part 6

5.2K 567 11
                                    

Happy reading






°°°
Haechan menarik tangan Renjun, menggenggam pergelangan tangannya dengan kuat, kaki panjang Haechan membawa Renjun terus berlari.

"Hah- Haechan! Gue- hah" helaan nafas kasar terdengar jelas, Haechan tak berniat memperlambat langkah panjangnya.

Saat ini meereka telah ketahuan mencuri di sebuah klub malam, dua orang korban mereka ternyata menyadari gelagat keduanya, spontan berteriak dan menunjuk Renjun juga Haechan.

"Hah- tunggu! Sebentar lagi, huh- Renjun!" Haechan tak kalah sesak, dadanya butuh pasokan udara.

Kaki Haechan membawanya lari memasuki kawasan kumuh, jarak antar rumah satu dengan lainnya yang terlalu dekat sedikit menyulitkan tapi juga memberikan keuntungan untuk mereka.

Mereka berhasil mencari tempat persembunyian di dekat pembuangan sampah pemukiman sekitar, Renjun hampir memuntahkan makan malamnya, tapi segera di tahan Haechan.

Suara langkah kaki dari kejauhan membuat mereka menahan nafas, sebenarnya Haechan tadi sempat berpikir untuk bermain aman; tentu setelah tahu jika ia ketahuan. Karena jika tidak, ia tetap akan mengambil uang milik korbannya.

Tadi, ia berniat untuk berakting, tapi melihat orang yang mereka curi uangnya bukan termasuk orang yang menerima kedamaian, Haechan mengurungkan niat baik yang sempat mampir dalam benak.

Hal itu membuat ia berakhir menarik Renjun, dan mengajak pemuda itu berlari sepanjang jalan menuju apartemen. Sayangnya ia gagal menyusun rencana matang-matang. Dan sekarang ia hanya bisa berharap agar kaki-kaki yang sedang melangkah untuk mengejarnya itu berhenti.

Di tengah jantung yang berdegup kencang karena cemas, Renjun tak bisa menahan gejolak di perutnya. Wajahnya pucat, Haechan jadi khawatir sendiri.

Renjun tak bisa menahan lebih lama lagi, ia memuntahkan isi perutnya ke dalam tong sampah besar yang berada di dekatnya. Haechan meringis, jika Renjun masih terus dalam posisinya sekarang -padahal ia sedang mengeluarkan isi perutnya- bisa jadi tempat persembunyian mereka ketahuan, karena Haechan bisa dengan jelas mendengar umpatan-umpatan juga langkah kasar yang mulai mendekat.

Setelah selesai menuntaskan rasa mualnya, Renjun kembali ke tempat sebelumya, ia menutup hidungnya kuat, Renjun tak percaya saat melihat Haechan yang baik-baik saja dengan bau sampah yang begitu menyengat.

Di tengah cekaman itu, ponsel Renjun berdering, tak nyaring tapi cukup membuat orang-orang memasang telinga.

Haechan membulatkan matanya, ia segera menarik Renjun kembali mengajak pemuda itu berlari, meninggalkan tempat persembunyian mereka saat ini.

Namun, terlambat. Haechan dan Renjun sudah di kepung, di ujung gang sebelah kanan ada tiga orang berbadan besar, sedang di sebelah kiri ada 4 orang dan pemilik uang yang mereka curi ada di antara mereka.

Tak ada pilihan lain, ia menarik Renjun untuk bersembunyi ke belakang punggungnya, "kalau keadaan mendesak, Lo naik ke pembatas kawat itu" bisiknya pada Renjun. Renjun sebenarnya sudah hampir pingsan, tapi ia tak banyak mengeluh, bagaimana pun juga ini karena salahnya.

Haechan mulai memasang posisi hendak menyerang, ia memposisikan diri dengan salah satu teknik bela diri yang sudah ia pelajari;

Ia mengepal tangannya, sebuah kepalan tangan dengan ibu jari yang mengarah ke atas, sedang tangan lainnya ditekuk di samping badan dengan posisi agak ke belakang. Kaki sebelahnya ditekuk kedepan dan kaki satunya lagi lurus ke belakang menjaga agar badannya tetap seimbang.

Satu orang mendekat, dan Haechan dengan segera mengambil ancang-ancang, ia mengarahkan pukulan pada dada orang itu, meskipun ia terlihat lebih kecil tiga kali lipat dari pria yang menyerang, ternyata pukulan darinya mampu membuat pria itu mundur dari posisinya, kesakitan.

NOXIOUS  (MARKHYUCK) END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang