Beautiful Life -ShanLy

483 46 34
                                    

Warning (kebanyakan hiperbola di sini)

~~~

Sang mentari mulai menyongsong sinarnya dari timur Bumi, malu-malu sinar itu masuk ke sebuah kamar dari sisi ventilasi membuat titik-titik cahaya menerobos masuk menerpa tubuh kedua anak adam yang masih terbalut selimut tebal, cahaya yang tiba-tiba mengganggu tidur si Dominant, membuat mata dengan bulu mata lentik itu terbuka menghadirkan kornea gelap milik lelaki itu.

Dia menoleh, mendapati si submissive yang berperan sebagai Ibu di keluarganya, yang sudah menemaninya dari belasan Tahun lalu. Wajah yang sama yang dia temukan setiap pagi, terlihat semakin menawan kala cahaya sang surya menerpa wajah tenang itu memperlihatkan lekuk pahatan sempurna dari Tuhan.

Tangan nya dia bawa untuk menangkup kedua pipi itu, mengelusnya perlahan kemudian menepuknya menjadi sebuah irama. Membangunkan si kecil yang bagaikan matahari untuknya, selalu menerangi.

"Pagi," suara serak khas orang bangun tidur itu mengalun, meski Shandy tak tau apa yang suami kecilnya ucapkan dia tetap menangguk.

Di kecil menggeliat kemudian duduk dan menyamakan matanya dengan pencahayaan pagi ini, dia menoleh. "Kamu mandi dulu, aku mau bangunin anak-anak." Shandy mengangguk.

~~~

Cklek.

Meskipun pendek, langkah kaki dari orang ini sungguh di sayang di keluarga ini terlihat begitu tergesa, dia tersenyum di kasur sang anak, melihat anak bungsu nya sudah terduduk di kasir sambil mengucek mata nya membuat sang Ibu juga tersenyum.

"Pagi, dear." Sapa Fenly kemudian duduk di samping Fiki, Fiki tampak mengangguk dan membalas ucapan ibunya. "Pagi,"

Fiki tiba-tiba berdiri, Fenly refleks memegangi lengan sang anak yang sekarang malah lebih besar dari tangan nya. "Fiki mau kemana? Sini Ayah tuntun." Tawar Fenly sambil mencoba membopong sang anak.

"Ga usah, Yah. Fiki itu bukan anak kecil, buktinya aja hari ini Fiki udah empat belas tahun."

Ya, Fiki adalah seorang tuna netra, kekurangan yang Fiki alami membuat Fenly sungguh merasa bersalah atas kedua anaknya. Karena bukan hanya Fiki, bahkan sang kakak, Fajri. Juga di vonis memiliki 'Sindrom peter pan.' sejak lahir yang membuat penderitanya bersifat seperti anak kecil, bahkan ketika sudah memasuki usia dewasa.

Dia sungguh menyesal, telah membuat dua nyawa tak berdosa ini mengalami kecacatan secara fisik dan mental hanya karena dirinya yang sungguh egois. Bukan hanya itu, sang suami juga terpaksa kehilangan keahliannya dalam berjalan karena menyelamatkan Fenly. Kurang brengsek apa coba dirinya?

Fenly berjanji akan selalu menjaga ketiga nyawa itu seperti dirinya sendiri.

Si Sulung yang bagaikan Bumi untuknya, ia ingin menjadi tempat bersandar Bumi kala Bumi lelah dengan segala perlakuan makhluk yang hidup di dalam nya. Ia ingin, Bumi menceritakan semua keluh kesah hanya ke dirinya, ia ingin selalu menjadi sandaran dan kekuatan bagi Bumi.

Si Bungsu juga dia gambarkan seperti pelangi, walaupun dia tak bisa untuk melihat indahnya dunia yang kita miliki, tapi kehadiran nya sudah cukup memberi warna untuk Fenly membuat Fenly begitu bersyukur.

Tak lupa, sang suami juga dia gambarkan sebagai Hujan yang jatuh untuk membuat tumbuhan di Bumi menjadi lebih subur dan mengiringi kehadiran pelangi indah di ujung langit.

Dan dia? Dia adalah Matahari, sumber kekuatan dari Dunia yang Shandy, Fiki dan Fajri miliki. Cahaya yang membuat pelangi ada, Cahaya yang juga kembali menguatkan Bumi setelah Hujan turun, menggantikan langit kelam bekas awan jahat menjadi langit biru cerah dengan permen kapas sebagai hiasan nya.

OneShoot UN1TY [B×B] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang