chapter 29

707 80 35
                                    

Semejak malam itu kehidupan rumah tangga rayen dan cila mulai terlihat setitik benih-benih cinta dari keduanya

Mulai penggantian panggilan aku-kamu ya walaupun cila masih saja menambahkan embel-embel cunguk tapi tak apa yang penting kehidupan mereka ada perkembangan

Hari ini hari terakhir ujian sekolah rayen, cila, alvaro, ratu dan jefan. Sudah 6 hari mereka bergelut dengan soal-soal ujian yang jawabannya tak ada dalam buku catetan atau buku tugas mereka

Jam sudah menunjukan pukul 10.13 menit, itu artinya bel istirahat sudah berbunyi 13 menit yang lalu. Kericuhan terjadi dikantin sekolah SMA TRISAKTI, mulai ada yang berteriak-teriak mencari saus dan kecap, ada yang numpang pacaran, ada yang sedang toktok-kan sampai ada yang hanya berkeliling saja alias caper- biasanya dilakukan oleh adik kelas cewek yang haus/gatal kakak kelas cakep

"Gw heran sama makanan gw, tadi perasaan bakso nya masih ada 7 butir tapi sekarang tinggal 5 butir ya? Kalian liat keberadaan bakso gw gak?" Tanya jefan. Ceritanya tadi jefan pamit ke toilet sebentar karena alvaro gak sengaja numpahin kecap, tapi saat kembali lagi bakso jefan sudah berkurang

Semua mengakat bahu tak acuh "tadi jatoh" celetuk ratu

Jefan menatap serius ke arah ratu "jatuh dimana?"

Ratu memukul kecil perut alvaro lalu beralih merangkul lengannya "ke perut al"

Seketika wajah jefan langsung masam, sudah bisa ditebak kalo alvaro melakukan akting saat tak sengaja menjatuhkan kecap ke celana jefan

Alvaro menyeruput minumannya dan menyengir tanpa dosa "yaelah, gw hilaf jef. Ntar gw ganti deh sama krikil mau?"

"Gak makasih"

Semua tertawa kala melihat ekspresi jefan yang terkesan lucu saat sedang merajuk. Kecuali cila

Gadis itu, eh ralat. Wanita itu hanya diam sambil menahan gejolak aneh dalam perutnya, sedari pagi perut cila merasa tak enak dan ia merasa kalo dirinya tak pernah salah makan

Rayen tak menyadari itu, ia hanya menatap sekilas lalu kembali bercanda dengan teman-temannya

Ratu menatap cila dengan tatapan sulit di artikan, ia bingung kenapa cila terus memegangi perutnya

"Cila, are you okay?" Tanya ratu memastikan

Cila mendongak menatap ratu, ia tersenyum tipis seraya mengangguk "I m okay, thanks udah peduli" balas cila dengan suara parau

Pertanyaan ratu sukses membuat jefan, alvaro dan rayen menatap juga ke arah cila

"Kamu kenapa? Perutnya sakit hm? Mau dipijittin atau ma--"

"Huek..."

Cila tak sanggup lagi menahan gejolak itu hingga membuat dirinya tak sengaja memuntahkan cairan bening ke arah rayen

"M-maaf ra, aku gak senga-- huek..."

"Lo sakit cil? Mau gw anter ke UKS gak? Atau langsung ke klinik aja?" Tanya ratu khawatir

Rayen mengangguk membenarkan "iya, mending kamu ke UKS aja. Ntar aku nyusul setelah ke toilet"

Cila mengangguk pasrah, dirinya sudah tak kuat lagi. Ingin rasanya rebahan dan menenangkan perutnya yang tiba-tiba aneh

Cila ke UKS dibantu oleh ratu, ia pergi meninggalkan rayen dan kantin

Saat cila muntah tadi sontak seisi kantin langsung menatap rayen dan cila dengan tatapan aneh

Alvaro yang merupakan cowok paling peka diantara teman-temannya pun langsung menggebrak meja kantin dan itu sukses membuat mereka kembali ke runinitas mereka masing-masing

RAYENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang