Chapter 15 - Akhir Kesepakatan

113 16 3
                                    

Atasan kaos kuning bermodel crop top dengan hiasan tulisan di tengah berwarna putih dan celana kain panjang hitam bermodel high waist. Arachnia mencoba memadukan setelan bajunya hari ini dengan kesan minimalis yang tidak akan membuatnya terbanting dengan tempat yang akan ia tuju sore ini. Ia juga jaga-jaga mengenakan dalaman tanktop berwarna putih agar perutnya tidak kelihatan.

Gadis berpenutup kepala hitam dengan ornamen kuning dan mempunyai tangan tambahan di punggung itu berjalan mendekati sebuah tempat makan serupa rumah kaca. Dari luar, ia bisa melihat meja-meja, orang-orang yang duduk di dalam tempat itu, serta kasir yang terpampang langsung di depan pintu utama. Ketika memasuki tempat itu, ia memandangi dan mengamati sekitar dahulu. Karena menemukan tulisan kalau pesanan dibuat melalui pelayan antar, ia pun langsung duduk di salah satu meja kosong dekat pintu utama yang terdiri dari dua kursi dan satu meja bundar mungil berwarna abu terang kusam.

Ia mengetikkan sesuatu pada telepon pintarnya, mengabari seseorang kalau ia sudah tiba dan duduk di salah satu meja. Tak sampai lima menit, sesosok pegawai berseragam hitam dengan hiasan garis putih melintang pada atasan pendek yang dikenakannya mendatangi meja Arachnia.

“Aku nggak nyangka, kamu beneran ….” Arachnia memandangi pegawai restoran itu sembari memasang senyum takjub. “Kamu sekalian kerja di sini?”

“Iya, saya jadi staf manajer di sini.”

“Hebat, padahal baru kelas sepuluh.”

Lelaki itu berlalu menuju kasir yang memiliki beberapa buku menu yang tertumpuk di atasnya. Ia mengambil salah satunya dan kembali ke meja Arachnia.

“Langsung pesan aja. Kakak mau pesan apa? Mumpung pengunjungnya lagi nggak banyak. Biar saya yang catat pesanan Kakak.” Megatron memberikan buku menu tersebut kepada Arachnia dan mulai membuka buku pesanan untuk mencatat. Arachnia melihat-lihat menu yang tertera di buku itu sembari membalikkan halaman demi halaman.

“Aku pesen cheesy french fries, garlic cheese bread, sama cold tiramisu latte-nya satu.”

Arachnia memberikan buku menu itu kembali kepada Megatron. Lelaki itu segera mengembalikan buku itu ke tempatnya dan berlalu ke dapur restoran. Butuh waktu dua puluh menit bagi gadis itu untuk mendapati Megatron tiba dengan nampan berisi makanan dan minuman yang ia pesan. Dengan luwes, Megatron meletakkan pesanan Arachnia di meja.

“Sebentar, ya, Kak,” katanya seusai meletakkan pesanan gadis itu dan berlalu menghilang. Arachnia tak membalas apa-apa terhadap kepergian lelaki itu. Ia melihat tatanan makanan yang ia pesan tersusun dengan indah, membangkitkan selera makan dan segera menyantap kentang goreng bersaus keju itu terlebih dahulu. Enaknya makanan itu membuat senyuman di bibirnya mengembang.

Sekitar sepuluh menit ia menikmati santapan dan atmosfer restoran, baru Megatron kembali dan duduk di hadapannya. Ia meminta izin untuk bertemu pelanggan secara langsung secara restoran saat ini hanya diisi tak sampai lima meja, sehingga ia harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.

“Orang tua kamu berjiwa wirausaha banget, ya? Bisa sukses punya restoran kayak gini.” Arachnia memberikan komentar terkait tempo lalu Megatron bilang kalau restoran ini adalah miliknya. “Bahkan kamu dikasih jabatan penting.”

Ketika ditanya tentang orang tua, Megatron pasti tak langsung menjawab. Ia perlu diam beberapa detik dahulu sebelum memberi respons.

“Iya,” jawab Megatron. “Cuma staf. Saya cuma bantu manajer soal administrasi dan keuangan, kadang-kadang koordinasiin pelayan dan bagian dapur kalau waktunya jam makan. Sebelumnya saya juga pelayan. Baru-baru ini naik jabatan.”

Arachnia ber-oh pelan. “Sejak kapan kamu disuruh kerja di sini?”

Megatron melirik miring ke atas, mencoba mengingat. “Sebelum masuk SMA … dua atau tiga minggu seusai ujian nasional.”

A Whole New Story: Transformers High School AU Fanfiction [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang