Enemy pt.3

2.4K 71 9
                                    

(No NC here so... enjoy the story)

Dan disinilah hongjoong sekarang, sebuah kota kumuh yang ada di bawah tanah dengan lampu-lampu usang yg hampir rusak menjadi satu-satunya cahaya yang bisa dia lihat di sepanjang jalan

"Benar-benar tempat yang mengerikan bukan…, butuh waktu untuk beradaptasi tapi aku yakin tak akan butuh waktu lama bagimu, aku jamin itu" kata San sambil memamerkan senyum manisnya

"Menjamin? Memang kau tau apa…"

"Kau mantan tentara, jadi aku yakin kau kuat kalau tidak kau pasti sudah mati sejak perang pertama"

"Kuanggap itu sebagai pujian"

"Ayo, tempatku tak terlalu jauh sebaiknya jangan tertinggal, akhir-akhir ini pemburu liar banyak berkeliaran"

"Pemburu liar? Memangnya di sini ada binatang untuk di buru?"

"Orang yang membunuh target secara acak untuk dilucuti organ tubuhnya, kau pasti tau bukan kalau organ manusia harganya sangat mahal apalagi jika kau menjualnya di pasar gelap. Akhir-akhir ini aku sering menemukan plastik sampah berisi potongan tubuh para pelacur yang sudah tak ada mata dan rahimnya, ugh! Membereskan mayat mereka benar-benar merepotkan padahal bukan aku yang melakukannya" mendengar apa yang baru saja San ceritakan itu tiba-tiba jantung Hongjoong pun berdegup lebih kencang sementara tangannya tanpa sadar mulai mengeluarkan keringat dingin

"Aku sudah bilang padamu sebelumnya kan…. Tempat ini adalah neraka dunia, di sini hukum sama sekali tak dianggap, satu-satu prinsip yang berlaku hanyalah yg kuat yang bisa bertahan itu sebabnya mayoritas penduduk disini adalah pembunuh, pencuri atau pelacur karena… memang pekerjaan apa lagi yang bisa kami lakukan disini…"

"Kau… tinggal disini sejak kapan?"

"Saat usiaku 4 tahun, ibuku bangsawan tapi jalang itu malah selingkuh dengan seorang pelacur pria dan melahirkanku. Saat tau apa yang dia perbuat suaminya marah dan akhirnya mereka berdua dibunuh sedangkan aku di buang ke tempat ini"

"Maaf…"

"No no tak perlu minta maaf, dari awal memang hidupku sudah sial jadi tak perlu minta maaf, lagipula bisa bertahan hidup saja sudah menjadi kebahagiaan tersendiri untukku" meskipun masih merasa tak enak hati karena membuat San bercerita tentang masa lalunya yang kelam, Hongjoong hanya diam sembari mengangguk kecil

Setelah berjalan cukup jauh kedalam kota akhirnya mereka berdua pun sampai di depan sebuah bangunan yang tak terlalu besar dengan tulisan 'Blue Desire' di depannya

"What? Belum pernah masuk rumah pelacuran sebelumnya? Wajahmu benar-benar kaku kapten" kata San sambil menahan tawa saat dia melihat Hongjoong yang tiba-tiba saja berhenti dengan wajah memerah

"B-bukan begitu, hanya saja… sesekali karena aku tak pernah benar-benar merasa nyaman disana"

"Harusnya tak masalah, ayo masuk tenang saja aku akan menjamin nyawamu disini" setelah menghela napas dalam-lama Hongjoong pun kembali mengikuti langkah San menuju ke dalam bangunan

Dan benar saja, saat pertama kali dia melangkahkan kakinya kedalam bangunan Hongjoong pun langsung batuk tersedak aroma pelumas dan bau menyengat lainnya yang bisa dia asumsikan sebagai bau dari orang-orang yang tengah memuaskan hasrat seksual mereka disana

"Kuatkan dirimu kapten, beberapa orang bahkan sempat muntah saat pertama kali masuk"

"Dan aku tau persis apa sebabnya"

"Memangnya apa yang kau harapkan dari bordil kumuh di kota busuk ini? Ayo jalan, ruanganku ada di lantai atas, disana sedikit lebih tenang dari tempat ini"

"Kuharap kau punya kantung muntah disana"

"Ada jendela jika kau mau muntah, tapi perhatikan dulu sebelum melakukannya karena aku tak mau mucikari sialan itu memberiku kerja tambahan"

"Kerja… jadi-"

"Jangan salah paham, aku cuma petugas kebersihan bukan pekerja seks, cuma wanita dan beberapa pria cantik yg bekerja sebagai pelacur disini, ya… meskipun tak sedikit orang brengsek yang suka meremas pantatku saat lewat"

"Turut berduka soal itu" mendengar apa yang baru saja dikatakan Hongjoong, San hanya tersenyum sebelum membawanya masuk kedalam ruang minimalis yang ada di hadapan mereka

"Selamat datang di kamarku, maaf kalau tak sebesar rumah dinasmu di atas sana"

"Bangunan itu penuh orang brengsek, tak perlu meninggikan begitu" gumam Hongjoong sesaat setelah tubuhnya tumbang ke kasur milik San

"Setidaknya disana kau bisa makan dan tidur dengan benar"

"Omong kosong, hampir 80% sisa hidup aku gunakan untuk berperang. Kau kira enak tidur di tenda sambil mendengar granat berjatuhan…"

"Di atas, di bawah, well… sepertinya kita sama-sama sial"

"Hmm"

Di tengah diamnya mereka, Hongjoong hanya melihat kearah San sekilas ingin bicara namun tiba-tiba saja niatnya batal saat sang pemilik kamar menoleh kearahnya  dan kembali bicara

"Rindu seseorang?" Kaget dengan pertanyaan yang baru saja dia dapat  Hongjoong hanya menatap sudut ruangan sambil bergumam

"Mungkin…"

"Kau tau…. Kota ini memang penuh dengan orang mengerikan, tapi….jika dilihat faktanya tempat ini hanyalah tempat pulang untuk orang putus asa"

"Orang putus asa…"

"Ya…. Kau tau, orang-orang yang sudah dibuang oleh dunia dan akhirnya mereka menemukan tempat untuk dirinya sendiri, tempat yang bisa di panggil rumah meskipun kenyataannya kota ini tak lebih baik dari gambaran neraka"

"Kalian pasti punya waktu yang sangat berat disini"

"Begitulah…. Beberapa yang sudah muak mungkin pergi ke atas untuk mencari kehidupan yang lebih layak, tapi sayang hanya sedikit yang bisa mencapai semua itu karena orang-orang dari kota bawah sering dianggap kriminal berbahaya dan akan langsung di habisi"

"Seburuk itu?"

"Seburuk itu, bahkan yg bisa ke atas saja sampai bisa dihitung mengunakan 1 tangan, tapi yang paling kuingat adalah  Mars dia cantik, kuat dan pintar aku yakin sekali dia pasti mendapatkan kehidupan yang lebih baik disana, well… meskipun aku sedikit marah saat dia menjadikanku kambing hitam dalam upayanya tinggal di atas"

"Aku tak mengenalnya tapi dia terdengar seperti orang licik"

"Benar kan? Ya… tapi aku tak terlalu masalah soal itu asal temanku senang, tapi sayangnya aku tak bisa bohong kalau aku merasa agak kesepian semenjak dia pergi, ditahun-tahun awal dia masih sering berkunjung tapi beberapa saat setelahnya dia tak pernah kembali lagi"

"Hmmh… kehilangan teman memang berat, aku juga pernah mengalaminya.."

"Awalnya aku mengira kalau dia sudah lupa tapi saat kucari tau ternyata dia sudah tergabung dengan pasukan militer sebagai tenaga medis, dia bahkan tak lagi menggunakan nama Mars"










"... dia memakai nama Park Seonghwa"

Tbc

19+ Area of AteezTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang