chapter 29

581 71 14
                                    

3 tahun berlalu

Keluarga rayen dan cila kini sangat amat harmonis, lebih harmonis dari sebelumnya. Karena apa? Karena ada 2 bocah kembar yang selalu memenuhi kebahagian keduanya

Semenjak kejadian amel disekolah waktu itu, amel diputuskan pindah sekolah dan juga pindah rumah bersama orang tua nya

Pak RT pun ikut pindah karena dirinya turut malu akan kelakuan istri dan anak nya tersebut yang terbilang sudah kelewat batas

Dan sekarang rayen pun hanya fokus pada satu pekerjaan yaitu jadi pemilik sekaligus ketua yayasan disekolah SMA TRISAKTI, dirinya tak ingin menjadi CEO atau apapun yang berbau perusahan. Menurutnya kerja seperti ini saja sudah sangat ia syukuri dan nikmati, tapi yang hal utamanya adalah rayen tak mau pusing akan pekerjaan kantor

"Ntal kalo papi mayah imana ca?" Tanya aca pada adiknya yang sedang menatap lucu bulu-bulu kaki rayen

Kini mereka berdua sedang berada di kamar orang tua mereka---rayen dan cila--- tadi cila menyuruh aca dan ica untuk membangunkan rayen sedangkan dirinya akan membantu bi ayu memasak didapur

"Nda bakan, ata mami kayo papi angun eyus mayah biyang aja diculuh mami" jawab ica, sepertinya anak itu lebih jahil dari damar dan jefan

"Ica itung campai ceyatus ya" ucap ica mengintruksikan ke aca

Aca mengangguk "sokey"

"Catu... Duwa.... Catus..."

"ARGHH SAKIT WOY, INI SIAPA YANG NARIK BULU KA--- SAYANG KENAPA MEREKA ADA DISINI?" rayen berteriak saat bulu kaki nya dicabut oleh aca dan ica secara kasar. sedangkan bocah-bocah itu malah tertawa karena misi mereka berhasil

"Yeyy papi angun" seru aca

Rayen mengelus-elus kakinya, sungguh ini sangat menyakitkan melebihi ditinggal si doi "kenapa dicabuttin sih? Siapa yang suruh kalian masuk ke kamar papi sama mami hah?!"

"Mami yang biyang kayo kita hayus banyungin papi" ucap aca. Anak laki-laki rayen dan cila ini memang sangat dewasa namun jahil juga

"SAYANG ANAK KAMU JAHAT NIH" rayen kembali berteriak

Cila datang dengan celmek yang melekat di tubuhnya dan pisau yang sedang ia pegang "aduhh ra, gak usah teriak-teriak deh. Ini itu rumah bukan hutan" omelnya

Rayen menunjuk aca dan ica yang sedang duduk diam diatas kasur "anak kamu jahat sayang, kaki aku mau copot tadi gara-gara mereka cabut bulu kaki aku"

Cila berdicak pinggang sambil memutar bola mata malas "mereka juga anak kamu ra, kamu yang tanem diperut aku jadi aca dan ica darah daging kamu juga dong"

"T--tapi mereka jah---"

"Shutttt udah deh sayang, ini udah jam 7 kamu gak ke sekolah gitu? Aku juga mau lanjuttin tugas kuliah aku nih" sela cila. Memang cila sudah berkuliah di universitas cleva--- kampus milik pak surya

Cila kembali kedapur, sedangkan rayen menatap tajam kepada anak-anaknya "awas ya kalian, gak bakal papi kasih permen yupi"

"Aaaa mau pi, aca ica mau yupi" rengek keduanya yang tak didengarkan oleh rayen, pria itu malah pergi ke kamar mandi

"KALAU KALIAN MAU YUPI BANYAK-BANYAK, KALIAN HARUS LONCAT POCONG SEPULUH KALI" seru rayen yang sudah berada dalam toilet

Aca dan ica saling tatap "sokey papi" dengan pintar dan cerdasnya mereka ikut apa kata rayen yaitu loncat pocong sepuluh kali

•••••

"Hiks... Kaki aca juga cakit mami huaaaa..."

"Ica juga cakit anet"

RAYENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang