Catatan: Cerita ini hanya fiksi, bila ada kesamaan nama tokoh, latar, dsb., itu hanya kebetulan semata.
Tema: Untuk Calon Jodoh
Hari ke-5***
Malam itu, gadis kecil bernama Van sedang duduk lesehan sehabis sholat. Ia termenung, mengingat percakapan teman-temannya tadi siang. Mereka membicarakan hal yang tidak dimengerti Van, yaitu tentang crush. Awalnya ia hanya tahu kalau 'crush' berarti menghancurkan, tapi setelah tahu bahwa yang mereka maksud adalah "orang yang disukai", ia mulai penasaran dan mencoba seperti kawan-kawannya dengan mempunyai seorang crush.
Ia menengadahkan tangan, lantas berdoa dengan segenap hati, mencurahkan hatinya ke Tuhan. 'Ya Allah ... aku pengen gaul kayak temen-temen, mau punya crush, ya Allah, aamiin ....' pintanya di dalam hati. Dia mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah.
Paginya, saat berkeliling mencari udara segar, gadis kecil itu bertemu dengan seorang bocah laki-laki yang sedang menongkrong di depan rumah, sambil membaca komik. Van terkesima dengan gaya anak itu, dan bergumam, "Mulai hari ini, dia jadi crush-ku!" Sekilas memandangi, ia kembali berkeliling untuk mencari udara segar.
Sepulang dari sekolah, Van yang sudah mengganti baju pergi ke tempat perkumpulan GGC—Gadis-Gadis Cute—, menemui teman-temannya di sana.
"HEI TEMAN TEMAN! Aku juga punya crush, loh!" seru gadis kecil dari kejauhan yang sedang berlari ke arah tempat perkumpulan.
"Siapa-siapa??" tanya Lena dengan bersemangat.
Gadis yang baru tiba itu tersenyum bangga. "Kalian tahu Fajar anaknya Bu Ita, 'kan?"
"Fajar!?" Gadis itu mengisyaratkan 'tepat sekali' menggunakan anggukannya.
"Wah ... 'gak nyangka, deh, seorang bocah polos seperti Van mengikuti jejak kita," ujar Dina, salah satunya.
Van terkikih-kikih melihat respons mereka.
"Hmm ... Van, tapi apa bagusnya dari si Fajar?" tanya Checa.
'Eh?'
Yang lain mengangguk. "Iya juga, apa bagusnya?"
"O-oh .... Ka-kalian tahu 'kan, kalau Fajar itu waktu sebelum matahari terbit? Nah ..., aku liat dia pagi tadi. Wajahnya waktu itu benar-benar bercahaya, dan membuatku terpesona. Cocok banget deh sama namanya," dalih Van.
Semua anggota GGC kagum dengan penjelasan Van, seakan Fajar anaknya Bu Ita memang semenawan itu.
Sampai beberapa hari ke depan, mereka masih menjadikan crush sebagai topik paling seru di perkumpulan. Dan pada akhirnya, Van mulai merasa jemu dengan topik Fajar si anak Bu Ita. Dia berpendapat bahwa crush harus diganti tiap minggunya supaya tidak bosan.
Malam saat ia mulai jenuh, tangannya kembali menengadah, berdoa.'Ya Allah ... kali ini aku 'gak mau crush, tapi jodoh aja. Aku pengen Rehan si anak orang kaya itu jadi jodohku di masa depan. Supaya bisa pamer ke teman-teman,' pintanya yang kedua kali. Lantas mengucapkan kata "aamiin" seraya menangkupkan wajah dengan tangan sebagai penutupnya.
Begitu hari berikutnya datang—hari libur—, Van lebih bersemangat lagi, ia bahkan pergi ke tempat perkumpulan setengah jam sebelum yang lain datang, hanya karena ingin memamerkan crush barunya yang lebih 'WOW' daripada si Fajar.
Setelah menit demi menit berlalu, Lena anak paling aktif saat membicarakan topik ini datang. "Eh, Van? Tumben banget datang lebih awal," basa-basinya.
Van hanya membalas cengiran. Mereka duduk-duduk sambil menunggu yang lain tiba. Satu per satu datang, sampai lengkap sudah empat anggota.
"Teman-teman! Aku sudah punya yang baru!" Van memancing perhatian.
Kawan-kawannya menatap penasaran, berusaha tak berkedip. Lalu tiba-tiba saja ada sekumpulan bocah laki laki yang menghampiri mereka, mungkin ingin mengundang mereka sebagai penonton di pertandingan futsal nanti sore—dan di antaranya ada Fajar anak Bu Ita.
"Rehan!" seru Van girang, gadis ini menunjuk ke salah satu bocah di sana.
"Rehan?" Mereka semua menoleh ke sekumpulan bocah itu, terkejut.
Lena mendekat kepada Van yang ada di sebelahnya, berbisik, "Jadi si Rehan itu crush-mu, Van?" Pertanyaannya hanya dibalas anggukan.
Namun, tidak lama gerakan menggeleng Van muncul. "Eh, enggak-enggak! Rehan bukan crush-ku, tapi jodohku di masa depan!"
Rehan yang mendengar seruan itu terkaget, "Hah? Maaf, Van. Tipeku itu gadis bule, bukan gadis Asia ...."
Mendengar perkataan Rehan, Van sedikit kecewa karena jadinya ia tidak bisa memamerkan kekayaan ke anggota GGC yang lain. Namun, saat dia menangkap sosok bocah laki-laki di sebelah Rehan, ia mulai bersemangat lagi.
"Kalau begitu, Rendi! Kamu jadi jodohku di masa depan!" Mata Van mengerjap antusias. Saat ditolak oleh anak yang disukainya, ia malah memutuskan untuk memilih kembaran si crush tanpa habis pikir.
Seluruh anak di sana menepuk dahi. 'Aduh, Van ..., ada-ada aja dia,' batin mereka semua kecuali Van, mereka sedikit lelah dengan pemikiran gadis kecil itu.
The End.
***
—Selasa, 12/04/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Lapangan Kehidupan
Short StoryHidup tidak seperti jalan tol, selalu ada tikungan tajam di tiap perjalanannya. (Antologi cerpen) Sᴛᴀʀᴛ: 8 April 2022 Fɪɴɪsʜ: 27 April 2022 * * * DILARANG KERAS PLAGIAT!!! Cover by Pinterest