Ternyata duniaku sedang tidak baik-baik saja. Ada seseorang mencoba masuk dan menawarkan diri sebagai obat penawar...
-Puzzle-
"Shai." Langkah Shaira terhenti mendengar seseorang memanggilnya.
Shaira mengenal suara asing itu. Gadis itu menoleh dan mendapati Aldan yang berada di belakangnya. Lelaki itu masih berpakaian sama seperti pakaian tadi sore ketika mengantar Shaira, sepertinya memang belum pulang.
"Saya," sahut Shaira.
"Makan bareng saya," ucap Aldan yang langsung pergi begitu saja menghampiri Scoopy miliknya yang terparkir di Warpat, setelah magrib tadi lelaki itu sempat memindahkan motornya ke halaman Warpat.
Ini kali kedua Shaira dibuat terdiam dengan sikap Aldan. Gadis itu masih diam di tempat, tidak bergerak sedikitpun. Takut salah menyimpulkan. Ini serius?
"Ayo," ucap Aldan dengan Scoopy miliknya yang sudah berhenti di depan Shaira.
"Hah?"
"Kenapa?" tanya Aldan.
"Hah? Enggak. Sebentar aku kasih kunci motornya Fahira dulu," ucap Shaira segera balik masuk ke dalam Warpat.
"Loh Shai? Nggak jadi?" tanya Fahira kaget dengan kedatangan Shaira.
"Jadi, tapi nggak pake motor kamu. Makasih Ra, aku duluan," ucap Shaira segera pamit dan menghampiri Aldan yang sudah menunggunya.
"Udah?" tanya Aldan mendapati Shaira yang sudah berdiri di samping Scoopy miliknya.
Shaira mengangguk dan naik dengan bisu. Boleh nggak sih Shaira berteriak jika ini sangat canggung dan tiba-tiba. Lagi pula Shaira tidak terlalu akrab dengan Aldan.
"Makan dimana?" tanya Aldan kepada Shaira.
"Hah? Apa!" ucap Shaira dengan sedikit berteriak karena tidak mendengar ucapan Aidan. Suara lelaki itu kalah dengan suara klakson dan deru sepeda motor di jalan.
"Makan dimana?!" tanya Aldan lagi dengan sedikit teriak.
"Terserah!" balas Shaira yang diangguki Aldan.
Tidak butuh waktu lama, lelaki itu menghentikan Scoopy miliknya di depan rumah makan padang yang tidak jauh dari kampus.
"Nasi padang, mau?" tanya Aldan setelah keduanya turun dari Scoopy dan berjalan memasuki rumah makan padang.
Shaira mengangguk senang, "Mau."
Aldan memberikan Shaira piring kosong untuk mengambil sendiri porsi makan, karena rumah makan padang ini sistemnya prasmanan jadi bisa ambil nasi sepuasnya.
"Minum?" tanya Aldan.
"Es jeruk ada?" tanya Shaira balik, Aldan mengangguk sebagai jawaban dan lelaki itu pergi memesan minuman untuk mereka berdua.
"Makasih," ucap Shaira ketika Aldan datang dengan kedua minuman di tangannya, membuat rasa tidak enakan muncul dibenak Shaira. Baru kenal udah nyusahin, begitu pikir Shaira.
Keduanya makan dengan tenang. Aldan pun sibuk dengan makanannya, membuat Shaira semakin canggung. Belum lagi keduanya duduk berhadapan saat ini.
Jika biasanya makan dengan Fahira, Shaira akan banyak bicara tetapi kali ini dia bingung apa yang ingin dibicarakan. Jangankan ucap satu kata, bahan obrolan saja sepertinya tidak ada. Terlalu mendadak, Shaira tidak siap.
"Mas," panggil Shaira, gadis paling anti keheningan.
Aldan yang merasa dipanggil hanya menaikan alis dan menatap Shaira dengan tatapan bertanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/304507044-288-k65256.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece (Selesai)
Genç Kız EdebiyatıBiarkan aku menyusun satu persatu puzzle permasalah dalam hidupku, nanti setelah semuanya selesai. Biarkan aku menetapkan pilihan. Menata masa depan denganmu atau tanpamu... -Shaira Ai Darnisha- - DILARANG PLAGIAT cover & cerita : DISAFRA