Candu yang terselubung, juga obsesi, belum lagi kebohongan yang terus di rajut; semuanya begitu memabukkan meski harus berkubang dalam segala bahaya.
Demi memenuhi hasratnya terhadap pria manis bernama Lee Haechan, Minhyung berbohong dengan berpura...
Haechan baru saja selesai mengisi energi, perutnya sudah terisi dan kini ia berjalan menuju kamar, sebelum itu ia meraih handphone yang sejak tadi ia taruh di meja makan.
Minhyung sendiri sedang berada di kamar mandi, Haechan berniat membereskan kasur mereka. Tapi, getaran di handphonenya sedikit mengganggu, Renjun berkali-kali menelponnya, bahkan kini ada beberapa pesan yang belum terbaca.
Haechan menekan layar ponselnya, bergerak lincah membalas pesan Renjun yang sesekali membuat keningnya berkerut dalam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pesan umpatan yang dikirim Renjun semakin membuat Haechan bingung. Belum selesai dari bingungnya, Haechan mendapatkan pesan dari nomor asing.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haechan merasa kesal dengan pesan yang berasal dari nomor asing tersebut, ia segera mematikan layar handphonenya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil sebotol bir agar pikirannya tenang kembali, sepeninggal Haechan, layar handphonenya kembali menyala. Dua buah pesan masuk dan muncul di locksreen.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
