Part 2

21.1K 1K 12
                                    

A/N : Cek mulmed ada Laura

-------------------

Aku kini sedang mengikuti lomba fotografi di sekolah.

Yap! Setiap dua bulan sekali sekolah selalu mengadakan berbagai macam lomba dari semua ekstrakulikuler yang ada.

Dan salah satunya adalah fotografi.

Dengan bangga aku menunjukkan hasil foto ku beberapa minggu yang lalu.

Ada 10 foto yang ku ikut sertakan dalam perlombaan ini. Terkecuali foto cowok misterius itu.

Yang benar saja jika aku menambahkan foto itu? Bisa malu aku!

Setelah semua foto aku pamerkan, juri mempersilahkanku keluar.

Juri kali ini ada 3. Pertama, guru pembimbing di ekstra fotografi, Pak Septa. Kedua, salah satu senior di club kami dan juga ketuanya, Kak Aninda. Dan yang terakhir adalah kepala sekolah, Bu Asti.

Aku keluar ruangan penilaian dengan perasaan lega. Ku hembuskan napasku yang tertahan.

"Gimana?" Tanya salah satu seniorku.

"Juri sih gak komentar Kak, tapi aku ragu sama hasil fotoku," aku mengambil botol mineral yang telah tersedia lalu menenggaknya hingga setengah.

"Kakak yakin kamu pasti menang. Hasil jepretanmu juga gak kalah kok sama para senior," ujarnya menyemangatiku.

"Makasi Kak," aku tersenyum ramah padanya.

Lalu dia bangkit dan menuju ruang penilaian.

Dia salah satu seniorku yang baik. Tidak seperti Kak Wulan yang selalu sirik padaku. Namanya Kak Sinta.

Aku merentangkan tubuhnya. Lalu menghirup udara segar. Kini aku sudah mulai tenang kembali.

Namun disaat lagi enak enaknya bersantai, Laura datang dengan sangat histeris.

"Berlian!! Liat deh ini! Gue juara 3 Ber!!" Teriaknya bahagia, yang membuat semua orang di sekitar kami menutup telinganya.

"Gak usah pake teriak juga kali," aku cuek saja, tak memperhatikannya.

"Ihhh.. liat dulu Ber, gue menang lomba!!" Dia menunjukkan piagam yang didapatkannya.

Laura mengikuti club bahasa inggris. Kemampuan dalam berbahasa inggrisnya sangat jago. Bahkan nada bicaranya seperti bule asli.

Jelaslah! Dia kan ada turunan London dari kakeknya.

"Iya iya tau deh yang juara," ujarku sirik.

"Ahh.... jangan gitu dong!" Dia tampak malu malu.

"Emangnya tadi lo disuruh ngapain sih? Kok bisa menang?"

"Story telling Ber. Gue nyeritain dongengnya putri tidur," dia tampak antusias.

"Gitu aja menang? Gampang banget sih? Susahan gue dong!"

"Susah kali cerita pake bahasa inggris!" Gerutunya.

"Iya deh. Selamat ya udah menang," aku menyalami tangan Laura dan tersenyum.

-----------

Sekarang saatnya pengumuman juara lomba fotografi. Aku duduk di salah satu kursi peserta. Disebelahku ada Kak Sinta dan disebelahnya ada Kak Wulan.

Ada 10 orang yang mengikuti lomba ini.

Aku menunggu sambil bercengkrama dengan Kak Sinta. Hingga akhirnya Kak Aninda datang.

"Selamat siang semua! Disini saya akan mengumumkan juara lomba fotografi!" Ucapnya.

"Untuk yang pertama saya mengucapkan terima kasih kepada kalian yang telah bersedia mengikuti perlombaan ini."

"Langsung saja saya umumkan untuk juara ketiga diraih oleh...... Rasinta Melati!! Selamat ya!"

Kak Sinta berjalan mendekati Kak Aninda. Mengambil piagam dan hadiah yang diserahkan oleh kepala sekolah.

"Untuk juara kedua diraih oleh... Ganisya Wulandari!! Selamat ya!!"

Kak Wulan melirikku penuh kemenangan, lalu berjalan dengan angkuhnya.

"Dan untuk juara pertama diraih oleh salah satu junior kita... Berlian Oktaviana!! Selamat ya!!"

Apa!?

Aku juara pertama?

Seriusan? Gak salah tuh?

Aku mengerjap ngerjapkan mataku tak yakin. Aku bahkan sudah berhasil mengalahkan seniorku.

"Berlian silahkan kesini," suara Kak Aninda membuatku tersentak dan berjalan mendekat.

Aku mengambil piagam dan sebuah amplop dari kepala sekolah dan tersenyum bangga.

Kak Wulan yang berada disampingku menatap sinis.

Sebelum pergi, kami berfoto ria bersama.

---------

"Ternyata kemampuan lo boleh juga," ucap Kak Wulan yang menghalangi jalanku ketika hendak ke kantin.

"Permisi Kak, aku mau lewat," kataku pelan.

Aku berusaha untuk berjalan ke celah disampingnya. Namun ia tetap menutupi jalanku.

"Dengerin gue! Lo itu gak boleh lebih hebat dari gue! Karena yang paling hebat di club fotografi cuma gue!" Bentaknya kasar lalu meninggalkan begitu saja.

Dasar cewek gak tau diri!

Berasa banget dirinya yang paling sempurna.

Punya kaca gak sih dirumah?

Ngaca dulu napa!

Aku mendengus sebal lalu meneruskan jalanku ke kantin.

-----------

Minggu, 19 April 2015 (17:52 WITA)

Jelek ya? Gak usah dibaca deh daripada ngerusak mata kalian.
Heheh.. aku labil orangnya. Cerita yang kemaren kemaren abaikan sajalah udah ku hapus. Soalnya partnya double gitu. Gak tau deh kenapa.
Harus vomment loh kalo udah baca!


BERLIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang