32. DANAU DAN KISAHNYA

99 28 26
                                    

“Setiap orang memiliki kemampuan dan kekuatan yang berbeda, begitu pula ujian yang mereka terima.”

—Natasha Zavira Danareksa—

☀️☀️☀️

Semilir angin menerpa wajah dua remaja yang kini duduk di tepi danau. Ya, tokoh utama dalam cerita ini, Melvin dan Zavira.

"Danaunya luas banget!" ucap Zavira.

"Love you more, princess." bisik Melvin sembari mengecup singkat puncak kepala Zavira.

"I'm also the king." balas Zavira dengan senyum manisnya.

Keduanya tertawa renyah. Sepasang kekasih ini adalah dua orang penyuka vibes kerajaan.

"Naik danau yuk?" ajak Melvin antusias.

"Hah?"

"Naik perahu kali!" koreksi Zavira seraya terkekeh.

"Emang tadi gue bilang apa?" tanya Melvin.

"Gue jelasin juga lo nggak akan percaya! Lo kan pikun!" sarkas Zavira.

Melvin mencubit pipi Zavira gemas. "Enak aja lo!"

Zavira memberontak, berusaha melepaskan tangan melvin dari pipinya. "Melvin! Sakit!" teriak Zavira.

Melvin melepaskan tangannya dan tertawa puas. "Maaf. Ayo naik perahu. Lo yang dayung ya? Gue mau meratapi nasib."

"Iya Vin, nggak lama lagi gue lempar Lo!" ucap Zavira kesal.

Melvin tak mau berdebat lagi, laki-laki itu menarik tangan Zavira dan segera menaiki perahu. Vibes danau sangat sejuk dan menenangkan, Melvin mendekati gerombolan bunga yang ada di tengah danau.

Bunga putih yang sangat indah. Melvin memetik beberapa batang, dan menyatukannya.

Melvin menyondorkan bunga itu pada Zavira. "Cantik, kaya pacar gue," ucap Melvin.

"Apaan sih!" ucap Zavira sembari memukul bahu Melvin pelan.

"Emang Lo pacar gue?" tanya Melvin menggoda.

"Enggak, gue pacar nya Sir Marco!" balas Zavira.

Melvin melotot, "gila! Saingan Lo berat banget, Zav!" laki-laki itu terkekeh.

"Kalo gue jadi mama Lo, tiap hari Lo gue mandiin pake rinso!" ucap Zavira.

Melvin tersenyum jahil, "Lo mau mandiin gue?" tanyanya sembari menaik-turunkan alisnya.

Zavira melotot mendengar itu, "sial, otak dia perlu di laundry nih!" batin gadis itu.

"Nih, bunga cantik buat orang yang cantik juga." ucap Melvin sembari memberikan seikat bunga itu kepada Zavira.

Zavira menerima bunga itu dan menatapnya. Matanya berbinar seketika, bunga itu sangat indah, sedap dipandang.

"Cantik banget," gumam Zavira.

"Lo ngomongin diri sendiri?" tanya Melvin.

Keduanya akhirnya turun dari perahu dan kembali duduk di tepi danau. Seorang anak laki-laki membawa gitar dan berjalan melewati dua tokoh utama dalam cerita ini.

"Dek!" panggil Melvin pada ada dengan gitar itu.

"Iya? Ada apa kak?" tanyanya.

Anak berusia 7 tahun itu berbalik dan menghampiri Melvin. Baju anak itu tampak lusuh dan kebesaran. Namun, senyuman anak itu sangat manis.

Tentang Kasta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang