Chap 10

358 76 22
                                    

Masih adakah yg nungguin cerita ini ?
Harus sabar ya karna jadwal up nya penuh dan uda di bagi2 waktu nya...

Yang mau cerita full, tanpa nunggu lama dan tanpa skip bisa order pdf nya langsung.


Happy reading



Semenjak pertengkaran mereka saat itu, Saint terlihat lebih banyak diam dari pada biasanya. Hal ini tentu saja membuat Luke khawatir.

Saint tak pernah lagi mengeluarkan suara nya, kecuali bila di tanya lebih dulu.

" Ada apa phi Luke ? Kau sakit ?" cemas Fah, karena sedari tadi melihat Luke terus termenung seakan sedang memikirkan sesuatu yang begitu rumit.

Hanya gelengan kepala yang Fah dapatkan, hal ini tentu saja membuat Fah khawatir.

" Fah, bagaimana dengan Perth ? Apa_sikapnya masih sama terhadap mu ?" tanya Luke seraya menatap Fah lekat.

" Masih sama phi, mungkin_pernikahan kami tidak bisa terselamatkan lagi..." lirih Fah.

Seketika timbul rasa takut di hati Luke, jika Fah menyerah dan akhirnya bercerai hal itu justru akan mengancam pernikahan nya dengan Saint.

Perth akan mempunyai peluang untuk merebut Saint dan Aron dari sisi nya, apa bila Perth tau kalau Saint kini bersama nya.

" Tidak tidak...ku mohon Fah, kau jangan menyerah. Seharusnya kalian berusaha memperbaiki rumah tangga kalian. Ku rasa....perceraian bukanlah jalan satu-satunya." Fah tertawa pelan mendengarnya, bagi Luke mungkin masalahnya semudah itu. Tapi tidak bagi nya, karena selama ini Perth seakan tak ada inisiatif untuk memperbaiki pernikahan mereka.

" Phi Luke...bicara memang mudah, karena bukan phi yang merasakan nya. Sudah cukup selama dua tahun ini aku di abaikan phi...aku lelah, dan aku sudah berpikir dengan masak...kalau aku akan  mengakhiri pernikahan ini." lirih Fah.

" Aku tak ingin membuang masa muda ku dengan percuma phi...karena aku yakin, di luar sana ada kebahagiaan untuk ku. Yah...mungkin Perth memang bukan jodoh ku, siapa tau...di luar sana Tuhan sudah menyiapkan seseorang yang pantas untuk ku."


Luke terdiam, tak dapat lagi berkata apa pun. Keputusan Fah sudah bulat, dan tak bisa di ganggu gugat lagi.

Ucapan Fah ternyata bukan omong kosong, atau pun sekedar hisapan jempol saja. Karena satu minggu kemudian ia melayangkan gugatan cerai kepada Perth.

" Apa ini ?" tanya Perth, di depan nya saat ini tergeletak sebuah map yang berisikan berkas-berkas perceraian mereka.

" Surat cerai..." ucap Fah santai, sebisa mungkin ia berusaha untuk tenang dan tidak menangis di depan Perth.
Cukup selama dua tahun ini ia terus menangis, menangisi rumah tangga nya yang tak pernah menemukan titik terang. Dan mungkin perceraian ini adalah jalan yang terbaik bagi Fah maupun Perth.


" Kau yakin, ingin bercerai dari ku ?" Fah menghela nafasnya, setelah itu ia mengangguk.

" Aku sudah pikirkan semua nya Perth, masalah yang terjadi di antara kita semakin pelik ku rasakan. Bagaimana mungkin aku bertahan...jika kau sendiri tak ada inisiatif untuk memperbaiki nya."

" Maaf, maafkan aku..." hanya kalimat itu yang terucap dari bibir Perth.
Dan kalimat itu pulalah yang terakhir kali Fah dengar, karena setelah itu Perth langsung menandatangani berkas perceraian mereka.

Selesai menandatangani berkas itu, Perth langsung masuk ke kamarnya dan berkemas.
Perth memilih untuk keluar dari rumah itu, rumah yang dulu pernah jadi saksi bisu kebahagiaan sesaat mereka.

Love and Lies ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang