Part 5

15.5K 817 19
                                    

Selesai mengenakan kemeja putih, rok putih dan rompi kotak kotak aku menguncir rambutku. Lalu mengenakan sepatu kets merahku.

Aku mengambil tasku di balik pintu dan bergegas turun ke bawah.

Hari ini, hari pertama kami makan bersama ayah setelah satu setengah tahun lamanya tak bertemu.

"Pagi.." sapaku pada semua yang ada disana.

"Pagi Berlian..," ayah tersenyum padaku. "Gimana sekolahnya?" Tanya ayah sembari memakan nasi gorengnya.

"Baik baik aja yah..," jawabku sambil mengambil piring.

"Ntar malem ikut ayah ya?" Pinta ayah.

"Kemana yah?" Tanyaku.

"Ketemu sama rekan kerja ayah," ucap ayah dengan santai.

"Kenapa ayah ngajak aku? Kan ada Mutia sama Intan juga?"

"Anak ayah yang paling besar kan kamu," ayah berucap sembari mengunyah.

"Tapi yah.."

"Gak ada tapi tapian Berlian. Pokoknya ayah gak mau tau, jam 7 malam kamu sudah dandan yang cantik," ayah menyela perkataanku lalu mengambil tasnya dan pergi.

"Pasti lo mau dikenalin sama anaknya temen ayah," terka Intan jail.

Aku mengernyitkan dahi, "Masa sih?" Tanyaku tak percaya.

"Iya serius! Tadi lo liat kan ekspresi ayah kek gimana?"

"Intan ngaco tuh! Gak usah di dengerin deh," bantah Mutia yang sudah ada diambang pintu.

"Tau ah! Terserah lo deh mau bilang apaan," kataku cuek lalu meninggalkan Intan dan berangkat sekolah.

------------

"Tadi di cariin Kak Sinta tau," Laura memberi tauku.

"Emang kenapa?" Tanyaku.

"Katanya sih mau minjem kamera. Tadi sih lo belum dateng jadi gue bilang lo gak ada deh. Keknya penting banget deh Ber, samperin gih!" Katanya panjang lebar dan aku pergi dengan berlari cepat.

Hingga sampai di kelas Kak Sinta aku mendongakkan kepala mencari keberadaan Kak Sinta.

Belum selesai aku menjelajahi ruang kelas, seseorang menepuk pundakku.

"Apaan sih.." aku terdiam sesaat.

Kak Bryan!

Ya, itu dia.

"Lo yang kemaren itu kan?" Dia berusaha mengingat ingat.

"I.. iya Kak," ucapku tergagap.

"Ngapain lo disini? Nyariin gue ya? Atau mau maling? Ngaku lo!"

"Enak aja! Siapa juga yang mau nyariin Kakak? Apalagi maling? Gue mau nyari Kak Sinta."

"Sinta tadi.."

"Sinta pulang tadi ngambil kamera katanya! Lo ngapain disini? Sana pergi!" Tiba tiba saja sosok Kak Wulan muncul entah darimana. Aku dan Kak Bryan hingga terlonjak saking kagetnya.

"Ohh.. trus tadi ngapain Kak Sinta nyariin gue?"

"Mimjem kamera lo! Tapi gak jadi. Mengingat kamera lo punya kualitas yang gak sebagus kamera gue!" Ucapnya sinis.

Sabar Berlian!

"Kamera kayak gitu mana bisa motret sebagus fotografer luar negri!" Ledeknya.

"Bodo!" Aku mengalihkan pandangan.

BERLIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang