Chapter 6 - Upaya Mengambil Hati

156 15 11
                                    

Tidak semua langkah yang akan Starscream ambil harus dibicarakan dengan dua adiknya. Jadi, sekarang ini, ketika bel istirahat pertama telah berbunyi, ia beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju meja di sudut belakang kelas sambil melipat kertas ulangan harian yang baru diberikan guru.

"Hey, Sound--"

"Yes! Nilai gue lebih tinggi dari lo! Masa soal segampang ini, lo dapat tujuh puluh, sih. Hahaha!"

Soundwave langsung merebut kertas ulangan miliknya dari tangan Blaster. Ia tidak membalas ucapannya, namun Starscream dapat melihat dua tangannya mengepal erat.

"Memang nilai ulangan geografi lo berapa?" Akhirnya Starscream bertanya.

Blaster tersenyum bangga sambil menunjukkan kertas ulangannya. "Nilai paling tinggi di kelas ini!" serunya.

"Oh, cuman sembilan lima," respons Starscream datar.

Blaster tidak suka dengan respons itu. "Lo sendiri memangnya berapa? Pasti lebih rendah dari ini, 'kan."

"Hmm ... gimana, ya." Starscream membuka kertas ulangannya lalu ditunjukkan pada Blaster. "Gue nggak jago matematika, sih. Tapi gue tahu kalau seratus lebih tinggi dari sembilan lima. Jadi, yaaa ...."

Blaster mendecak sebal. "Sialan."

Setelah robot jingga itu tidak dapat membalasnya lagi, Starscream kembali beralih ke tujuannya. "Soundwave, ke kantin, yuk."

"Oh, ya, Wave. Nilai gue kan lebih tinggi. Jadi lo harus jajanin gue--"

"Tapi nilai gue jauh lebih tinggi dari lo," timpal Starscream.

"Lah, kenapa lo ikut-ikutan, dah. Gue ngomong sama Soundwave. Dia jajanin gue--"

"Memang lo berdua udah buat kesepakatan?"

"Nggak. Nggak ada kesepakatan sama sekali," jawab Soundwave.

"Kalau gitu gue juga bisa ikutan. Nilai gue lebih tinggi dari lo berdua. Gue bisa aja minta dijajanin kalian. Tapi karena gue BAIK, gue nggak ngelakuin itu," balas Starscream sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Cih. Lo pada nggak asik." Blaster berdiri dan langsung keluar kelas sambil membanting langkahnya.

Starscream tersenyum tipis pada kepergiannya. Dalam hati ia berkata, Yes, Soundwave punya hutang budi sama gue.

"Lo mau ke kantin bareng gue?" tanya Soundwave.

"Iya." Kemudian, Soundwave teringat sesuatu. "Nggak bareng dua adik lo?"

"Gue kan ngajakin lo. Mau nggak?"

"Hmm ... ya, udah." Soundwave pun berdiri dan berjalan berdampingan dengan Starscream.

Ketika mereka melewati meja Megatron, Starscream tersenyum sinis pada Megatron dan menunjukkan ekspresi menyebalkannya. Seakan berkata, Mampus lo, nggak punya temen barengan ke kantin.

"Megatron, mau ke kantin nggak?"

Starscream terbelalak saat Soundwave malah mengajaknya. Lo ngapain ajak dia, bangke! batinnya berteriak.

Seakan Megatron dapat membaca pikiran Starscream, ia tersenyum miring. "Gue titip aja. Starscream, gue titip nasi, ayam, minuman dingin."

"Lah, kenapa lo jadi titip ke gue?!" protes Starscream.

"Karena Soundwave sudah bertanya, jadi lo yang jadi tempat titipan makanan gue."

"Aturan dari mana itu? Nggak bisa gitu, lah!" bantahnya. "Soundwave, kita pergi dari sini." Ia pun menarik Soundwave keluar dari kelas.

A Whole New Story: Transformers High School AU Fanfiction [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang