Chapter 17 - Perpecahan

139 14 33
                                    

Megatron dan teman kelompok LDKS-nya keluar begitu saja setelah panitia LDKS yang seluruhnya merupakan pengurus OSIS itu hanya bisa terdiam menerima perkataan dari Megatron. Sepulang sekolah, keenam murid itu pun tak langsung pulang ke rumah. Mereka menongkrong di meja kantin yang sepi. Thundercracker dan Skywarp duduk di masing-masing sisi Soundwave, dengan Thundercracker yang merangkul bahu Soundwave, sembari sesekali mengelus punggung lelaki itu untuk menenangkannya. Soundwave memang masih pada masker dan kacamata merahnya, tetapi teman-temannya itu tahu yang laki-laki itu lakukan sedari tadi hanyalah menahan tangis supaya tidak tumpah.

Megatron sendiri dari tadi terlihat sibuk dengan pikiran sendiri, berpose sikut yang bertumpu di atas meja dan kedua telapak tangan yang ia katupkan di depan wajah. Di hadapannya ada Shockwave yang menatap lurus padanya.

Lama lelaki berkepala abu-abu itu diam, melamun heran.

"Nggak habis pikir, gue." Akhirnya, satu kalimat meluncur dari mulutnya. "Bahkan sampe akhir pun mereka nggak kasih kejelasan kenapa rekaman itu mesti diperiksa."

"Gue juga heran sama Kak Magnus yang kayak beneran lepas tangan sama panitia LDKS." Shockwave memberi pendapat, tetapi kemudian ia meralat. "Bukan. Kayak nggak tegas. Tapi sebenernya nggak bisa salahin Kak Magnus juga. Yang punya acara, Sentinel."

"Kalo lo bilang gitu, sekarang gue yang heran lagi," ujar Megatron menatap Shockwave. "Ngapain Kak Magnus ada di ruangan segala? Harusnya kan cuma panitia LDKS doang? Urusan internal acara kenapa bawa-bawa orang di luar kepanitiaan?"

"Gimana pun dia ngerasa punya tanggung jawab, karena yang ACC bentuk kepanitiaan kan dia sebagai ...."

"Sebagai apa?" tanya Megatron memotong omongan Shockwave.

"Penasihat." Shockwave menjawab singkat, kemudian menambahkan, "Kalo Kak Magnus bukan ketua, berarti dia dewan penasihatnya."

Megatron mendengus remeh. "Sumpah. Nggak jelas banget kejadian di ruangan tadi."

Ia menoleh ke arah Soundwave di seberang yang masih menatap meja kosong, memandangnya lama. Ada rasa tak nyaman dalam dirinya mendapati temannya itu harus mengalami kejadian yang tak menyenangkan.

"Kalo lo nggak nyolot, kemungkinan rekaman Soundwave masih utuh di sakunya dia."

Ucapan Starscream yang tiba-tiba itu membuat semua mata tertuju padanya. Tak terkecuali Soundwave yang masih memancarkan sedikit pilu.

Megatron menatapnya garang. "Apa lo bilang?"

"Lo nggak tuli." Starscream bertopang pipi kanan dengan wajah tak peduli. Di saat kedua adiknya mencoba menenangkan lelaki biru itu, Starscream sendiri justru seperti tidak menampakkan simpati.

"Apa yang bikin lo bisa ngomong gitu?"

"Tingkah lo yang seolah mesti membenarkan segala hal," ucap Starscream datar. "Lo harusnya cukup bicara sampai kenapa rekaman itu perlu diperiksa, tapi lo sok mutar omongan. Ngomong nggak boleh kritis, lah, sampe nyudutin Sentinel nggak bisa jadi ketua OSIS, lah. Emangnya lo sendiri sehebat apa?"

Tatapan teman-temannya lekat pada sosok Starscream yang duduk di sebelah Megatron, apalagi kedua adiknya yang berpikir, 'Bang! Lo salah besar udah ngomong kek gitu barusan!'. Namun, mereka juga tidak bisa berkomentar karena sesaat kemudian berpikir bahwa ucapan kakak tertua mereka itu ada benarnya. Sejenak, hanya sepi yang mengisi di antara mereka.

Megatron beringsut mendekati Starscream. Dalam jarak yang cukup dekat, ia memposisikan badan menghadap lelaki itu. Kemudian--

PLAK!!!

Thundercracker, Skywarp, dan Soundwave terperanjat melihat Megatron menampar Starscream, sementara Shockwave terdongak sedikit melihatnya. Suara yang diciptakan oleh telapak tangan lelaki abu-abu itu bukan main kencang ketika bergesekan singkat dengan rupa Starscream. Bekas tangan Megatron memerah jelas di pipi kiri lelaki itu. Setetes darah lalu mengalir keluar dari salah satu lubang hidungnya, membuat teman-teman yang lain semakin merasa ngeri. Kejadian di ruang OSIS sudah membuat suasana runyam, dan kini kejadian di antara Megatron dan Starscream justru memperkeruh keadaan di antara mereka.

A Whole New Story: Transformers High School AU Fanfiction [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang