Ghost. -RickSen

457 53 40
                                    

"Aku cinta kamu, Rick."

"Banget."

"Rasa aku ke kamu, ga akan hilang. Sampai kapanpun."

"Sekalipun aku udah di dunia lain, aku bakal tetep cinta kamu."

"Kamu jangan pergi dari aku, ya."

Prang!

"Akhh!" Laki-laki itu terduduk dari tidurnya, nafasnya begitu memburu, keringat di mana-mana, di tambah ekspresi yang terlihat begitu buruk.

Lengan berotot itu tampak bergetar hanya untuk pecahan air minum yang tampak jatuh ke lantai karena refleks bangun nya. Lagi-lagi mimpi itu, kenapa mimpi itu terus terulang? Setiap kali dia tertidur, di mimpinya hanya ada seseorang yang wajahnya tampak blur, sedang menggenggam tangan nya dan mengucapkan kalimat yang sama setiap kali dia bermimpi.

"Woi."

"Sshh.." Ringisnya saat pecahan kaca dari gelas menusuk jarinya nya, mata tajam itu melirik ke ambang pintu di mana ada pejantan lain yang tengah santai nya menyenderkan sebelah badan nya ke pinggiran pintu kayu. Wajahnya yang sungguh menyebalkan di mata Ricky, ingin sekali Ricky melempar wajah itu dengan pecahan kaca yang dia pegang sekarang.

Kaki itu bergerak mendekati Ricky. "Nape sih? Muka elu kayak kagak ada santai-santai nya, Rick." Tanya Farhan dengan logat betawi.

"Diem lu."

"Haha, pasti lu mimpi di datengin setan lagi, kan? Makanya, jangan suka bacain fiksi!" Olok Farhan. Nafas Ricky terdengar begitu panjang, dia mendongak, menyamakan duduknya dengan Farhan. Tatapan intens yang terasa begitu dingin Ricky berikan ke Farhan.

"Lu mau gua uke-in?" Tanyanya tanpa nada.

Nyali Farhan tampak ciut, bisa di buktikan dari dirinya yang kemudian tersenyum manis sambil memberikan peace kepada Ricky. "Jangan, dong. Nanti Fiki cemburu, Rick. Dia bakal bikin gua ga bisa jalan sampe seminggu nantinya." Suaranya terdengar di buat-buat membuat Ricky mendengus.

Ricky berdiri, tujuannya sekarang adalah mengambil sapu yang di simpan di belakang pintu kamarnya. Tapi, sebelum beranjak dia mendekati wajah Farhan dan berbicara saat jarak mereka cukup dekat.

"Bodoamat!"

~~~

Tanpa ada niatan mengobati lukanya, Ricky berangkat ke kampus. Kelasnya ada cukup pagi, kira-kira jam setangah delapan. Kelasnya harusnya susah di mulai. Setelah memarkirkan motornya, dia dengan tergesa berjalan menuju kelasnya yang berada di tingkat tiga. Tapi, saat baru saja naik tangga, otaknya mengingat sesuatu.

Laptop?!

Ah. Bisa-bisanya hal penting itu tertinggal di meja belajarnya saat ia tinggal laptop apel itu di genggaman Farhan.

Biarkan sajalah, sudah terlambat juga. Kepalanya tertoleh ke sebuah jam besar yang terpasang di tembok saat pertengahan tangga.

Jam 08.13

Ricky sudah tau nasihnya akan bagaimana, membersihkan aula kampus yang sungguh kotor, tak ada yang berani membersihkannya karena tempat itu terkenal angker.

Memang, mental anak jaman sekarang, bertemu putih putih sedikit sudah ngibrit.

Cklek.

Kerusuhan kelas berhenti seketika saat melihat Ricky masuk ke kelas. Tak ada guru.

"Ini Bu Vero kemana?" Tanya Ricky.

"Ga tau, belom dateng."

Puja kerang ajaib- eh. Alhamdulillah maksudnya, untunglah Ricky tak jadi terlambat, jika tidak. Pasti sekarang dia sudah memegang sapu sambil di omelin oleh guru killer itu.

OneShoot UN1TY [B×B] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang