48. SMA RIGATHA

78 10 47
                                    

Gerbang SMA Rigatha terbuka lebar. Kerumunan siswa-siswi SMA tersebut tiba-tiba terbelah karena adanya mobil berlogo kuda yang berhenti di sana. Seorang laki-laki dengan kaki jenjangnya turun, lalu laki-laki itu menarik tangan seorang gadis untuk keluar dari mobil itu dengan lembut.

Melvin dan Zavira, siswa yang keluar dari mobil dengan obsidian hitam itu. Tak sedikit siswa-siswi yang menganga melihat adegan ini. Sebenarnya Zavira merasa tidak nyaman dengan tatapan-tatapan teman-temannya di SMA ini.

"Vin, gue malu." bisik Zavira.

Melvin tersenyum tipis selalu membungkuk mendekatkan mulutnya pada telinga Zavira untuk berbisik. "Lo harus terbiasa, karena ini akan jadi rutinitas lo setelah jadi istri gue."

Zavira membulatkan matanya dan mencubit lengan Melvin. "Sstt, sakit, Sayang." desis Melvin.

"Lagian lo, sih!" Gadis itu cemberut dan terlihat kesal.

Melvin dan Zavira berhenti di pintu kelas Zavira. "Sana masuk, gue mau nyuruh lo belajar yang rajin tapi percuma, lo udah rajin dari jaman orok." ucap Melvin membuat Zavira tersenyum.

"Lo yang harus rajin! Nanti bekalnya harus dimakan, obatnya juga diminum. Jangan jajan di kantin dulu, nggak usah ikut pelajaran olahraga. Kalo butuh apa-apa telfon gue." ucap Zavira panjang lebar.

"Siap, Bu Boss! Gue duluan, ya?" ucap Melvin sembari mengusap puncak kepala Zavira.

Zavira mengangguk dan segera memasuki jelasnya. Pagi hari ini Zavira mendapatkan ratusan tatapan aneh dari teman-temannya, apalagi kalau bukan karna berangkat dengan Melvin.

"Zav, congrats, ya." ucap Keva dengan wajah datarnya.

"Ah, iya thank you. Lo juga selamat, ya." balas Zavira. Entah mengapa tiba-tiba menjadi canggung seperti ini.

Setelah itu Keva keluar dari kelas. Tiba-tiba seseorang memeluk Zavira dari belakang, membuat Zavira terkejut.

"Aaa Zav ... Kangennnnn, kangen berattt!" ucap Raisa, suara gadis itu memenuhi kelas.

"Sstt! Berisik!" ucap Zavira.

Bila juga ikut memeluk Zavira. "Kangen, lo kemana aja!?"

"Haha, cari udara." jawab Zavira.

Bila dan Raisa melepaskan pelukannya. Mereka bertiga duduk dimeja masing-masing. Terlihat dari wajah Bila dan Raisa bahwa mereka akan menginterogasi Zavira.

"Lo kok bisa pacaran sama Melvin!? Gue kaget, loh!" ucap Bila.

"LO DASAR YA! NGGAK NGASIH TAU! JAHAT LO!" ucap Raisa dengan suara toanya.

"Ssst! Jangan berisik, nggak enak tau!" Zavira menegur Raisa, karna seisi kelas menatap Raisa.

"Gara-gara lo, ya." ucap Raisa.

"Coba ceritain gimana ceritanya lo bisa pacaran sama Melvin, Zav?" tanya Bila.

Zavira hanya menanggapinya dengan senyuman. "Ada sih ceritanya, tapi udahlah nggak penting." Ucap Zavira.

"Nggak bisa gitu dong lu harus cerita sama kita." Raisa terus memaksa Zavira untuk menceritakan hal itu.

"Ya ceritanya gimana, ya. Gue juga nggak tahu sih tiba-tiba dia nembak aja gitu." ucap Zavira.

"Usut punya usut nih, jangan-jangan manager barunya Melvin yang waktu itu, tuh lo."

Zavira melotot melihat lontaran dari Bila akhirnya semuanya terbongkar. "Yah, nanti juga terungkap."

"Ah nggak asik lo. Harusnya ceritain semuanya dengan detail ya. Ini gila sih, gue pindah ke kapal lo sama Melvin sih." ucap Raisa.

🧸🧺

Tentang Kasta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang