" Perth, berapa lama kita akan pergi ?" tanya Saint, sembari mengemas kopernya.
" Entahlah, satu minggu...dua minggu, terserah kau saja..." sahut Perth datar, tanpa mengalihkan tatapan nya pada layar laptop nya.
Saint mengernyitkan kening nya, mendengar jawaban suami nya yang begitu ambigu bagi nya.
Dua koper sudah siap, dan Saint letakkan di samping pintu kamar.
" Aku kemas koper Aron dulu..." ucap Saint." Tidak perlu..." cetus Perth.
" Hah, tidak perlu ? Maksud mu...Aron tidak ikut bersama kita ?" kaget Saint.
Perth menyimpan laptop nya, lalu menghampiri istrinya. Di tangkupnya kedua pipi Saint dengan tangan nya, dan...
Cupp
Satu kecupan mendarat di bibir Saint.
" Sammy sudah mengemas koper Aron, semua sudah siap...dan siang nanti kita tinggal berangkat." ucap Perth.
" Ya sudah, aku bantu bi Nira menyiapkan makan siang dulu..." namun tangan Perth menahan langkah Saint.
" Biar bi Nira dan yang lain nya yang siapkan makan siang, aku tak ingin kau kelelahan...karna kita akan bepergian jauh." ucap Perth.
Akhirnya Saint menurut, dan tak membantah ucapan Perth. Keduanya lalu keluar dari kamar dan turun ke bawah.
Sesampainya di bawah Saint di kejutkan ketika melihat dua koper sudah siap di depan pintu kamar Sammy, dan Saint yakin kalau itu adalah koper Sammy dan Pond.
" Kalian ikut juga ?" tanya Saint, Sammy dan Pond langsung mengangguk kencang.
" Aneh..." batin Saint, mau apa juga Sammy dan Pond ikut pergi bersama nya dan Perth.
Perth mengulum senyumnya, begitu juga dengan Pond. Kemudian kedua pria itu pergi ke taman, dan terlihat berbicara serius.
Saint hanya menatap dari tempatnya duduk saat ini, bersama Sammy yang sedang asik membaca majalah.
Kemudian Aron menghampiri mommy nya, dan duduk di samping nya.*
Selesai makan siang mereka langsung bersiap untuk pergi, dan langsung menuju ke bandara.
Saat di dalam pesawat, Saint perlahan menghampiri Sammy yang duduk bersebrangan dengan kursi nya.
" Sam, apa kau tau...sebenarnya kita mau kemana ?" bisik Saint, yang tak ingin suaranya di dengar oleh Perth.Sammy mengangkat kedua bahunya ke atas, sebagai tanda kalau ia juga tidak tau.
Merasa percuma bertanya kepada Sammy dan tak membuahkan hasil, akhirnya Saint memilih diam dan menikmati perjalanan nya bersama Aron yang duduk di samping nya.
Tak lama kemudian Aron pun tertidur, dan Saint memilih untuk melihat keluar melalui jendela pesawat.
Di bawah sana Saint dapat melihat hamparan hijau dari pepohonan yang ada di hutan, melihat itu semua seketika membuat Saint merindukan kampung halaman nya.
" Bibi Jah..." monolog Saint, dengan kedua mata yang sudah berkaca-kaca.
Saint merasakan kerinduan nya dan ingin bertemu dengan bibi nya, sudah hampir 3 tahun ini Saint tak melihat bibi nya.
Perth merengkuh bahu Saint, dan menyuruhnya agar bersandar kepada nya. Dan Saint pun menurut, dan mulai memejamkan kedua matanya.
Entah berapa lama Saint tertidur, ia terbangun saat merasakan usapan lembut pada wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Lies ( END )
FanfictionBuat yg save cerita gw di perpus, jangan lupa follow akun gw. Cerita ttg PS, kali ini straight Di jamin kalian akan baper... Buat bocil atau pun homophobic di larang mampir, terlebih lagi buat tukang copas...di larang mendekat