" Maaf dokter, aku terlambat..." ucap Nan, dengan nafas ngos-ngosan karena berlari hingga ke ruangan Perth." Dari mana saja kau Nan ? Kau kan tau...kalau hari ini pasien ku banyak..." cetus Perth.
" Maaf dokter...tadi aku membantu dokter Luke dulu, untuk memindahkan pasien dokter Sin ke ruang vip..." jelas Nan.
" Dokter Sin, vip...sejak kapan Sin mengurus pasien vip..." gumam Perth.
" Bukan begitu dok, dia itu sebenarnya pasien dokter Sin yang di rawat di igd...tadi dia berusaha bunuh diri. Untung saja ada dokter Sin dan dokter Luke yang menolong nya..." cicit Nan.
" Sekarang dia di pindah ke kamar vip atas perintah dokter Luke, dan dokter Luke juga yang membayar semua biaya nya..." sambung Nan.
Perth mengernyit heran mendengar cerita Nan, karena tidak biasanya Luke bersikap seperti itu kepada orang yang baru di kenalnya.
*
Perlahan kedua mata itu pun terbuka, saat Saint merasakan sesuatu menyentuh kepalanya.
" Kau sudah bangun, maaf menganggu tidur mu. Aku sedang melihat luka di pelipis mu...sepertinya mulai membaik."
" Dokter..." Saint menatap wajah Luke lekat, seakan tengah mengingat di mana pernah bertemu dengan dokter itu.
Luke duduk di pinggir ranjang, dan menatap Saint lekat.
" Saint nama mu ?" tanya Luke, memastikan dan Saint mengangguk pelan." Ada apa Saint ? Apa yang kau lakukan di kota ini...dan kenapa kau sampai berada di rumah sakit ini...apa kau lari dari desa mu ?" cicit Luke, dengan bermacam pertanyaan.
" Apa ? dari mana dokter tau kalau aku dari desa..." heran Saint.
" Beberapa bulan yang lalu, aku pernah datang ke desa Wang Nam Khiao, dan aku melihat mu..." ucap Luke.
" Jadi, dokter...dokter yang waktu itu datang..." gumam Saint, dan Luke pun mengangguk.
" Ada apa Saint, siapa yang kau cari di kota ini...apa_ayah dari bayi mu ?" tanya Luke ragu.
Saint terkejut mendengarnya, tak mengira jika dokter itu akan mengetahui tentang kehamilan nya.
" Dokter...tau ?" Luke mengangguk.
" Kandungan mu belum lewat masa trisemesternya, beruntung tidak terjadi apa pun pada bayi mu. Kenapa Saint...kenapa kau mencoba mengakhiri hidup mu. Apa kau tak berpikir tentang bayi tak berdosa yang sedang kau kandung..." ucap Luke panjang.
" Aku terpaksa dokter, aku pun tidak ingin terjadi seperti ini..." lirih Saint, dengan kedua pipi yang sudah basah oleh air mata.
Satu tangan Luke menghapus air mata yang mengalir di wajah Saint, sedangkan tangan yang satunya mengenggam erat tangan Saint.
" Setiap masalah pasti akan ada jalan keluarnya, asal kita mau membicarakan nya..."
" Tidak mungkin dok, itu tidak mungkin...kedatangan ku kesini pun sia-sia. Dia_dia mencampakkan aku dok..." tangis Saint pun pecah.
" Apa dia menolak mu, dan tak mengakui bayi yang sedang kau kandung ?" Saint menggeleng pelan.
" Bukan itu, bukan...bahkan dia tak melihat keberadaan ku. Tapi aku melihatnya...dan dia sudah bahagia dengan pilihan nya..."
*
" Ada apa sayang ? Apa di rumah sakit ada masalah ?" tanya Fah lembut, sembari duduk di samping suami nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lies ( END )
FanfictionBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita ttg PS, kali ini straight Di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukang copas...di larang mendekat