Part 7

14.6K 708 6
                                    

Aku tengah sibuk mengerjakan soal soal latihan yang diberikan Pak Andre, karena kebetulan Pak Andre sedang keluar kota.

Suasana kelas yang tadinya aman, tentram dan damai berubah menjadi rusuh ketika Audrik, si ketua kelas datang membawa tumpukan formulir.

Banyak yang bertanya tanya tentang formulir itu. Aku hanya duduk manis sambil menunggu pembagian formulir tersebut.

Sementara yang ada disamping sedang berteriak memanggil Audrik tidak sabaran.

"Audrik! Buruan napa sih? Gue kepo maksimal nih!" Serunya.

"Sabar kali! Ini juga mau dibagiin," Audrik membentak Laura.

Laura langsung diam setelah mendengar bentakannya.

Aku menerima formulir yang diberikan lalu melihat isinya.

"Ber!! Ini pasti seru deh!" Laura berteriak tepat ditelingaku, membuatku menatapnya tajam.

"Iya gue tau!! Tapi gak usah pake teriak gitu juga kali!" Bentakku kesal.

Aku kembali membaca selebaran itu.

"Ber, ntar lo mau pake kostum apa?"

"Gak tau deh. Gue bingung. Kenapa temanya harus pesta kostum sih? Berpasangan lagi!" Aku menggerutu sebal.

"Bagus dong. Jadi lo bisa pasangan sama Kak Bryan!" Ucapnya bahagia.

Ohh iya! Kenapa aku tidak kepikiran ya?

Eh? Memangnya dia mau denganku?

Ahh.. ada ada saja Laura!

"Kenapa sih harus dia mulu?"

"Karena dia jodoh lo," jawabnya santai.

"Ihh.. ngaco deh!"

"Tapi mau kan?" Laura berkedip nakal.

Aku langsung menjitak kepalanya yang menimbulkan bekas merah.

"Sakit tau Ber!" Dia meringis.

"Abisnya lo duluan sih. Trus lo dateng sama siapa?"

"Mana gue tau!" Ucapnya cuek.

Selama ini Laura memang jarang berdekatan dengan cowok. Hanya satu dua cowok yang dekat dengannya.

Tapi sampai sekarang dia tak kunjung memiliki pacar. Sama sepertiku, jomblo sejati.

-----------

Aku berjalan menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku yang selama ini ku pinjam.

Buku tentang pengelolaan sumber daya alam. Buku yang menjadi perantara kedekatanku dengan Kak Bryan.

Saat ku masuk, seperti biasa perpustakaan selalu sepi pengunjung. Murid murid lebih memilih ngerumpi bersama teman daripada menghabiskan waktu membaca.

Aku menyerahkan buku itu kepada penjaga perpustakaan yang tidak lain adalah Bu Nurul.

"Bu saya boleh pinjem buku lain?" Tanyaku sopan.

"Tentu saja boleh," ijinnya senang.

Lalu aku menyusuri rak rak buku yang menjulang tinggi. Memilih milih buku yang akan ku pinjam.

Saat aku ingin menuju rak buku novel, tanpa sengaja ku lihat Kak Bryan tengah sibuk membaca sambil berdiri. Wajahnya terlihat begitu serius, membuatku ingin mengabadikan momen ini.

Ku raih kameraku dan ku foto Kak Bryan. Ku tatap hasil fotoku dengan seksama. Sungguh indah objek fotoku kali ini.

Saat ku ingin mengambil foto lagi, ternyata orangnya sudah tidak ada disana.

BERLIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang