22. MELVIN KECIL

97 34 39
                                    

“Apa yang kamu lihat, belum tentu sesuai dengan apa yang terjadi sebenarnya. Jangan beranggapan kamu tau segalanya.”

—Tentang Kasta—

☀️☀️☀️

Seorang laki-laki duduk di pinggir kolam, menatap nanar sebuah foto masa kecilnya. Waktu 11 tahun pun tak dapat mengobati luka lamanya, justru semakin banyak luka yang timbul.

Melvin memejamkan matanya seraya menghela nafas. Masih setia menatap foto dirinya di masa kecil dan berkata, "kasian banget lo, kurang perhatian."

Flashback on

Seorang anak laki-laki yang duduk di teras rumahnya yang megah, dan di temani oleh baby sister nya. Anak itu nampak mungil karna duduk di samping tiang rumah yang amat besar.

"Wusss, pesawat terbang!" seru anak itu sembari beranjak berdiri.

"Aunty, kak Dhea kemana?" tanya anak berusia 6 tahun itu, Melvin.

Sang baby sister pun berjongkok untuk menyamai tinggi Melvin. "Kak Dhea belum pulang. Dia masih sekolah, kan ada les tambahan. Kalo Melvin sudah kelas 5 Melvin juga ikut." ucap sang baby sister.

Melvin mengerucutkan bibirnya. "Mama kemana?" tanya Melvin.

Anak laki-laki itu tampak kesepian, bahkan sudah dua minggu ia tidak melihat papa dan mamanya. Kedua orang tuanya sibuk bekerja.

Mobil hitam dengan logo kuda berhenti tak jauh dari tempat Melvin berdiri. Semua bodyguard berdiri dan menundukkan kepalanya.

Laki-laki dengan setelan jas dan sepatu hitam itu keluar, bersama sang istri dengan dress merahnya. Ya, Marco dan Marissa, kedua orang tua Melvin.

"Papa! Mama!" seru Melvin semangat.

Marco dan Marissa berjalan masuk kedalam rumah dan melewati Melvin begitu saja. Melvin mengejar kedua orang tuanya.

Anak laki-laki itu menarik lengan papanya. "Papaa, mau jalan-jalan sama mama papa." pinta Melvin dengan wajah penuh harapan.

"Papa harus bekerja." tolak Marco.

Melvin mengerucutkan bibirnya. "Papa kan sudah kerja setiap hari, ayo liburan! Papaa," rengek anak laki-laki itu.

"Melvin! Kami sedang buru-buru!" ucap Marissa.

Baby sister Melvin mendekat. "Melvin, ayo makan dulu." bujuknya.

"Mau disuapin Mamaaa!" ucap Melvin sembari menarik lengan Marissa.

"KAMU INI BANYAK MAU NYA! MAKAN DENGAN AUNTY! MAIN DENGAN AUNTY! SAYA TIDAK PUNYA WAKTU UNTUK BERMAIN DENGAN KAMU!" bentak Marissa.

Melvin berjalan mundur. Matanya berkaca-kaca. Cairan bening mulai menetes dari mata nya tanpa suara. Sang baby sister menggendong Melvin menuju kamarnya.

Tangan Melvin terkepal kuat, merasa sakit di benaknya. Sejak saat itu, tak ada Melvin yang mendekati orang tuannya. Melvin tumbuh menjadi anak yang dingin dan keras.

Flashback off

"Hei!" Zavira menepuk pundak Melvin yang sedang melamun.

Lamunan Melvin buyar, laki-laki itu terlonjak kaget. "Ngagetin!"

Zavira malah tertawa. "Maaf, takutnya lo kerasukan."

Melvin hanya tersenyum tipis. "Sini duduk." Laki-laki itu menepuk-nepuk lantai.

Tentang Kasta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang