1:08

5 1 0
                                    

Semakin aku mengerti. Semakin sakit menerima kebenaran akan kenyataan pahit yang berisyaratkan terlambat...

-Puzzle-

Mas Aldan

|Assalamualaikum, Shaira.

|Saya minta maaf perihal tadi pagi.

|Kamu salah paham, Hani bukan pacar saya.

|Dia sepupu saya.

|Perihal saya suka kamu itu benar, jadi tidak ada alasan untuk tidak menerima saya.

Mata Shaira terbelak membaca chat masuk dari Aldan. Gila! Tidak pernah ada di benak Shaira jika Aldan akan menjadi nekat seperti ini. Dia harus jawab apa?

Belum lagi satu fakta yang Shaira terima. Jadi selama ini dia salah paham? Mba Hani itu bukan pacar Aldan tetapi sepupu Aldan?

Shaira tidak terima, dia harus menemui Fahira meminta penjelasan. Ini dirinya yang bodoh atau memang Fahira yang tidak pintar mencari informasi. Kabar mentah kok di publikasi, bikin kesal Shaira saja.

Tok...tok...

Shaira mengetuk pintu kamar Fahira dengan kencang. "Fahira keluar!" heboh Shaira.

"Kenapa ribut banget?" Fahira menatap Shaira dengan muka bantal. Dia langsung tidur pulang rapat tadi.

"Jelasin ke gue, lo tau darimana kalau Mas Aldan sama Mbak Hani pacaran?" Shaira menodong Fahira persis penjahat menodongkan pisau, bedanya Shaira menggunakan ponsel.

Fahira mengernyit. "Mereka memang pacaran Shai," ucap Fahira.

Shaira memutar bola mata malas. Menyingkirkan Fahira dari berdirinya yang menghalangi pintu. Masuk ke kamar Fahira layaknya pemilik rumah.

"Ada apa?" tanya Fahira kini sudah sadar seratus persen. Rasa kantuk hilang seketika menghadapi kelakuan Shaira yang aneh.

"Mas Aldan bukan pacar Mba Hani, lo harus tau itu!" kesal Shaira mengingat kebodohan dirinya. mau ditaruh mana wajahnya jika nanti bertemu dengan Mas Aldan di kampus.

"Tau dari?"

Shaira membuka ponsel, menunjukan kepada Fahira room chatnya dengan Aldan. Fahira mengambil ponsel dan membaca dengan serius. Kedua mata Fahira membelalak kaget, bukan karena fakta Hani adalah sepupu Aldan. Fahira kaget karena Aldan mengajak Shaira berpacaran.

"Shai, ini Mas Aldan beneran?!" tanya Fahira tidak percaya. Ini fakta yang sungguh mengejutkan buat Fahira. Mas Aldan Ketua Himpunan dingin, cuek, dan terbilang tidak banyak bicara menyukai temannya? Ralat, sudah menembak bahkan.

"MAS ALDAN NEMBAK KAMU SHAI?!" Fahira masih tidak percaya. Air wajahnya bingung dan tidak bisa berkata lagi.

"Bukan itu point utamanya Fahira! Kita harus mastiin apa yang dibilang Mas Aldan itu benar atau engga. Lagian, gue juga belum sepenuhnya lupain Zaidan." Fahira menatap Shaira kini duduk di pinggir ranjang.

Di letakan ponsel Shaira secara asal begitu saja. Fahira memeluk Shaira dari samping. Tidak dibiarkan sahabatnya itu sedih sendirian. Fahira mengerti, dia juga perempuan.

Fahira tahu kisah masa lalu Shaira. Bagaimana Shaira mencintai seorang lelaki dalam diam. Fahira juga tahu nama lelaki itu Zaidan karena Shaira banyak bercerita kepada dirinya.

Shaira gadis ceria, itu mengapa Fahira menjadi ikut sedih kalau tiba-tiba gadis itu menampakan raut wajah awan mendung.

"Jangan nangis," ucap Fahira mengusap lengan Shaira pelan seraya menenangkan, tapi sebenarnya tidak mempan karena love language Shaira quality time dan act of service bukan physical touch.

Puzzle Piece (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang