Part 2 of "Ghost"-RickSen.
~~~
"Cari apaan?"
"Raga aku. Aku mohon bantu aku, Rick. Ada orang yang harus aku datengin, ada rasa yang harus aku sampein, ada juga hati yang mungkin, nunggu aku." Ujarnya dengan nada lirih.
Matanya nampak begitu sayu, Ricky kembali gemas saat melihat mata itu terlihat sedikit kehitaman mirip seperti panda. Pasti, malam sebelum Sendy meninggalkan raganya dia begadang.
Ricky, ingin saja membantu tapi ada rasa yang mengganjal di hatinya. Dia bergumam secara batin. "Bisa-bisa gua di kira orang gila kalo ngomong sama arwah yang ga keliatan gini." -batin nya.
Tanpa Ricky tau, Sendy ternyata bisa mendengar isi hati, begitu juga pikiran Ricky. Hanya Ricky, entah kenapa hanya Ricky orang yang batin dan juga pikiran nya bisa ia dengar.
Sendy bukanlah orang yang kuat secara fisik dan juga mental, jika ada masalah. Cutterlah pelampiasan nya. Bahkan, mendengar isi hati Ricky saja membuat air mata sekarang sudah berlabuh di pelupuk mata Sendy, siap untuk jatuh. Pengalaman_×
"Kalau kamu ga mau bantuin, gapapa kok. Aku tau, aku sadar, aku cuma arwah tanpa raga doang yang lagi gangguin manusia." Ucap Sendy membuat Ricky menoleh dan tentu saja kaget melihat Sendy yang hampir menangis.
"Weish.. kok nanges sih? Maaf-maaf. Sini, gua peluk dulu. Cep, cep.." Aneh memang, kenapa Ricky bisa menarik pinggang ramping Sendy dan memeluknya, Sendy sendiri tak tau.
"Gua bantuin lu kok, jangan nangis lagi dong. Kagak lucu kali, kalo misal gua di kira kekerasan." Sendy mengangkat sedikit kepalanya dari dada bidang Ricky.
"Kan aku ga keliatan." Aish, Ricky itu pikun atau memang punya penyakit goblok stadium akhir sih?
Dia menyengir, "hehe, iya juga sih."
Sendy malah tersenyum, memperlihatkan gigi gingsulnya yang menambah pesona arwah ini. Ricky tak ingin berbohong kalau Sendy itu sungguh manis. Sendy itu manis, cantik bahkan untuk ukuran 'arwah' lelaki. Dari badan nya yang ramping, kulit pucatnya yang terlihat sungguh mulus, apalagi gingsulnya. Sendy terlalu manis untuknya. Untuk saya juga( ◜‿◝ )
"Kamu kenapa?" Sendy bertanya demikian karena Ricky yang tak hentinya menatap Sendy dari atas. Karena posisi mereka sekarang Sendy yang memeluk dada bidang Ricky sambil mengangkat kepalanya menatap rahang tegas sang dominant, Ricky ingin menangis rasa nya melihat arwah yang baginya sungguh lucu saat ini. Ga bisa gua ga bisaa!
Pelukan mereka terlepas kemudian. "Gapapa, kok. Eh, gua mau ke kelas dulu. Kayaknya Bu Vero udah dateng." Ricky bersiap memakai tas nya. Namun Sendy malah mencekal lengan Ricky seolah tak ingin lepas dari nya.
"Ga usah, kamu di sini aja. Guru itu pasti lagi di uks, kaki nya ga bakal cepet sembuh." Ricky mengerutkan keningnya lalu mencoba berfikir. Sedetik kemudian, dia tersenyum lebar sambil menatap Sendy tak percaya.
"Oalahh.. elu yang jailin Bu Vero? Lu apain?" Ucapnya dengan nada terkikik.
Sendy mengangguk. "Aku bikin jatoh pas di parkiran, gini-gini juga, aku pernah sekolah. Aku tau kok rasanya ngantuk dengerin penjelasan guru killer." Cukup. Itu terlalu lucu plus ngakak untuk Ricky. Dia tertawa kencang di bawah pohon.
"Lu kenapa, Rick?! Ga kerasukan Pocong banci kan?!" Teriak seseorang yang tak lain adalah kawan nya yang manis dan juga perhatian namun cuek. Tipe-tipe uke tsunderelah, Gilang namanya. Dia tiba-tiba saja sudah berdiri tepat di sebelah Ricky dengan tatapan antara bingung dan takut.
![](https://img.wattpad.com/cover/305135719-288-k268625.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OneShoot UN1TY [B×B]
FanfictionStart: 20 March 2022 Finish: 15 March 2024 Total Bab: 26 (Beserta prolog dan epilog) ⚠️HANYA FIKSI DAN TIDAK BERMAKSUD APAPUN DALAM TOKOH YANG DISEBUT⚠️ Menerima couple apa saja. Dari yang awam yaitu JiSon sampe ke crack yaitu FenSon, KyKi and Shan...