ayo jalan." ucap Zavira dengan gugup. Siapa yang tidak salah tingkah ditatap seperti itu oleh seorang Melvino Dewangga Garenza? Jika ada, hebat.

Setelah beberapa waktu melewati perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, Zavira dan Melvin akhirnya sampai. Udara di Bandung memang berbeda dengan Jakarta, apalagi di kampung nenek Zavira.

Melvin dan Zavira sengaja tak menginap di hotel atau villa. Ini ide Zavira agar Melvin bisa menikmati segarnya udara di kampung neneknya. Mereka tiba di rumah Ela dan Edi, Melvin di sambut dengan baik.

"Kak Asha, ciee punya pacar." ucap Kanio dengan wajah meledek.

Kalimat yang Kanio lontarkan membuat Zavira dan Melvin tersenyum tipis. Melvin menyalami Edi, Ela, Dana dan Indi. Kebetulan Dana dan Indi masih mengambil cuti.

"Silahkan masuk, rumah kami memang sederhana, semoga nyaman ya." ucap Ela.

"Ah, saya suka suasana di sini, jauh lebih tenang di banding dengan Jakarta." ucap Melvin.

Mereka berbincang di depan rumah, sehingga para tetangga dapat melihatnya. Tatapan kagum dan bisik-bisik para tetangga mulai terlihat. Apapun yang Melvin pakai, mereka amati. Apalagi dengan Melvin yang senantiasa merangkul Zavira.

Mulai dari mobil berlogo kuda milik Melvin, kaus hitam turtleneck dengan tulisan kecil 'Prada' di dekat leher, dan sepatu 'Gucci' milik Melvin. Jangan lupakan jam tangan 'Longines' yang melingkar di pergelangan tangan Melvin.

Para tetangga tau bahwa itu tidak murah. Hal itu membuat mereka bertanya-tanya, mengapa seorang artis seperti Melvin bisa sampai di rumah Edi dan Ela. Terlebih Melvin merangkul Zavira.

"Itu teh yang ada di TV, kok bisa sampai sini?"

"Wah, mobilnya mewah banget. Asha teh kenapa bisa bawa dia kesini."

Tentang Kasta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang