Chapter 23 - Kekesalan Sentinel dan Megatron (2.0)

99 11 3
                                    

Kecewa sudah pasti. Marah dan murka apalagi, tetapi Megatron tidak tahu bagaimana harus mengungkapkan rasa sesak di dada. Padahal, beberapa hari telah berlalu sejak Sentinel dan Jetfire ditetapkan menjadi ketua dan wakil ketua OSIS, yang ia pikir seharusnya ada di genggamannya. Amarah yang menggelora itu membuat kinerjanya selama bekerja di restoran menjadi menurun lantaran ia bekerja serampangan, seperti menanggapi omongan dengan ketus, juga asal meletakkan peralatan makan dengan kasar. Akibatnya, ia mendapat teguran dari pegawai yang lain dan atasannya.

Sampai saat ini, suasana hatinya pun tak kunjung membaik. Ia justru semakin ingin meluapkan semua emosinya.

Brak!!!

Sebuah kursi kayu kecil melayang ke dinding ruangan bercat putih yang sedikit bernuansa violet itu, dan langsung patah tanpa meninggalkan lubang pada dinding.

"Berengsek!"

Megatron tidak peduli jika raungannya itu didengar oleh kelima temannya, termasuk pemilik kamar itu. Ia hanya ingin menumpahkan emosi yang sudah tidak bisa ia bendung lagi, dan kamar Shockwave adalah tempat yang menurutnya tepat karena pemiliknya seakan tidak peduli jika kamarnya berantakan–asal dibereskan lagi oleh pelaku yang membuatnya berantakan.

"Sabar, Ga. Ini rumah orang." Starscream sudah menegurnya baik-baik, tetapi tetap mendapat tatapan sinis dan tajam dari Megatron yang kini napasnya sedang memburu.

"Lo nggak usah ikut campur!" seru Megatron sambil melempar serpihan kursi kayu itu pada Starscream, yang untungnya dapat dihindari oleh Starscream yang langsung menundukkan kepala.

Di kamar yang luas itu, mereka berlima menjaga jarak dari Megatron yang mondar-mandir di sekitar depan pintu keluar. Sudah beberapa menit berlalu sejak mereka tiba di kamar itu, tetapi Megatron belum menunjukkan tanda-tanda emosinya akan mereda. Soundwave sibuk memainkan ponsel sambil bersandar di sandaran tempat tidur dan menyelonjorkan kaki di sana. Shockwave hanya duduk di kursi belajar sambil membaca buku sains, dan hanya triplet yang heran dengan sikap pemilik rumah yang tampak tak acuh itu. Mereka bertiga duduk berdempet di tepi tempat tidur.

"Kalo ortu lo ngelihat kamar lo, mereka nggak marah? Mereka nggak keganggu kalau Megatron marah-marah di sini?" tanya Thundercracker.

"Lab ortu gue kedap suara dan jauh banget dari kamar gue. Mereka juga nggak pernah masuk kamar gue. Jadi, kalian simpulkan sendiri," jawab Shockwave tanpa melepas pandangan dari tulisan di buku.

"Kayaknya Megatron pernah dateng ke kamar lo sebelumnya, ya?" tebak Skywarp.

"Iya. Ini kedua kalinya. Megatron pertama datang ke sini buat temenin Soundwave benerin rekaman. Terus Soundwave datang ke sini udah empat kali."

Starscream mendelik pada Soundwave. "Udah empat kali? Pantes aja lo di sini kayak lagi di kamar sendiri."

"Emang lo ngapain aja di sini, deh?" tanya Skywarp.

"Mau tahu aja apa mau tahu banget?" balas Soundwave tanpa melepas pandangan dari layar ponsel.

"Oh, kalian pacaran di sini–"

Ucapan Starscream terpotong karena menerima lemparan bantal tepat di wajah dari Soundwave, tetapi Shockwave tidak peduli pada komentar itu.

"Gue ngurusin berkas pendaftaran OSIS bareng dia di sini," jawab Soundwave sambil mengantungi ponselnya di celana.

Mendengar kata OSIS, Megatron langsung menatap tajam pada Soundwave. "Kenapa lo bawa-bawa nama OSIS sialan itu?" tunjuk Megatron padanya.

"Lah? Kan lo yang suruh gue sama Shockwave daftar OSIS. Gimana, sih?" Soundwave berdiri dan menghampiri tas selempangnya di meja belajar itu untuk mengambil sebuah map plastik. "Terus kita juga berhasil lewatin tahap administrasi dan wawancara. Abis itu harus ikut Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS hari Sabtu dan Minggu ini. Tempatnya bukan di sekolah kita." Ia mengeluarkan sebuah kertas undangan dan ia tunjukkan pada Megatron.

A Whole New Story: Transformers High School AU Fanfiction [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang