Chapter 2 - Siapa Kakak Itu?

212 21 34
                                    

"Soundwave. Dia anggota OSIS, bukan?" Megatron menunjuk seorang siswi dengan almamater biru OSIS yang dari tadi memperhatikannya. Mereka kembali berdiri di sisi lapangan sendiri setelah Soundwave kembali dari tempat Astrotrain.

"Ehmm ... sebentar." Soundwave sedang membuka-buka buku tugasnya untuk mencari nama siswi anggota OSIS, namun Megatron sudah berjalan lebih dulu menghampirinya.

"Eh, Ga! Lo kenapa jalan duluan!" Ia buru-buru mengejarnya. Akan tetapi, sayangnya Megatron sudah lebih dulu tiba di hadapan siswi tersebut sebelum Soundwave sempat mencegahnya.

"Kak. Minta tanda tangan. Boleh?" tanya Megatron.

Mata ungu itu tampak setengah terbuka. Wajahnya terukir senyuman tipis yang tampak sedang menyembunyikan sesuatu. "Coba cari namaku dulu di buku itu."

Megatron melirik ke nama yang terpasang di almamater itu. "Blackarachnia." Ia pun membuka lembaran demi lembaran buku tersebut.

"Kok nama Kakak nggak ada, ya?" Soundwave bertanya lebih dulu.

"Karena nama aku emang nggak pernah ada di buku itu, Manis." Suara siswi itu terdengar menggelitik telinga mereka.

Soundwave refleks mengambil satu langkah ke belakang Megatron, sedangkan Megatron sendiri memasang wajah masam. "Kalau gitu kenapa Kakak di sini dan pakai almamater itu?"

"Memangnya aku nggak boleh di sini?" Pertanyaan itu tidak bisa Megatron jawab, tetapi sebelum Megatron hendak pergi, ia sudah melanjutkan ucapannya. "Aku udah lihat kamu nantang Sentinel di kelas tadi. Jujur aja, aku tertarik dengan sikap beranimu tadi."

"Tapi karena itu, saya nggak dapat tanda tangannya," ketus Megatron. Ia biasa saja saat melihat enam tangan laba-laba di punggung siswi itu menunjukkan sebuah reaksi. Berbeda dengan Soundwave yang mulai tidak nyaman saat merasakan enam tangan tambahan itu seperti sedang mengawasi mereka berdua dan siap menyerang kapan saja.

"Jangan pedulikan tanda tangannya. Memangnya dia artis? Bukan!" serunya. "Bahkan, jangan pedulikan tanda tangan OSIS lainnya juga. Tugas yang kamu terima cuma buat formalitas."

Megatron memandang dua tanda tangan yang baru ia dapatkan. "Memang ...."

Arachnia tersenyum miring. "Kita bisa bekerja sama. Kalau kamu mau balas dendam sama sikap Sentinel, kamu bisa cari aku di--"

"Ra," suara Astrotrain tiba-tiba menyela. "Kak Magnus udah larang lo buat keliaran di sini." Kehadirannya yang tiba-tiba di antara mereka cukup membuat ketiganya terkejut.

Biar begitu, siswi itu menampilkan tawa sekilas. "Iya, iya, gue tahu." Lalu, ia melirik ke Megatron dan mengedipkan sebelah matanya. "I'm looking forward to see you, sweety," ucapnya sebelum ia menghilang di belokan koridor.

"Apa pun yang dikatakan Arachnia, jangan ikuti begitu saja. Kamu bisa lebih pintar dari laba-laba aneh itu," ucap Astrotrain dengan tatapan dinginnya. Sebelum Megatron bertanya lebih lanjut, Astrotrain sudah pergi meninggalkannya.

"Betul kata Kak Astrotrain. Jangan percaya. Dia pasti siswa bermasalah," setuju Soundwave.

Ucapan Soundwave ada benarnya juga, pikir Megatron. Dia tidak mungkin buat masalah di hari pertama dia bersekolah. Namun, ia sedikit menerima apa yang dikatakan siswi tersebut tentang tugas sebagai formalitas. Jadi, ia cukup enggan mencari tanda tangan lain yang sulit dan terima apa adanya saja.

Hari kedua orientasi sekolah ditutup dengan pengecekan buku tugas. Jetfire hanya menggeleng tak percaya waktu melihat tanda tangan yang dimiliki Megatron hanya dari Ultra Magnus dan Windblade. Walau begitu, ia tetap memberi nilai buku tugas itu.

A Whole New Story: Transformers High School AU Fanfiction [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang