𝙻𝚞𝚙𝚊

0 1 0
                                    

Catatan: Cerita ini hanya fiksi, bila ada kesamaan nama tokoh, latar, dsb., itu hanya kebetulan semata.

Tema: Ramadhan
Hari ke-15

(Belum revisi)

***

Hari ini sudah hari ke dua puluh bulan Ramadhan, tetapi Van masih sering lupa kalau sehari-harinya ia sedang berpuasa.

Pagi ini, ia sahur dengan makanan yang telah disiapkan sang Ibu, dilanjutkan dengan salat subuh berjamaah di masjid bersama teman-temannya—tak lain dan tak bukan adalah anggota GGC, Gadis-Gadis Cute. Namun, setelah salat ia malah kembali meringkuk di kasur, yang membuatnya tidur lebih lelap sampai pukul tujuh pagi.

Segera setelah bocah itu terbangun, ia pergi ke dapur dengan tubuh sempoyongan masih mengantuk. Van meraih gelas di rak, menghampiri teko di atas meja, dan menuangkan air ke dalamnya. Gelas yang telah penuh dengan air itu diteguk Van. Habis tidak tersisa.

Tiba-tiba seseorang datang mendekati Van dengan ekspresi terkejut.

"Hei, Van ... lagi apa?" Remaja lelaki di belakangnya menegur.

Gadis kecil yang baru setengah sadar mendongak, matanya menyipit. "Kakak?" gumamnya.

Mata remaja itu menuju ke sebuah gelas yang berada di tangan Van. "Van, apa ... kamu lupa hari ini puasa?" tanyanya.

Van dengan santainya menjawab, "Van ingat, kok, Kak."

"Loh, terus kenapa minum?"

Bocah itu menyerap pertanyaan tersebut, sempat melongo saat melihat gelas yang ada di tangan kanannya.

"Eh .... EH!" Di menatap takut kakaknya. Jangan-jangan dia akan diadukan kepada sang Ibu tidak lama lagi. "Kak ... ja-jangan kasih tahu Ibu," pintanya dengan raut wajah khawatir.

"Tunggu, Van sengaja meminum air itu atau bagaimana?" selidik kakaknya.

"Van lupa, Kak. Bangun-bangun malah ke dapur buat minum," jelasnya.

Si Kakak hanya mengamati, tidak langsung percaya.

"Sungguh, Kak! Ini 'kan bulan puasa, Van 'gak mungkin berbohong."

Mendadak mimik wajah sang Kakak berubah drastis, yang mulanya mode serius, kini malah tampak seperti sedang menahan tawa.

"Duh, Kakak terlalu receh untuk menahan tawa, wajah anehmu selalu menggelakkan yang melihatnya, Van."

Van terlonjak kaget, mulai jengkel. "Aneh? Wajah Van aneh, Kak?" tanyanya kesal.

"Pfft! Jangan marah, Van! Kalau marah jadi lebih aneh." Kakaknya malah tertawa terpingkal-pingkal sekarang.

"Ah, udahlah, Van mau mandi." Bocah itu menyerah.

"Hahaha, maaf, deh .... Lagipula, puasanya 'gak batal kok kalau memang lupa."

Van berdecak senang. "Fyuuh ... untunglah!" Ia pergi mengambil handuk, lalu pergi ke kamar mandi.

The end.

***

—Jumat, 22/04/22

Lapangan KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang