"Berlian!!" Suara cempreng milik Intan memanggilku.
"Apaan sih?" Sahutku agak malas.
"Hairdryer gue mana?" Kata Intan dari dalam kamarnya.
Kenapa nanyain barangnya ke aku sih? Aku kan mana tau!
"Gue gak tau," ucapku santai sambil mengikat tali sepatu.
"Kan semalem lo yang pinjem?"
Duh!
"Udah gue kembaliin kan kemaren?"
"Kalo udah sekarang dimana?" Akhirnya dia keluar dari kamarnya.
"Tanya Mutia sana!" Aku memutar bola mataku kesal.
"Mutia!!" Teriaknya.
Maafkan kelakuan adik bungsuku ini ya teman. Dia memang begitu. Selalu berteriak jika memanggil kakak kakaknya. Menyembalkan!
Yap! Aku memiliki dua saudara kembar. Mutiara dan Intan. Adik adikku yang sangat berbeda.
Mutiara lebih pendiam dan kalem. Selalu mengalah pada aku dan tentunya Intan.
Sedangkan si bontot Intan, sama sekali tak mau mengalah. Apa yang dia inginkan harus selalu dikabulkan. Sampai sampai bunda kewalahan menghadapi sikapnya.
Maka dari itu aku selalu berdebat hebat dengannya sebelum atau sesudah sekolah.
Aku tak mempedulikan lagi suara suara cempreng disana. Aku lebih memilik berangkat sekolah daripada di rumah.
Kami berbeda sekolah.
Kenapa?
Karena kalo kami selalu bersama yang ada malahan kami akan selalu bertengkar seperti tadi.
Walaupun sering berselisih, kami juga mempunyai sisi saling menyayangi.
Misalnya, jika aku ada masalah, mereka selalu membantu memecahkan masalahku.
Oke! Cukup! Jangan bicarakan mereka lagi!
Ini kan kisahku. Bukan kisah mereka.
Oh iya! Aku lupa!
Aku kembali ke rumah, lalu mengambil kamera dslr yang tertinggal di meja makan.
Sungguh. Aku tak bisa hidup tanpa kamera ini.
Entah kenapa? Aku juga tak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERLIAN
Teen Fiction[ COMPLETE ] Aku Berlian. Aku adalah cewek yang biasa-biasa aja kayak kalian semua. Gak ada yang spesial dalam diri aku. Aku mencintai seseorang yang bahkan gak mungkin mencintaiku balik. Orang itu, kakak kelasku. Orang itu tampan, pintar, dan juga...