Semakin jahatnya aku merasa bahagia dengan dia berada di sampingku, meskipun hanya dua hari. Terimakasih...
-Puzzle-
Pagi Shaira dikejutkan dengan jam menunjukan pukul sembilan pagi, sedangkan dirinya memiliki janji dengan Zaidan jam sepuluh. Satu jam lagi lelaki itu akan menjemputnya. Terburu Shaira berlari ke kamar mandi menyiapkan diri agar tidak semakin terlambat.
Hari ini biarkan Shaira menjadi jahat. Shaira tahu Zaidan sudah memiliki kekasih di Jakarta, tapi gadis itu tidak menolak ketika Zaidan meminta dia menemani keliling kota ini selama dua hari.
Zaidan bilang dia hanya ada waktu dua hari sampai besok minggu. Di samping keinginannya untuk menjelaskan kepada Shaira, Zaidan juga ingin mengajak gadis itu berjalan-jalan. Menikmati waktu yang salah. Waktu yang seharusnya tidak pernah ada.
Shaira berjanji, setelah ini semua akan berakhir. Apapun yang berjalan untuk hari ini dan besok adalah sebuah cerita yang akan Shaira kenang lagi dalam novelnya. Dalam buku Diary biru miliknya.
Shaira merias diri di depan cermin. Mengaplikasikan Skincare dan make up tipis ke wajahnya. Setelahnya memakai sunscreen dan juga parfume. Dirasa sudah cukup rapi Shaira memakai sneakers dan tidak lupa mengunci pintu Kosnya.
"Shai... mau kemana?" tanya Fahira bertemu di tangga, keduanya berjalan bersama menuju gerbang Kos.
Shaira tersenyum, "Mau pergi sama temen aku yang kemarin, hehe. Kamu mau kemana?" tanya Shaira dengan wajah ceria.
Fahira mengangguk pelan, "Ada rapat himpunan."
"Aku pulang malem kayaknya, nanti kalau pulang duluan titip Kos ya..." ucap Shaira diangguki Fahira.
"Loh, nggak bawa motor?" tanya Shaira karena Fahira melewati motor yang terparkir di halaman dalam.
Kos Shaira dan Fahira ada dua gerbang. Gerbang pertama ada ruang tamu untuk laki-laki, jadi tamu laki-laki tidak bisa masuk ke dalam kamar. Batasnya hanya sampai gerbang pertama.
Biasanya halaman depan digunakan untuk kerja kelompok, tamu keluarga, atau bahkan pacaran.
Sedangkan gerbang kedua disambut dengan jejeran Kos putri yang di depannya dijadikan parkir motor disusun rapi. Kos putri ada jam malamnya, minimal jam sepuluh gerbang sudah di kunci. Jadi anak Kos tidak bisa pulang sembarang waktu atau kalau itu terjadi resikonya tidur di luar.
"Irit bensin, di jemput," jawaban Fahira membuat Shaira menggeleng heran.
Fahira terlebih dulu membuka gerbang dan disusul Shaira kebagian mengunci gerbang. Ketika berbalik mencari dimana keberadaan Zaidan. Tatapan mata Shaira bertabrakan dengan manik mata seseorang.
"Mas Aldan..." gumam Shaira.
Aldan berdiri di samping Scoppy hitam dengan tangan berlipat di depan dada. Fahira menyadari satu hal berbisik kepada Shaira, "Pinjem ya Mas Aldannya..." lalu pergi meninggalkan Shaira sebelum gadis itu meneriakinya dengan kesal.
"Shaa..." sapa Zaidan dengan senyum ganteng favorit Shaira. Lelaki itu berdiri di samping mobil.
Tanpa memperdulikan pandangan Aldan yang menatapnya intens, Shaira menghampiri Zaidan yang sudah menunggunya.
Zaidan melebarkan tangan seraya membawa Shaira ke dalam pelukan. Namun, gadis itu menahan dengan kesal yang justru membuat Zaidan tertawa dan gemas mengacak rambut Shaira yang tergerai.
"Pagi tuan putri..." Shaira memutar bola mata malas mendengar gombalan Zaidan di pagi hari. Sangat bukan Zaidan.
Aldan masih setiap menatap Shaira dan lelaki yang tidak diketahui namanya itu dengan tatapan kesal. Hatinya sakit melihat Shaira terlihat akrab dengan lelaki lain. Apa ini alasan Shaira menolak dirinya? Jika benar, maka mulai hari ini biarkan Aldan memutuskan untuk berhenti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Piece (Selesai)
Literatura FemininaBiarkan aku menyusun satu persatu puzzle permasalah dalam hidupku, nanti setelah semuanya selesai. Biarkan aku menetapkan pilihan. Menata masa depan denganmu atau tanpamu... -Shaira Ai Darnisha- - DILARANG PLAGIAT cover & cerita : DISAFRA