seamin, seiman tapi tak serestu.

1.1K 69 21
                                    

Note: jangan samakan cerita ini dengan kehidupan asli. Karena ini hanya khayalan author, dan bukan kenyataan

Couple: ShanJi

Disini lah Shandy berada, di sebuah lapangan basket. Mata yang layaknya burung hantu itu tak berhenti memandang seorang pemuda dengan jersey merah yang melekat pada badannya. Niatnya tadi ia ingin langsung pulang tapi setelah pemuda manis itu memintanya untuk menunggu di lapangan. Apalah daya Shandy, ia hanya menuruti kemauan sang pemuda.

Dan kini ia berada, duduk di bawah pohon rindang. Tak begitu jauh, jadi Shandy bisa terus memantau pemudanya yang sedang bermain basket

"Aji!" Shandy mengerutkan dahinya saat melihat seorang gadis dengan potongan rambut pendek mendekat ke arah Fajri, pemuda yang di panggilnya 'Aji' tadi.

Fajri tampak menoleh dan melempar sebuah senyum manis untuk gadis tadi. Senyuman itu memang manis, tapi entah Shandy malah merasa kepanasan melihat Fajri memberikan senyumannya ke gadis ataupun pemuda lain. Apalagi gigi kelincinya yang menambah kesan manis Fajri. Shandy tak suka kalau Fajri memberikan senyuman itu selain ke dirinya.

Ah! Sudah lah! Kenapa Shandy malah terlena dengan adiknya sendiri?

Yup! Memang, Shandy maulana dan Ahmad maulana Fajri. Mereka bersaudara. Hanya berbeda ibu. Shandy adalah anak pertama dari ayahnya dengan sang ibu. Saat melahirkan Shandy sang ibu meninggal, lalu ayahnya menikah lagi dengan ibu Fajri. Shandy masih ingat kala ibu Fajri datang dengan Fajri yang masih bayi di gendongannya. Bisa kalian sebut, saudara tiri lah.

Back to topic, Gadis itu berlari mendatangi Fajri. "Apa Zi?" Tanya Fajri ke gadis bernametag Kezia lizina itu.

Shandy semakin panas, ia tak peduli dengan apa yang mereka bicarakan. Hilang sudah moodnya hari ini hanya karena Fajri yang berbicara dengan seorang gadis tomboy seperti Kezia.

Karena kesal, Shandy memilih untuk mengambil earphonenya dan memutar musik keras-keras. Tak peduli jika kupingnya tuli atau gendang telinganya pecah.

_-_-_

"Shan."

"Shan!"

"Shandy!" Di teriakan ketiga berhasil membuat Shandy membuka matanya. Terlihat pemuda berkulit pucat di depannya. "Eh, Fen." Shandy mengucek-ngucek matanya lalu mengedarkan pandangannya ke langit yang sudah mulai berwarna jingga. Lalu ia mengecek jam di smartphone nya. Jam 05.12

"Aji mana Fen?" Tanya Shandy ke Fenly yang sedang mengemasi tasnya yang berada di sebelah Shandy. "Udah pulang." Ucapnya

"Hah!"

"Lu napa dah? Akhir-akhir ini kek mepet banget kek Aji. Sad ya? Abis putus sama Nindy?" Tanya Fenly mencoba menggoda kakak kelasnya di SMA itu. "Ck! Ga usah di bahas! Aji kenapa ninggalin gua sih?" Shandy bertanya.

"Ga tau, tadi dia pergi bareng Kezia. Katanya mau pulang." Wajah Shandy memerah, bukan karena malu. Shandy bukan tipikal orang yang gampang salah tingkah, melainkan karena marah. Kenapa Fajri meninggalkannya hanya untuk bersama gadis seperti Kezia?

"Gua pulang dulu." Nada bicara Shandy terdengar dingin, pemuda yang masih memakai seragam abunya itu berdiri lalu berlari ke arah parkiran.

"Lah! Kok gua di tinggal?" Fenly melihat sekitar. Lalu memeluk tubuhnya sendiri "serem njir!" Kakinya kemudian berlari mengikuti Shandy tadi.

_-_-_

Shandy sudah berada di depan pintu rumahnya. Saat tangannya akan membuka pintu, pintu itu sudah terbuka duluan oleh seseorang. Terlihat ibunya yang bersama Kezia, keduannya tampak akrab. "Mami?" Tanya Shandy membuat obrolan mereka terhenti. Kezia yang menatap polos Shandy sembari mengerjap-ngerjapkan matanya. Dan mama Shandy yang tersenyum dan langsung memeluk sang anak.

"Ya ampun Sendy! Kamu dari mana aja? Jam setengah enam gini baru pulang? Sana masuk. Terus sholat magrib ya? Bareng Aji sama Papa." Suruh sang Mami

"I-iya mi." Sebelum masuk, Shandy sempat memberikan tatapan sengit ke Kezia. Membuat gadis itu terdiam dan berfikir 'gua ada salah ya ke kak Shandy?'

+_+

Setelah sholat magrib, Shandy yang menaruh tasnya di kasurnya. Dan tak lama suara badannya yang di jatuhkan ke kadur terdengar. Membuat Fajri yang sedang tidur juga terganggu. Dan menoleh menatap kakaknya itu.

Shandy melirik ke arah Fajri. Dan, sial. Jantungnya berdegup kencang, karena apa? Karena sekarang, Fajri sedang memanyunkan bibirnya. Sungguh imut bagi Shandy.

"Mukanya ga usah gitu." Shandy malah meraup wajah Fajri yang terlalu lucu baginya. "Ish! Bangsen! Jangan gitu ah!" Fajri semakin cemberut membuat Shandy makin gemas dan mencubit pipi Fajri.

Shandy memiringkan badannya ke arah Fajri "Ji." Panggilnya.

"Hm?" Fajri malah entah sedang menggambar apa di dada bidangnya. "Gua mau nanya."." Tanya aja, emang kenapa?"

"Eum...kalo ada orang yang suka ke adeknya sendiri, itu dosa ga sih?" Tanya Shandy. "Ga tau." Fajri tak mengedahkan pertanyaan Shandy, fokusnya masih berada di dada bidang Shandy. Entah dia sedang menggambar apa.

Shandy menghentikan tangan Fajri. Lalu duduk dan menarik sang adik untuk ikut duduk. "Apasih bang?" Tanya Fajri

Shandy mengambil kedua tangan Fajri. "Ji..."

"...gua, suka elu." Ucapnya lirih. "Hah?"

"I-iya! Gua tau kita bersaudara, tapi apa mencintai seseorang itu salah? Gua suka lu Ji, ah! Engga! Gua cinta elu, Entah dari kan gua mulai cinta elu." Ucap Shandy, dari matanya Fajri tau kalau itu adalah ucapan Shandy yang tulus dari hati.

"B-bang-"

"Lu ga mau nerima ya? Oh, gua tau. Pasti karena Kezia kan?" Tanya Shandy. "Bukan gitu..." Fajri menggigit bibir bawahnya.

"Terus, tadi Kezia ngapain?" Tanya Kezia. "Oh tadi, tadi Kezia dateng cuma mau bilang kalo buku ku ketuker sama buku dia. Terus aku bawa dia ke sini buat ambil buku." Jelas Fajri.

"Oh, berarti. Lu mau nerima gua ga?" Shandy langsung to the point. "BangSen nembak aku?" Tanya Fajri.

"Iya Ajii! Terima ga? Kalo ga ku granat!" Ancam Shandy. "Ish! BangSen mah gitu...kayak Ovel aja." Fajri kembali memanyunkan bibirnya. "Ji, mukanya jangan gitu, lu tau kan gua gampang sange?"

"Hii!! Serem!" Fajri malah mengambil selimut dan langsung menutup sekujur tubuhnya dengan selimut tebal itu dan sok ketakutan.

Shandy berusaha membuka selimut Fajri. "Stop! Jadi terima ga?" Tanya Shandy.

"Bang..."

"Mami sama papa kan-"

"Sstt....udah jangan di bahas, kita bakal hadapi semua ini kok, berdua." Shandy berbicara sambil menaruh telunjuknya di bibir merah Fajri.

"Bang..."

Part two

Wohoo~ ini twoshoot ya guys. Tunggu besok lagi...yang pertama gua turutin adalah komen pertama. ShanJi, sorry kalau prik and gaje. Kagak ngerti beginian gua😭

OneShoot UN1TY [B×B] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang