Dokter Fiki. -FiDy

714 69 46
                                    

Fi(ki)Shan(dy)

~~~

Di sebuah pemakaman, terlihat seseorang dengan setelan hitam rapinya dengan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya datang ke sebuah makam yang masih terawat walaupun sudah bertahun-tahun ada.

"Hai, Shan."

~~~

Di taman kota Jakarta yang cukup ramai. Di sinilah kehancuran Shandy di mulai. Shandy, pemuda yang awalnya baru saja pulang check up dari rumah sakitnya itu harus menahan rasa perih. Bukan perih di fisik, tapi perih di hati. Karena sekarang gadisnya terlihat sedang bermesraan dengan pemuda lain. Terlihat sorot kekecewaan dari matanya.

Shandy mencoba menguatkan langkahnya untuk berjalan mendekati sang gadis.

"Hai, Nin." Sapa Shandy membuat gadis bernama Nindy itu menoleh dan langsung memasang wajah kaget saat Shandy tersenyum tipis ke arahnya.

"S-Shan.." Nindy berdiri dan menatap Shandy dengan tatapan, kaget, takut, dan juga cemas. Semuannya campur aduk.

"Kamu cinta dia?" Shandy langsung to the point membuat Nindy refleks menoleh ke lelaki di sampingnya. Lalu menunduk sebagai jawaban yang kurang memuaskan.

"Aku tau kok jawaban nya." Shandy kembali memasang senyum.

Palsunya.

"Kayaknya kamu lebih bahagia sama dia ya di banding aku?" Tanya Shandy sambil menatap laki-laki di sebelah Nindy. "S-Shan..."

"Aku pamit. Permisi." Shandy hanya tersenyum sebelum berjalan menjauh dari Nindy dan sang kekasih, maybe?

~~~

Di jalanan Jakarta yang cukup ramai, di mana Shandy berjalan. Kepalanya menunduk, membuat wajahnya tertutupi oleh rambut panjangnya. Di balik rambut panjang itu, diam-diam Shandy menangis. Ia merutuki perasaannya, kenapa ia mencintai perempuan semacam Nindy. Sudah jelas-jelas dia suka memainkan hati laki-laki. Bodohnya dia!

'Sial'

Tiba-tiba kepalanya kembali merasa berat. Shandy mengangkat kepalanya. Mengedarkan pandangannya, ia berada di trotoar ada halte bus yang sepi di sana. Ia bisa menumpang duduk.

Di ambilnya smartphone itu dari sakunya, Shandy mencoba mengaca di layar. Senyumnya terlihat miris saat melihat darah kembali keluar dari hidungnya. Sweater putih yang di pakaian menjadi sedikit kotor karena Shandy gunakan sebagai lap untuk membersihkan mimisannya.

Perlahan pandangannya mulai kabur, kepalanya menyender ke salah satu tiang. Dan pingsan di halte itu.

"Ada orang pingsan!!"

~~~

Shandy membuka mata yang layaknya burung hantu. Pandangan pertamanya adalah ruangan dengan cat putih polos di tambah bau antiseptik yang tercium di penjuru ruangan. Tak lama kepalanya kembali mengalami pusing, membuat Shandy meringis. "Sshh.." ini kali ketiganya Shandy masuk ke rumah sakit yang berbeda di minggu ini.

"Loh, pasien sudah sadar?" Seorang suster yang datang membawa nampan makanan. Dengan seorang dokter juga di belakangnya. Suster itu langsung bergegas ke arah Shandy dan menaruh nampan tadi di nakas. Lalu kembali menatap Shandy.

OneShoot UN1TY [B×B] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang