Sore hari dilangit jakarta. Surya matahari sudah ingin tenggelam dan digantikan oleh rembulan yang indah, namun pekerjaan rayen masih belum selesai
Rayen terjebak di meeting yang membosankan ini, duduk dan mengangguk-anggukkan kepala saja, apakah rayen mengerti dengan ucapan mereka? Tidak, rayen hanya tau kalau mereka akan membuat suatu UNIVERSITAS dikawasan jakarta pusat
Sudah 2 jam dirinya duduk dan menyimak saja tanpa mau ikut beragumen seperti yang lain. gara-gara pak tua yang sebentar lagi akan memiliki cucu, rayen jadi tersiksa karena bokongnya terasa panas. Siapa lagi kalau bukan pak surya hidayah--papa rayen
"Jadi kalian setuju kalau UNIVERSITAS ini diberi nama CLEVA? namanya diambil dari menantu kesayangan saya" tanya pak surya membuat rayen sedang menatap kosong kertas kosong jadi mendongak dan mengerutkan kening nya
Semua sempat berbisik dengan rekan bisnis nya yang duduk disamping mereka, lalu mereka mengangguk "kami setuju, toh apapun namanya yang terpenting UNIVERSITAS itu maju dan bisa membuat para anak bangsa menjadi orang yang terdidik ke depannya" ucap salah satu dari mereka
Pak surya tersenyum, lalu pria itu menatap rayen dengan tatapan sulit diartikan. Apakah dia tau kalau rayen masih terkejut dan bingung?
"Baik, meeting hari ini kita tutup" pak surya bangkit dari duduknya dan bersalaman
"Terimakasih dan semoga proyek kita berjalan dengan lancar" ucap salah satu rekan bisnis pak surya
"Terimakasih kembali" balasnya dengan senyum yang sama seperti rayen. Manis nya tanpa pengawet
Setelah semua pergi kini rayen berdiri dan meretangkan tubuhnya, sepertinya rayen akan meminta cila untuk memijat punggung nya
"Kamu paham?" Tanya pak surya yang tahu kalau anaknya itu akan kesusahan dalam memahami materi kantor
"Paham"
"Apa yang kamu paham?"
Rayen menyengir kuda lalu menggeleng "cuma paham kalo papa mau bikin kampus pake nama belakangannya cila"
Pak surya memutar bola mata malas, sudah dia duga kalo anak semata wayang nya ini tidak paham
"Papa mau kemana?" Tanya rayen saat pak surya mengambil tas kantornya dan berjalan ke arah pintu
"Pulang lah, emang kamu gak mau pulang?"
"Ya pulang lah, masa enggak. Kasian calon bayi aku belum dijenguk sama papa nya yang ganteng ini" ujar rayen fronfal membuat mata pak surya membulat sampai mau copot. Eh, enggak becanda kok, yakali copot
"Anak muda, tau nya bikin doang tapi gak tau ngurus" setelah mencibir seperti itu pak surya langsung bergegas pergi meninggalkan rayen yang masih dalam mode ngebug
"Otak gw yang terlalu kecil atau emang gw yang gak paham sih?" Imbuhnya
•••••
"Bi ayu" panggil cila yang sedang duduk dikursi ruang makan
Bi ayu yang sedang mencuci tangan pun berjalan menghampiri nyonya muda nya itu
"Iya mbak? Mbak mau ngemil?" Tanya bi ayu sopan
Cila menggeleng "bibi duduk disini dulu deh, aku mau ngomong" cila menunjuk kursi kosong disebelahnya
Tidak mau dianggap membantah, bi ayu pun menuruti saja "mbak mau ngomong apa?"
"Bi, aku kan hamilnya baru 7 bulan yah, tapi kok perut aku gede banget? Apa mungkin aku lagi ngandung 2 anak ya?" Tanya cila, pasalnya ia merasa kalau dirinya tak salah menghitung bulan namun mengapa perutnya besar sekali? Atau ini gara-gara rayen sering menyentuhnya semenjak janin nya berusia 4 bulan?
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYEN
Teen Fiction' maju terus pantang mampus ' - OMORVOS bertema: SYAQEEL Start: 4 februari 2022 Finish: 24 mei 2022 Penulisan berlangsung selama 3 bulan 20 hari