Chapter 13 - Sebuah Kebohongan

115 14 2
                                    

Seusai kegiatan LDKS, para siswa di Sekolah Menengah Atas Cybertron itu pun kembali menjalani proses belajar-mengajar. Agenda terdekat yang ditunggu-tunggu adalah pembukaan pendaftaran OSIS dan MPK, juga kegiatan ekskul yang akan mulai beroperasi di minggu depan.

Seperti biasa, Optimus dan teman-teman menyantap makanan berat di kantin bersama saat jam istirahat--dan seperti biasa, Sentinel pasti menimbrung di meja mereka, tetapi kali ini ia datang dengan wajah yang tidak biasa.

“Eh, Mus. Gue ketemu lo juga akhirnya di sini,” ujar lelaki berpenutup kepala oranye itu.

“Nyariin gue lo, ‘kan,” ujar Optimus basa-basi.

“Udah dari kemarin, tapi gue hectic ngurusin evaluasi LDKS kemarin dan lain-lainnya.” Laki-laki itu mengambil tempat duduk di hadapan Optimus, menyuruh Jazz dan Prowl yang berada di sana menyisihkan ruang untuknya. Ia sempat memesan makanan sebentar hingga pesanannya tiba, kemudian teringat apa yang ingin ia tanyakan pada Optimus. “Nah, sekarang gue mau tanya.”

“Apa?”

“Kok lo ngasih name tag lo ke Megatron?” ucap Sentinel dengan ekspresi heran. Ia memakan sesuap nasi lebih dahulu sebelum melanjutkan. “Ya, gue nggak begitu masalahin, sih, sebenarnya. Cuma penasaran aja.”

Optimus mengerutkan kedua alisnya kentara. “Lah, lo bilang kalo gue nggak kasih name tag ke dia, anggota gue bakal ada yang nggak lulus.”

Mendengar hal itu, wajah Sentinel pun langsung berubah sangsi. "Ngawur! Kapan gue bilang gitu?"

"Lah, kata dia." Optimus kembali menyuap nasi ayam kantin ke mulutnya setelah mengatakan itu. Mendengar pengakuan Optimus yang tak ia sangka, Sentinel pun menepuk jidatnya sendiri.

"Gila lo! Lo pasti langsung kasih ke dia, 'kan?” Sentinel tak percaya mengetahui sisi polos sepupunya ini. “Kok lo langsung percaya, sih?"

Optimus memandang Sentinel lekat-lekat. “Lah, katanya nggak masalah buat lo?”

“Emang enggak, karena nggak ada pengaruhnya juga,” ucap Sentinel menggaruk belakang kepalanya. “Cuma apa, ya. Gue tuh niatnya mau ngerjain dia. Gue bilang kalo name tag kelompok dia lengkap--dan cuma kelompok dia yang lengkap, kesempatan dia buat masuk OSIS bakal lebih besar.”

“Wah, parah lo, Nel,” tunjuk Optimus dengan jarinya. “Ortu lo ngajarin lo bohong kayak gitu?”

“Berisik, ah, Mus.” Sentinel tak terima. “Intinya, gue kira seenggaknya lo bisa berkelit buat menangin kelompok lo dan dapetin hadiah kelompok terbaik. Eh, rupanya lo malah dibodohi dengan mudahnya sama Megatron.”

“Ini nggak sukanya gue sama lo,” ucap Optimus setelah kunyahan nasi di mulutnya habis. “Lo suka ikut campur urusan orang, bahkan di saat orang nggak minta apa-apa sama lo. Bantu orang bukan kayak gini caranya, Nel. Gue juga nggak pernah minta apa-apa sama lo.”

Sentinel melihat ke arah lain. “Ya, udah. Sori kalo gue terlalu over. Gue kan cuma mau balas budi sama lo. Lo suka traktir gue makan di kantin semenjak masuk.”

“Suka? Kalo gue lihat, lebih ke lo yang sering minta ditraktir sama dia, Kak,” ucap Prowl yang dari tadi menyimak baik obrolan mereka.

“Orang luar nggak usah ikut campur.” Sentinel menunjuk Prowl seakan mengancam.

“Udah, Prowl. Nggak usah nambah-nambah omongan. Ngomong sama Sentinel nggak bakal ada kelarnya.” Optimus menimpali untuk memutus obrolan di antara mereka. Ia kembali melanjutkan makan dari nasi yang masih sisa. Namun, beberapa saat kemudian, ia baru terpikir akan sesuatu dari apa yang disampaikan Sentinel padanya.

A Whole New Story: Transformers High School AU Fanfiction [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang