Catatan: Cerita ini hanya fiksi, bila ada kesamaan nama tokoh, latar, dsb., itu hanya kebetulan semata.
Tema: Harapan
Hari ke-20 (Terakhir)(Belum revisi)
***
Ingat Veira? Itu aku. Kini usiaku sudah hampir kepala dua, lulus sekolah beberapa bulan lalu. Empat tahun lebih aku pergi dari rumah lamaku, rasanya semua sudah berubah.
Lumayan lama aku tinggal bersama Mama, kini sikap Mama sudah lebih baik, aku jadi senang. Bahkan sekarang kami menjadi ibu-anak sejati, seperti hubungan ibu-anak kebanyakan di luar sana.
Selain itu, sesuai dengan permintaan teman lamaku, aku selalu mengenang pertemanan kami. Meski di detik terakhir sebelum aku pergi rahasianya terbongkar, di detik itu juga pernyataan tulusnya terlihat.
Entah bagaimana kabarnya sekarang. Sejak kepindahanku, satu kalimat pun tidak pernah kusampaikan padanya. Dia mungkin masih menggunakan nomor yang sama—entah sampai kapan, namun sebaliknya, justru akulah yang mengganti nomor telepon. Pesan di roomchat kami telah kuhapus total, tak bersisa. Sebenarnya aku masih memiliki nomor anak itu.
Yah, tapi kuharap dia masih baik-baik saja. Jika disuruh pilih, bertemu dengannya atau bertemu dengan teman palsuku di masa lalu, tentu lebih baik anak itu. Kupikir memang selalu begitu, ada saja orang dengan pemikiran jahat, aku hanya perlu berhati-hati.
Aku membuka laci, meraih album foto. Terpampang jelas di halaman pertamanya, sebuah photo box kenangan milikku.
Setelah dilihat kembali, rasanya aku masih merindukan dia.
The end.
***
—Rabu, 27/04/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Lapangan Kehidupan
Short StoryHidup tidak seperti jalan tol, selalu ada tikungan tajam di tiap perjalanannya. (Antologi cerpen) Sᴛᴀʀᴛ: 8 April 2022 Fɪɴɪsʜ: 27 April 2022 * * * DILARANG KERAS PLAGIAT!!! Cover by Pinterest