35. USAHA MELVIN

98 30 71
                                    

"Terkadang, usaha keras tak membuahkan hasil apapun. Jalan akhirnya hanyalah menyalahkan keadaan."

-Melvino Dewangga Garenza-

☀️☀️☀️

Melvin dan Will kini sedang mencoba meretas rekaman CCTV di sekitar rumah Zavira. Ada satu hasil, gadis itu pergi ke arah yang sama dengan arah ke sekolah.

Will mengira bahwa Zavira mengambil berkas di sekolah. Namun, malam-malam begitu tak mungkin ada yang melayani kan?

"Coba lihat CCTV sekolah." ucap Melvin.

Will mengangguk dan segera melihat. Setelah melihat hasilnya, Will hanya geleng-geleng kepala.

"Rekaman pukul 20.30-22.03 sepertinya di hapus, Tuan." ungkap Will.

"Nona Zavira mungkin menghilangkan jejak, ia bekerja sama dengan Sir Siro." ucap Will.

"Untuk apa? Apa hubungannya dengan Siro?" tanya Melvin.

"Ini hanya prediksi saya. Mungkin ini juga perintah Miss Marissa." ucap Will.

"Untuk masalah donasi dan juga kerjasama Garenza dengan Rahardja." lanjut Will.

Melvin memijat pelipisnya. "Jeano Arkansyah dan Devi Aldiva. Keduanya mungkin memiliki informasi yang bisa di ambil."

"Siswa SMAN Karana?" tanya Will diangguki oleh Melvin.

Will dan Melvin pun menuju rumah Jean terlebih dahulu. Kedua laki-laki itu turun dari mobil.

Melvin mengetuk pintu rumah Jean. Tak lama kemudian, Devi yang muncul dari balik pintu.

"Astaga!" pekik Devi sembari memegangi dadanya.

"Devi Aldiva?" tanya Melvin.

"I-iya," jawab Devi gugup.

Tiba-tiba Jean muncul dari belakang Devi dengan sepiring mie yang ia pegang. "Anj-astagfirullah," ucap Jean.

"Saudara Jeano Arkansyah?" tanya Melvin.

"Hah? Iya, saya." jawab Jean yang terdengar gugup.

"Ada sedikit hal yang ingin saya tanyakan." ucap Melvin.

"Oh, ayo silahkan masuk." ucap Jean.

Melvin, Will, Jean dan Devi kini duduk di ruang tamu. Suasana menjadi tegang bagi Jean dan Devi. Lihatlah siapa yang datang di rumah Jean.

"Kapan terakhir kalian komunikasi dengan Zavira?" tanya Melvin.

Jean dan Devi nampak berfikir. "Dua hari lalu," jawab Jean.

Devi membeku, gadis itu menatap Melvin tanpa berkedip. Secara Melvin memang terlihat berbeda dengan biasanya.

"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Melvin.

"Itu, masalah pribadi saya." jawab Jean.

Devi nampak berpikir. "Dua minggu lalu Zavira bercerita mengenai Tuan Melvin," lirih gadis itu.

"Apa yang dia katakan?" tanya Will.

"Dia, sangat menyayangi Tuan Melvin." ungkap Devi.

Hari itu memang Zavira bercerita pada Devi mengenai Melvin.

Melvin terdiam mendengar penuturan Devi. Laki-laki itu tertunduk diam. Dada nya terasa tercekat. Kenangan-kenangannya bersama Zavira berputar di otaknya.

Melvin merasa kepalanya berdenyut hebat. Laki-laki itu memegangi kepalanya. "Ssstt," desis Melvin.

"Tuan?" tanya Will.

Tentang Kasta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang