part 9 ⚠️

7.5K 536 25
                                    

Happy reading...
⚠️ 18+++
Gue up sekarang, ya... Btw, kalian mau gak aku up lagi, tapi besok malam aku gak up, karena malam ini udah dobel, atau mau up besok aja?







°°°
Haechan memilih jaket denim biru untuk lapisan luar kaus putihnya, celana jeans dan sepatu putih penyempurna tampilannya malam ini. Renjun sedari tadi melihat Haechan sibuk memilih outfit, ia muak melihat perilaku Haechan yang sedang kasmaran itu.

Dua hari yang lalu pria itu mengamuk pada Renjun perihal kissmark yang banyak di lehernya.

Padahal, jelas itu prilaku pria yang kini mengajaknya ke arena balapan, Mark Lee.

Renjun ingin meludahi wajah Haechan saat melihat pemuda itu malah tersenyum konyol di depan kaca.

"Cih, jelek banget lo kalau lagi falling in love" cibir Renjun. Malam ini ia berarti akan pergi ke John's bar sendirian sebab temannya ini hendak pergi melihat gebetannya balap motor.

"Diam aja bisa gak, bangsat? Lo mana tau rasanya suka sama orang" Renjun menendang kaki Haechan, yang di katakan pemuda itu benar adanya. Hanya saja itu cukup memancing emosinya, kesabaran Renjun dalam menghadapi Haechan tak sebesar itu.

Haechan terkekeh geli, "semoga malam ini lo ketemu calon gebetan lo deh" Haechan melambaikan tangan dan beranjak pergi, ngomong-ngomong sekarang mereka sudah pindah ke apartemen yang cukup layak.

Kakinya berbalut sepatu sneakers berwarna putih, Haechan mewarnai rambutnya dengan
sentuhan warna merah, coklat, dan ungu, Burgundia warna yang sangat cocok untuk kulit eksotis miliknya. Stylenya malam ini cukup memukau.

Haechan memberhentikan sebuah taxi, ia berniat berhenti 50 meter dari tempat arena. Ia tak mau mengambil risiko dengan orang luar yang melihat suasana balap motor. Yang pastinya akan banyak orang party di sana.

Haechan tak sabar bertemu dengan Mark, jantungnya berdegup kencang membayangkan pertemuannya dengan Mark. Ia sudah susah payah merubah penampilan demi lelaki itu, bahkan uang hasil curian bulan lalu habis untuk merombak habis gaya penampilan dirinya.

Sesampai di tempat arena Haechan memantapkan hati, tempat itu cukup ramai, tapi masih butuh 50 meter lagi untuk Haechan berjalan.

Haechan mengeluarkan handphonenya, mencari nomor yang bisa ia hubungi. Namun, belum sempat ia menghubungi Mark, sebuah tangan merangkul bahunya.

"Haechan?" Tanya orang itu. Haechan mengernyit, ia nampak tidak asing dengan wajah pemuda itu, tapi ia juga tak ingat.

Pria itu memasang wajah kecewa, "Lucas, kita ketemu di bar waktu itu"

"Ah! Duh, sorry ya. Gue lupa, seriusan"

Lucas terbahak, "gak papa, astaga... Lo mau ketemu Mark, kan? By the way dia teman gue"

Haechan terkejut, "wow! Luar biasa" circle pemuda itu rupanya para kaum rupawan.

"Ayo! duduk di sana dulu, sebenarnya hari ini Mark gak tanding, tapi... Pertandingan ini di adakan sama dia" Lucas mulai bercerita, Haechan menanggapi dengan anggukan atau gumaman 'oh begitu' sesekali.

Di sana ada beberapa orang yang tidak di kenal Haechan, tapi bisa ia ingat wajah pria berambut hitam yang sering kali melempar senyum kepadanya ketika di bar waktu itu, Lee Jeno.

Netranya mencari keberadaan Mark, namun nihil. Mark tidak ada di sana.

Lucas memberikan segelas bir yang langsung di terima oleh Haechan. Bahkan pemuda itu langsung meminumnya sekali teguk.

"Wah, Lo gak takut mabuk?" Haechan menggeleng, "toleransi gue sama alkohol cukup besar kok, asal gue gak minum Vodka" jelas Haechan.

Entah sadar atau tidak, semua wajah yang ada di sana sedikit khawatir dengan Haechan.

NOXIOUS  (MARKHYUCK) END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang